Sejak bulan lalu, saya sudah melihat trailer film Ayat-Ayat Cinta 2 yang tayang di Bioskop mulai Desember. Infonya akan ada Ayat-Ayat Cinta 2 tentu sudah dari ulan-bulan sebelumnya. Tetapi, setelah nonton trailernya, terlebih saya juga belum sempat baca novelnya (ga jadi-jadi beli), keinginan buat nonton entah kenapa ga setinggi saat Ayat-Ayat Cinta yang pertama.
Tapi, alhamdulillahnya di liburan panjang ini saya dapat undangan #NontonBarengWardah dari Wardah Beauty dan Kumpulan Emak-Emak Blogger. Ya, lagi-lagi berkah seorang blogger dan kebaikan KEB yang mau ngundang saya untuk nonton AAC2 di XXI Epicentrum Walk Jakarta. Ya lumayan dong, mengobati rasa kangen sama sosok Fahri yang sempat muncul di masa SMA dulu. Jadi berasa nostalgia ke 10 tahun yang lalu, masa-masa ababil dan pencarian jati diri.
Baca juga : Resolusi 2018 Hidup Sehat Tanpa Sakit-Sakitan
Fahri, itu sempat jadi model laki-laki idaman sejak munculnya film Ayat-Ayat Cinta yang pertama di tahun 2008 lalu. Secara, tahun itu saya juga masih SMA masih baper-baperan dan galau-galauan ya. Jadi waktu melihat ada sosok Fahri di Novel dan Film Ayat-Ayat Cinta langsung deh kebawa euforianya. Secara, Fahri itu religius, penghafal Al-Quran, pintar, sederhana, berkarisma juga. Dia bukan dari keluarga berada tapi bisa menikah sama Aisah yang kaya raya. Bikin klepek-klepek ya buat anak SMA seperti saya waktu itu. Hehehe.
Lalu Bagaimana kisahnya Fahri dan Aisah sekarang? Akankah Ayat-Ayat Cinta kembali menjadi film Favorit dan terlaku di Indonesia? Sebelum dijawab, saya sampaikan pandangan dan pendapat saya tentang Film Ayat-Ayat Cinta 2 ini dulu ya.
Alur dan Cerita Ayat-Ayat Cinta 2 : Tentang Kisah Fahri dan Aisyah
Kalau boleh jujur, jalan cerita di ayat-ayat cinta-2 ini bener-bener khas dari Novel Kang Abik (Habibburahman El Shirazy) yang nuansa roman, pengorbanan, latar islam dan sisipan nilai-nilai di dalamnya begitu menonjol. Jadi, saat lihat Ayat-Ayat Cinta 2 saya juga gak bisa lupa dari novelnya Kang Abik seperti Bumi Cinta. Entah kenapa alurnya mirip-mirip, karakter utamanya juga mirip-mirip, bahkan adegannya juga ada model debat-debat ilmiahnya gitu. Mungkin sudah jadi pakem nya Kang Abik ya.
Tapi, so far saya menilai alur cerita di Ayat-Ayat Cinta 2 tidak sebagus Ayat-Ayat Cinta yang pertama. Pertama saya menilai secara keseluruhan terlalu drama banget dan kedua saya menilai sosok Fahri adalah sosok malaikat sempurna yang tanpa cacat. Artinya, sepanjang film saya suka berpikir, memang di dunia nyata ada ya sosok macam Fahri di AAC2 ini? Seorang profesor muda di Edinburgh yang juga akan pindah ke Oxford, punya kekayaaan (walaupun memang ada peninggalan istrinya – Aisyah), punya mini market dimana-mana, punya butik, santun, religius, hafal Al-Quran, moralnya keren, selalu bisa bantu orang dan yang pasti selalu baik sama orang lain walaupun beda keyakinan.
Itu baik banget. Dan sampai saya ragu, adakah kenyataan-nya di dunia ini seperti dia? Rasa-rasanya kok kurang “manusiawi” banget. Karena fitrah manusia tidak ada yang sempurna dan selalu ada kekurangan. Tapi justru perjuangan sesungguhnya di mata Allah kan ada pada perjuangan menaklukkan kekurangan itu. Heehehe. Cuma satu mungkin sih kekurangan Fahri, dia ga bisa nolak untuk bantu orang lain, jadi suka kebawa-bawa sama masalah orang lain.
Selain itu ada beberapa part yang bikin saya bertanya-tanya sendiri dan kenapa sih harus begitu? Jadi berasanya kurang logis dan masuk akal. Makanya itu yang saya bilang, ini agak drama banget, macam sinetron Indonesia atau Drama Korea ala-ala.
Misalnya adalah saat Fahri menerima seorang wanita bercadar yang merupakan imigran, dan diperbolehkan bekerja di rumahnya. Entahlah buat apa, alasannya sih biar aman dan ingin menolong? Dia mengatakan di Film bahwa ini jalan satu-satunya. Ah masa iya? Padahal kita tahu, di Ayat-Ayat Cinta pertama, Fahri itu betul-betul menjaga banget masalah hubungan dan interaksi bersama lawan jenis. Tapi kali ini kayaknya dia memperbolehkan ada wanita di rumahnya.
Selain itu, Tatjana Saphira, dimana ia sebagai Huliya (sepupu Aisah) dan ngarep banget jadi pendamping Fahri itu sering banget deket-deketan ama Fahri. Tapi Fahri tidak seperti yang dulu, dipakein dasi, diajak selfie aja mau kok sama Huliya. Padahal dulu liat-liatan aja, merasa sudah dosa. Hehehe.
Tentang kejanggalan Fahri lagi, yang bikin kesel dan menguras emosi. Kamu gimana sih Fahri, masa kamu ga kenal sama istri kamu sendiri? Iya, jadi ada dimana dia gak kenal sama istrinya sendiri. Siapa istrinya, yang mana, dimana, supaya rame bisa nonton di Filmnya aja sendiri ya. Dan ini jadi pertanyaan saya sepanjang cerita yang bikin saya heboh sendiri saat nonton. Hehehe.
Dalam cerita ini juga masih ada kisah Aisyah yang berkorban dan ikhlas demi suaminya. Bisa nebak gak? Ya, saya melihat kisah Aisyah ini ga jauh berbeda sama Ayat-Ayat Cinta yang pertama. Merelakan suaminya untuk wanita lain. Tapi bagaimanakah ujungnya? Sepertinya kalau menonton nanti, bisa menebak sendiri akhirnya gimana ya?
Tapi sama seperti Fahri. Sosok Aisyah juga sepertinya sulit ditemukan di dunia nyata. Adakah wanita yang rela memberikan suaminya untuk orang lain, lalu dia terlunta-lunta padahal dia juga memiliki kekayaan dan harta yang sebetulnya adalah hak dia sendiri. Saya merasa cerita ini terlalu berlebihan untuk mendefinisikan wanita dan kenyataannya ada pilihan rasional lainnya yang bisa diambil oleh wanita untuk lebih kuat, tegar, dan mengambil masa depan yang lebih cerah. Tentu jika ada Aisah di dunia nyata, saya yakin dia akan ambil keputusan yang lebih baik daripada di Film.
Ah tapi namanya juga Film ya. Hehehe. Semua terserah dari penulis dan sutradara. Tapi, ngasih opini gak apa-apa kan? Hehehe
Sisipan Nilai dan Moral di Dalam Ayat-Ayat Cinta 2
Dalam cerita Ayat-Ayat Cinta 2, ada beberapa karakter dan konflik yang bisa diambil hikmah banyak. Terutama soal perdamaian, menghargai sesama, bahkan menghormati keberagaman. Di Edinburgh ceritanya Fahri tinggal bersama dengan para tetangga yang beragam dan memiliki keyakinan berbeda. Salah satunya adalah Nenek yang beragama Yahudi. Walaupun si Nenek tidak suka sama Fahri karena ia Islam dan dianggap terorist, namun karena kebaikan Fahri, si nenek pun luluh sama Fahri.
Ada lagi kisah Keira dan Adiknya yang juga membenci Fahri. Tapi karena kebaikan si Fahri, Keira ini selalu diselamatkan sama Fahri bahkan Fahri rela membayarkannya kursus violin dengan pemain violin ternama tanpa sepengetahuan Keira. Baik banget ya Fahri? Keira ini juga mengalami traumatis dengan islam, karena ayahnya pernah terbunuh karena kasus terorisme yang pernah terjadi di London.
Ada juga Tetangga Fahri bernama Brenda yang merupakan seorang Lawyer dan suka mabuk. Walaupun suka mabuk, Fahri juga baik sama dia. Suka nolongin dan tetep santun. Seakan ingin menunjukkan pada dunia, walaupun Fahri didekati wanita cantik dan suka ngajak mabuk, tapi Fahri tidak tergoda lho.
Sejauh ini saya menilai Film Ayat-Ayat Cinta berharap memberikan pesan bahwa islam bukan agama Terorist, bukan juga yang mengekang kemanusiaan, menghargai keberagaman, dan menghormati sesama manusia untuk kedamaian. Apalagi dengan tetangga sendiri, sudah selayaknya saling membantu. Seperti biasa, Kang Abik ingin menunjukkan bahwa Islam membawa perdamaian. Maka tidak jarang juga dalam film ini menunjukkan tentang kegelsiahan dunia tentang Islam yang menakutkan dan konflik berkepanjangan.
Saya kira, Kang Abik ini ingin menunjukkan pada dunia lewat peran Fahri, bahwa orang Indonesia, orang Islam bisa menjadi Agen Rahmatan Lil Alamin, walaupun itu di negara lain. Untuk itu, sosok Fahri digambarkan sedemikian rupa, mungkin supaya orang-orang sadar dan kembali termotivasi bahwa seharusnya sebagai manusia kita punya usaha keras untuk menjadi orang dengan sebaik-baiknya.
Walaupun mungkin rasa-rasanya di dunia nyata sulit menjadi manusia model Fahri, tapi setidaknya Ayat-Ayat Cinta 2 mendorong orang untuk berusaha menjadi sosok yang baik dan menjadi agen peruahan di masayrakat.
Latar Film, Sinematografi, Lagu, dan Akting Para Aktris
Latar film ini mengambil hampir 90% nya adalah di Eropa, yaitu di Edinburgh. Jujur aja, saat nonton Ayat-Ayat Cinta 2 pengen banget rasanya kesana dan kuliah di Edinburgh. Kotanya indah sekali dan bangunan-bangunan antik disana begitu berdiri kokoh. Selain di Edinburgh, juga ada latar di Gaza-Palestina saat menceritakan tentang Aisah yang ternyata menjadi relawan kemanusiaan disana dan ingin membantu temannya menulis cerita tentang anak-anak Palestina. Maka itu ada sisipan kisah tentang bagaimana kejamnya tentara Israel memperlakukan wanita Palestina.Adakah latar Indonesia? Ada tapi hanya sedikit. Dimana adiknya Fahri saat akan pergi ke Eropa menemui Fahri. Ya, hanya itu.
Ada satu adegan film, yang menurut saya kurang pas juga dengan Budaya Eropa. Dimana ada adegan Fahri melakukan debat ilmiah dengan tema Konflik Timur Tengah. Saya merasa debat itu terlalu personally dan cenderung membuktikan bahwa Fahri itu tidak salah, baik, dan bukan terorist. Menurut saya akan lebih baik jika debat ilmiah itu lebih fokus dan berisi tentang dialegtika yang lebih substansi, mengingat budaya akademik dan Eropa yang cenderung lebih terbuka, rasional, dan mengandung kekritisan atau skeptis yang tinggi.
Soal Sinematografi, musik, dan lagu saya suka sekali. Sinematografi dalam film AAC2 benar-benar bisa menangkap dan menggambarkan Eropa dengan sungguh cantik dan mulus. Begitupun lagu yang dibawakan oleh penyanyi pop terkenal Indonesia ini, mulai dari lagu Rossa, Isyana, hingga Krisdayanti begitu ciamik dimainkan dalam adegan yang pas. Jadi bisa nambah baper sih intinya. Hehehe. Tapi kasian sama lagunya Raisa, disimpan di akhir, dan menurut saya kurang ngena juga sih. Jadi berasa hambar aja hehehe.
Soal akting jangan ditanya. Semuanya punya porsi dan karakter yang khas. Apalagi Tatjana Saphira, benar-benar bisa menggambarkan sosok Huliya yang aktif, dinamis, dan cerdas. Cocok deh. Untuk Ferdi Nuril, Dewi Sandra, saya rasa aktingnya tidak jauh berbeda dengan film-film lainnya di Surga yang Tak dirindukan atau Air Mata Surga.
Itu pendapat saya soal Film Ayat-Ayat Cinta 2. Ayat-ayat Cinta 2 ingin membawa pesan perdamaian khususnya islam, namun sosok karakter Fahri begitu sempurna begitupun dengan Aisyah yang menurut saya kurang representatif pada wanita moderen dengan kerasionalitasan yang dimiliki. Dengan kecerdasan dan kemampuan Aisyah, menurut saya pribadi harusnya Aisyah bisa melakukan keputusan yang lebih rasional dan berdampak lebih baik lagi.
Mau nonton atau tidak, saran saya kalau pernah nonton Ayat Ayat Cinta Pertama mending nonton aja. Lumayan mengobati rasa kangen 10 tahun lalu hehehe sekaligus memajukan Film Indonesia. Karena kabarnya ini diputar juga di Malaysia dan Brunei, secara ada artis mereka main di film ini juga.
Semua review di tulisan ini adalah pendapat pribadi. Semuanya bisa berbeda dan silahkan menilai sendiri dengan nonton langsung di Bioskop ya kalau ingin lebih detail.
Siti Faridah says
Jadi pengen nonton AAC2 mbak. Kalo AAC1 Udah baca novel dan nonton filmnya juga dulu. Fahri memang sepertinya lelaki yang sempurna ya mbak. Terimakasih sharingnya.
Efi Fitriyyah says
Kalau punya suami kayaak Fahri aku bakal stres, Mak.Banyak yang modusin dan baiknya ampun-ampunan. jadi parno kalau ‘being use’ sama orang lain. secara sinematografi fim ini keren. Sayang alur filmnya terlalu drama queen buat saya 🙂
Ika Yuni Anggrahini says
Ini film keren banget kok. Aku udah nonton, dan ingin nonton lagi malah. Meskipun saya juga setuju bahwa sesosok Fahri ini sempurna banget, dan sepertinya di dunia nyata hanya sebuah hayalan semata. 😀
Tapi aku suka pesan tersirat yang disampaikan di film ini mengenai “toleransi”.
Semoga akan ada film-film bagus seperti ini. Dan satu lagi, Edinburgh itu indah ya! ?
Viedyana says
Ulasannya lengkap n detail banget..,?
Faridilla Ainun says
Sosok Fahri yang terlalu sempurna rasanya susah banget dicari. Tapi kayaknya kalau punya suami kayak gitu juga bakal bingung gimana ngimbanginnya hahaha
Helena says
Cha, aku udah baca review AAC2 di blog lain. Overall memang Fachri ini terlalu sempurna. Pesan perdamaiannya bagusss sih tapi dia juga manusia lho. Ya kalo ada manusia kayak dia, aku juga mau dong dikenalin. Kali aja dapat rumah *eh
Indira says
Aku juga gak sabar dari beberapa bulan lalu udah ada desus2 ads AAC2 ini. Rencana nya tahun depan aja nunggu sepi bioskopnya hehe.
Ahhh Fahri kok berubah lebih ‘santai’ gitu sama cewe ya x(
Irni Irmayani says
Jadi kayak cerita dogeng ya mbak filmnya ?
aku baru mau nonton filmnya hari ini
Inda Chakim says
Iya ya mbk. Sempurna bgd si fahri. Ganteng jg iya. ?
Ratri Anugrah says
Aduh. Drama banget. Banyak yang mempermasalahkan sosok Fahri di sini sih. Dan sepertinya aku semakin fix nggak lihat hehe. Dulu nonton AAC1 juga kemakan hype. Maklum, masih SMP. Sampe nangis bombay segala :))
Uci says
Sampai sekarang saya blm nonton film ini Mba..masih belum tergerak?
Uci says
Sampai sekarang saya blm nonton film ini Mba..masih belum tergerak?
Dian Safitri says
Aku sebenarnya enggak kepengen nonton AAC2 ini, yang pertama pun aku malas. Tapi aku baru ingat, aku penasaran lihat trailernya pas nyari istrinya. Emang istrinya kemana,Mbak? Kenapa? ehhh malah nanya.
Aku mau ajak mamaku aja deh nonton. Beliau pasti suka. Yang pertama aja dibela-belain ke bioskop macet-macetan bareng kakak-kakak perempuannya dulu.
ivonie says
pengen ngajak nonton suami belum kesampaian nih.
Nurul dwi larasati says
Fahri yang dulu bukanlah yang sekarang. Bikin wece-wece jadi kegeeran dan langsung pengen dinikahin
Nova DW says
Sosok Fahri jadi idola banget deh. But, kayaknya terlalu baik deh si Fahri ini hehe
Nchie Hanie says
Aahh aku nonton pas Gala Premiernya di Jakarta, meweek deeh , Aisha oh Aisha pengorbanan seorang istri yang patut diacungin jempol.
Nyi Penengah Dewanti says
Aku belum nonton nih mba Nis, pastinya penuh dengan inspirasi.
Endah marina says
Aku blm nonton AAC2 , tapi sdh baca riveew dr beberapa mengenai film ini . Beraneka ragam penilaiannya sih ,tp bikinn penasaran pengen ku tonton. Apalagi dengan peran fachri yg berbeda dr aac1 … setuju banget klo dulu aja menjaga kontak mata langsung dgn aisha ya
Tuty Queen says
Aku sebel banget sama Fahri masa nggak tau istrinya..huhu secara dari suara, mata dan tangannya masa nggak ngenalin aneh aja. Aku aja udah nebak kalo itu Aisha. Kuciwaaa dengan filmnya.
Naqiyyah Syam says
Wah iya nih bagus settingan Eropanya. Dapat banget seting Gaza juga. Aisha dan Fahri cocok sebagai role mode Rasulullah Saw dan Khadijah ra yang cinta perdamaian. Pesan modalnya banyak difilm ini.
Diyanika says
Bacanya kok ikutan gemes ya sama Fahri. Laaaah….makanya kok di sosmed ramee banget.
andyhardiyanti says
Belum sempat nonton film AAC2 ini. Pas banget si bayi 1 bulan belum bisa ditinggal. Padahal penasaran sama filmnya, karena lokasinya di Edinburgh..Uwuwuuwuw..kusuka tempat itu. Tapi kok ya gemas juga setelah baca review yang ditulis teman-teman ya. Hihihi
rizka edmanda says
aku dari kemaren mupeng banget pengen nonton ini tapi belum kesampaian karena di kota tempat aku tinggal sekarang gak ada bioskop. huhuuu
Tatiek Purwanti says
Saya udah baca dan nulis resensi novelnya, tapi belum nonton filmnya. Ini tadi cuzz ke bioskop, ehh kehabisan tiket. Seat yang masih kosong sih malem hari 🙁 Kacian nak -kanak kalo emaknya keluar ampe malem. Semoga bsok bisa nonton, mau datang lebih awal ahh. Thanks review nya ya Mbak. Saya masih penasaran 🙂
Anggraeni Septi says
Selalu Fahri dan Fahri. Baca blog lain pasti Fahri jadi bulan bulanan hehe. Tapi pesan perdamaian ini keren. Kemarin aku masih nonton Susah Signal. Besok diagendakan niiih nonton AAC2. ngobatin kangen AAC pertama. Hehe. Btw enak nih nobar seru 😀
beautyasti1 says
aku belum pernah nonton film ayat ayat cinta 1 atau 2, jadi ga ngerti. tapi dibaca dari sinopsis di atas, fahri sosok cowo idaman wanita kayaknya ya mba hehhee
RAHMA HANIF says
Tapi ada kok part yang menyatakan bahwa dia juga sadar kalau dia salah
Partnya pas dia tanya ama si Ari untung trus yang Ari jawab apa hal yang kamu lakukan selama ini sudah karena Alloh? Lalu si fahri mulai sadar kalau dia juga salah.
So dia juga manusia biasa
Maaf ya kalau ada salah
Makasih
deni oktavian says
makasih infony sangat membantu