Bersyukur saya masih diberikan kenikmatan itu dari Allah SWT. Teman-teman atau Sahabat terbaik bagi saya bukan sekedar dekat atau tidak soal hubungan. Mereka adalah orang-orang yang bisa mendekatkan diri saya kepada jalan-jalan yang benar, yang mudah-mudahan diridhoi oleh Allah.
Liburan lebaran kemarin (1437H), saya banyak merenungi kembali tentang perjalanan hidup yang sudah dilalui. Banyak suka dan duka, jatuh dan bangun, bahkan sesekali harus terpuruk ketika menghadapi berbagai masalah. Semakin hari bukan semakin ringan permasalahan yang dihadapi, tentunya jika naik level kehidupan ujian akan bertambah dan terus bertambah tingkatannya.
Salah satu yang membuat saya bersyukur dalam hidup adalah adanya teman-teman, sahabat, yang masih ada di sisi kita. Masih ada sahabat-sahabat yang membuat perjalanan yang semakin menanjak menjadi lebih ringan. Bisa berbagi, saling mempererat, mensupport satu sama lainnya. Soal jarak, kadang itu yang memisahkan. Tetapi, adanya teknologi membuat hubungan tetap berjalan dan malah mempererat.
Bersyukur saya masih diberikan kenikmatan itu dari Allah SWT. Teman-teman atau Sahabat terbaik bagi saya bukan sekedar dekat atau tidak soal hubungan. Mereka adalah orang-orang yang bisa mendekatkan diri saya kepada jalan-jalan yang benar, yang mudah-mudahan diridhoi oleh Allah. Mereka bukan orang yang hanya sekedar teman bercanda tawa atau bersenang-senang semata, tapi memberikan motivasi, berbagi pengalaman hidup, menolong saat kesulitan, dan mengajak berjalan ke arah kebaikan. Mungkin sesekali harus berbeda pandangan atau berbeda pendapat. Adanya perbedaan tersebut terkadang bukan memecah ukhuwah, ia memperkaya khazanah intelektual, membuka cakrawala hidup menjadi lebih luas. Terkadang, pikiran kita terlalu sempit, adanya teman-teman terbaik membuat diri kita lebih membuka diri, menguak lebih dalam ilmu Allah yang tersebar luas di pikiran mereka. Saat sendiri, hal tersebut mungkin sulit untuk didapatkan.
Teringat sebuah hadist dari Rasulullah SAW tentang pertemanan. Barang siapa yang berteman dengan tukang parfum, ia akan tertular baunya. Saya memahami maksud hadist ini adalah sesama teman pasti akan saling mempengaruhi. Apa yang menjadi kebiasaan dan apa yang dimilikinya pasti akan mempengaruhi kita.
Teman-teman dan sahabat yang baik adalah rezeki juga nikmat yang besar dari Allah. Keberadannya bukan hanya membuat kita bahagia, terlebih memberikan kebermaknaan tersendiri. Ia akan mengingatkan saat kita futur, lemah iman, atau khilaf. Merupakan suatu nikmat luar biasa baik di dunia ataupun kelak di akhirat.
Dalam Al-Quran, terdapat pula ayat yang menunjukkan bahwa pertemanan pun bisa membuat seseorang saling menyalahkan dan menyesatkan kelak dimintai pertanggungjawaban di akhirat. QS : Al A’raf (7) : 38-39
Memang tidak mudah memilih teman yang baik. Tidak jarang pula orang-orang yang munafik berada di sekitar kita. Namun, teman yang baik pasti akan selalu menunjukkan jalan benar mengingatkan kebaikan bukan sebaliknya. Untuk itu, perlu lah saling mengenal dengan baik agar bisa memahami dan berempati. Mengenal karakter, latar belakang, dan juga kebiasan-kebiasaanya. Dengan begitu, rasa kasih dan sayang antar sahabat, terutama lagi antar sesama muslim dapat terwujud.
Pengalaman pribadi saya (yang tidak bisa diceritakan satu persatu), ketika mendapatkan berbagai masalah dan tantangan hidup, adanya teman-teman yang baik bukan hanya memberikan motivasi, dukungan moril, namun juga membantu memecahkan permasalahan dengan berbagai sudut pandang yang menghasilkan solusi. Adanya pengalaman, basic ilmu, dan pengetahuan lainnya yang berbeda-beda membuat varian pemecahan dan jalan kebuntuan menjadi semakin terbuka untuk dipecahkan.
Semoga saja niat untuk berteman dengan orang-orang yang baik, membuahkan kebaikan pula pada pribadi.
Leave a Reply