Ada yang pernah mengalami frustasi, stress, ataupun depresi? Namanya hidup, pasti ada-ada aja masalah yang harus dihadapi ya. Levelnya mulai dari yang biasa-biasa aja sampai ke permasalahan yang berat. Walaupun menurut para motivator, masalah berat itu soal persepsi dan anggapan kita aja. Kalau semua dianggap enteng, ya bisa biasa aja. Tapi perlu diingat, bahwa menganggap enteng masalah itu, gak mudah juga lho. Bisa jadi stress dan depresi menghampiri. Kalau sudah begitu, gimana jalan keluarnya ya?
Ngomong-ngomong soal Stress, Depresi, dan frustasi, saya pernah berhadapan langsung dengan seorang teman yang mengalami hal ini. Waktu itu ia dihadapkan masalah yang cukup pelik dalam percintaan, keluarga, dan masa depan karirnya. Hal ini juga menyangkut nama baik dirinya di hadapan banyak orang. Intinya, calon pasangannya mengkhianati dia dan berbuat jahat. Sampai akhirnya dia mau bunuh diri dan setiap ada pisau di dekatnya ia ingin menggunakannya untuk bunuh diri.
Pernah suatu ketika ia menemui pisau di dekatnya. Dia sambil menangis, stress sekali, lalu memfoto dan mengirimkan lewat whatsapp pada saya, tangannya yang tergurat oleh pisau dan penuh darah bercucuran. Saat itu saya langsung telepon dan dia menangis sejadi-jadinya, mengatakan bahwa ia ingin mati saja. Barulah saat itu, ia bercerita tentang semua kejadian yang menimpa dirinya, membuka masalahnya tanpa ada yang ditutupi lagi. Ternyata masalah yang ia hadapi lebih pelik dari itu. Saya pun berusaha tenang saat itu, dan selalu mendengarkan serta berusaha berada di pihaknya untuk support dia agar move on.
Dari kejadian itu, saya jadi tertarik untuk semakin mendalami masalah kejiwaan dan kepribadian seseorang. Membaca buku dan sharing dengan teman-teman yang mengerti masalah psikologis jadi refreshing tersendiri. Termasuk hadir di acara yang membahas hal tersebut.
Beberapa waktu yang lalu, saya sempat hadir di acara Halodoc di Ocha Bela Resto, Hotel Morrisey, Jakarta Pusat. Topiknya sangat menarik yaitu soal kesehatan mental dan jiwa, yang juga sekaligus peluncuran fitur terbarunya Halodoc yaitu konsultasi masalah kejiwaan dengan dokter spesialis. Salah satu narasumber yang hadir di acara ini adalah dr. Eva Suryani, Sp, KJ yang juga menjabat sebagai Kepala Divisi Edukasi dan Training Asosiasi Psikiatri Indonesia.
Jangan Remehkan Soal Kesehatan Mental
Menurut WHO, pada tahun 2016 menunjukkan bahwa terdapat sekitar 35 juta orang di dunia terkena depresi dan diprediksikan pada tahun 2020 mendatang, depresi akan menjadi beban kesehatan nomor dua setelah penyakit kardiovaskular. Di Indonesia sendiri menurut dr. Eva dari tahun ke tahun angka penderita stress dan depresi semakin meningkat siginifikan.
Apalagi wilayah DKI Jakarta. Rasanya, baru keluar rumah pun sudah pusing gak karuan ya. Lihat macet, lihat padatnya jalan, belum lagi masalah-masalah lainnya yang menumpuk dan bikin sumpek. Hal ini juga disampaikan dr Eva, bahwa banyak juga orang-orang yang sebenernya mengalami gejala stress awal, namun tidak menyadari dan malah berpotensi memicu depresi yang berkelanjutan.Tentunya hal ini lebih mengerikan, kan ya?
Nah sekarang, perlu hati-hati kita dalam mengelola diri kita sendiri. Coba kenali ciri-ciri atau gejala depresi. Caranya menghindari hanya satu, kita harus sadar dengan diri kita. Apakah kita sakit, kecewa, senang, tujuan apa yang ingin diraih, dsb. dr. Eva juga menyampaikan bahwa perlu kita selalu mengukur dan mengeavaluasi diri. Biasanya stress dan depresi bisa hadir karena memang kita terlalu berekspektasi tinggi terhadap sesuatu.Padahal, bisa jadi masih di luar batas kemampuan kita.
Sehat Jiwa, Awal dari Hidup Bahagia
Dalam pemaparannya, dr. Eva Suryani, Sp, KJ menyebut bahwa sehat jiwa adalah awal dari hidup yang bahagia. Saat orang sehat jiwanya maka ia mampu menyadari sepenuhnya kemampuan yang ia miliki. Ia sadar bahwa dalam hidupnya ia bisa melakukan banyak hal dengan apa yang Tuhan titipkan untuknya di dunia.
Selain itu, beberapa ciri-ciri sehat jiwa lainnya adalah ia bisa bekerja secara produktif dan bisa menghadapi stress kehidupan secara wajar. Tidak berlebihan apalagi seperti teman saya yang mau bunuh diri itu. Dengan begitu, ia pun dapat berperan dalam lingkungannya, nyaman bersama orang lain, dan diterima oleh masyarakat.
Dr. Eva sendiri menjelaskan tentang berbagai penyebab yang bisa membuat orang terganggu jiwa atau mentalnya. Beberapa diantaranya ada yang karena faktor biologis (seperti genetik atau kelainan pada sel otak). Namun, lebih banyak dibandingkan itu ada juga yang karena sebab psikososial. Diantaranya seperti : kehilangan rasa cinta, pola asuh keluarga yang sangat menekan, kekerasan, dan konflik-konflik lainnya dalam kehidupan. Hal-hal ini yang dapat menggangu kesehatan mental kita, baik disadari ataupun tidak.
Halodoc, Hadirkan Fitur Baru Konsultasi Kesehatan Mental Lewat Aplikasi
Melihat ternyata masyarakat sangat butuh bantuan dan konseling soal kesehatan mental atau jiwa, Halodoc sebagai aplikasi kesehatan juga mengadirkan dokter spesialis mental di applikasiknya. Fitur ini memudahkan pengguna untuk menghubungi dokter dan berkonsultasi seputar masalah yang dihadapinya walaupun tidak bertemu langsung. Kita bisa gunakan mode chat, call, ataupun video call.
Kadang-kadang kita suka malu gak sih kalau harus cerita dan blak-blakan langsung sama dokter saat beremu langsung? Nah dengan adanya halodoc fitur khusus dokter spesialis jiwa ini, maka kita dengan mudah menyampaikan masalah tanpa harus bertatap mata langsung. Hal ini juga disampaikan oleh Felicia Kawilarang, VP Marketing Halodoc bahwa pengguna tidak usah malu jika ingin bercerita, semua rahasia terjamin dan tidak mungkin bocor kemanapun.
Saat ini, sudah ada 10 orang dokter ahli mental atau psikiater dan psikolog yang bergabung dalam fitur kontak dokter di halodoc. Kedepannya jumlah ini akan terus bertambah, dan semoga saja halodoc bisa memberikan yang terbaik juga untuk masyarakat.
Oya, fitur konsultasi dengan dokter spesial jiwa ini, memang dirancang untuk merespon dan membantu mereka yang butuh pertolongan pertama dalam masalah kejiwaannya (Psikological First Aid), agar mereka tidak terjerumus dan berujung trauma yang berkepanjangan.Di tahap ini tentu saja dokter nanti akan mengenali tingaktan stress kita. Disana juga akan dianalisa, apakah tindak lanjut yang harus dilakukan?
Di Aplikasi Halodoc sendiri, kita bisa mendapatkan beberapa fitur dan layanan kesehatan yang menarik. Beberapa diantaranya adalah :
- Apotek Antar
Layanan in membantu para pengguna untuk membeli suplemen, vitamin, dan obat dengan resep dokter yang cepat aman, dan nyaman.
- Hubungi Dokter
Layanan yang memfasilitasi para pengguna untuk berinteraksi secara langsung dengan ribuan dokter melalui voice call, video call, ataupun chat. Mudah sekali bukan untuk bisa mendapatkan konsultasi bersama dokter?
- Lab Service
Walaupun fitur ini masih beta, namun cocok untuk dicoba. Fitur ini halodoc bekerjasama dengan prodia dalam memberi kemudahan bagi pengguna untuk mengecek kesehatannya di rumah ataupun di kantor. Mempersingkat waktu, praktis, dan tentunya sangat mudah.
Sekarang ini, penggunaan fitur untuk dokter spesialis kejiwaan masih diberikan secara gratis oleh Halodoc lho. Buat yang khawatir stress atau depresi mungkin ini bisa dicoba, hehehe. Tapi yang jelas, halodoc sangat berguna sekali untuk bertanya, konsultasi, dan mencari informasi kesehatan yang lebih dengan hanya bermodal smartphone di genggapan tangan.
Saya sendiri sangat senang menggunakan applikasi halodoc, karena selain kemudahannya, dokter-dokternya pun biasanya sangat friendly dan bisa menjelaskan dengan sangat mudah dipahami oleh orang yang awam kesehatan ini.
Tapi walaupun begitu, sehat-sehat yuk! Supaya hidup lebih bahagia, jauh dari stress dan depresi. Ada yang mau berbagi pengalaman juga gak tentang bagaimana hidup sehat dari aspek mental atau jiwa? Atau ada yang pernah mengalami depresi? Sharing yuk…
Indah nuria savitri says
Aku sempat ketemu teman-teman di Halodoc mba.. seneng ya ada aplikasi yang bener-bener bisa membantu 😉
Gita says
wah saya baru tau nih ada layanan keren kayak halodoc. Ada fitur buat konsultasi jiwa pula. Tfs mba nissa..bermanfaat sekali infonya?
Indira says
Mau coba fitur chat nya deh, kalau video call kan malu.
Btw beberapa hari lalu aku pernah dapat vouchernya, tp aku abaikan karena gak tau apaan. Jadi nyesel (-_-“)
Bella agmia says
Depresi emang gak bisa dianggap remeh ya, tapi biasanya itu karena emosi yang tadinya memendam akhirnya menjadi depresi berat.. bisa jadi terlambat penanganannya.. kalo sekarang di halodoc ada fitur dokter psikiater dan psikolog masyarakat jadi mudah berkonsultasi sama dokter ya, gak ush malu dan paling penting grats
Cilya says
Lengkap sekali pemaparan nya mba. Saya senang sekali dgn adanya Halodoc ini. Benar-benar membantu. Semoga dgn adanya Halodoc ini semakin memperbantukan beberapa msyarakat yg mesedang dlm masalah. Thanks atas artikel nya mba
Dzulfikar says
Baru tahu klo aplikasi ini bisa konsul gratis juga
Ratri Anugrah says
Waaah I’m super thankful Halodoc concern sama kesehatan mental juga 🙂 Apalagi kesehatan ini kan masih diremehkan ya. Mau berobat juga kemana, kadang sering bingung dan akhirnya dipendam sendiri.
Anggraeni Septi says
Wah lumayan ya, gratis meski hanya sebulan. Kesehatan jiwa emang penting banget dijaga. Karena kadang kalo sampe lupa rasional, bs kebawa dan melakukan hal diluar batas. Hmmm, jadi ingat2 setelah lahiran yang horor. Alhamdulillah banyak support system.
Anggraeni Septi says
Wah lumayan ya, gratis meski hanya sebulan. Kadang kalo sampe lupa rasional, bs kebawa dan melakukan hal diluar batas. Hmmm, jadi ingat2 setelah lahiran yang horor. Alhamdulillah banyak support system.
Faridilla Ainun says
Halo doc ini membantu sekali ya, konsulnya bahkan ada yang gratis. Memang gangguan kesehatan mental ga bisa disepelekan
Lina W. Sasmita says
Eh ya ampuun kasihan banget ya teman mbak Annisa itu. Sekarang ia bagaimana kondisinya? Sudah membaik kan?
Duh ya, makin hari makin banyak aplikasi keren bermunculan dan memang sangat dibutuhkan.
antung apriana says
wah keren nih fitur barunya halodoc. Jadi nggak perlu ribet ke tempat praktik dokter ya kalau mau konsultasi