Assalammualaikum Sahabat Muslimah. Hari Sabtu 25 Februari 2017 kemarin, apa saja aktivitas kalian? Alhamdulillah saya masih bisa berkesempatan hadir di kajian islam Hijabers Community di minggu kemarin. Cuaca mendukung sekali, alias tidak hujan. Alhamdulillah lebih ringan kaki ini melangkah ke luar rumah untuk menjemput ilmu.
Minggu kemarin, adalah kali kedua saya hadir kajian Hijabers Community. Walaupun yang hadir tidak sebanyak bulan lalu, tapi Masjid Cut Mutia, Jakarta Pusat, masih tetap saja ramai kok oleh para Muslimah Hijabers Community yang semangat-semangat semuanya.
Apalagi, di kajian minggu ini ada yang special, yaitu Kajian Hijabers Community dihadiri dan disponsori oleh Ever-E. Ever-E adalah salah satu vitamin yang baik untuk kesehatan kulit wanita. Alhamdulillah, selain mendapat ilmu yang bermanfaat mengenai kesehatan juga kecantikan kulit dari Tim Ever-E, para muslimah juga mendapatkan goodie bag cantik dari Ever-E. Bisa coba juga produk vitamin Ever-E nya loh.

Tidak hanya itu, di teras masjid Cut Mutia pun tim dari Ever-E sudah menyiapkan test kesehatan kulit gratis. Jadi kita bisa mengetahui seberapa sehatnya kulit kita? Tambah semangat aja kan ikut kajiannya?
Selain itu, di acara kajian kali ini juga ada quiz untuk para muslimah yang hadir. Muslimah bisa mengikuti kontes foto selfie ever-e. Pemenang yang beruntung tentunya mendapatkan hadiah menarik dari Komite HC dan Ever-E.
Nah, yang juga tak kalah penting, Apa saja sih pembahasan kajian kemarin? Yuk simak review-nya dari saya.
Muhasabah Membawa Berkah
Kajian Hijabers Community bulan ini dibawakan oleh Ustd. Asep Fakhri dengan tema Muhasabah Membawa Berkah.

Muhasabah berasal dari bahasa Arab yaitu Hisabun yang artinya menghitung. Secara umum, muhasabah berarti proses kita yang sedang menghitung atau mengevaluasi diri kita sendiri. Ustad Asep Fakhri menyampaikan, bahwa sering kali kita melakukan kritik dan evaluasi terhadap hidup orang lain. Akan tetapi, kita juga lupa bahwa ada diri sendiri yang tentu juga harus dievaluasi.
Kelak di akhirat, Allah akan meminta pertanggungjawaban diri kita sendiri bukan orang lain. Untuk itu, banyak-banyak bermuhasabah adalah hal yang harus kita lakukan. Tentu saja, muhasabah atau evaluasi diri ini tidak hanya dilakukan saat memasuki tahun baru atau masa-masa baru saja. Muhasabah bisa kita lakukan kapanpun saat atau sesudah kita melakukan amalan.
Analoginya seperti dalam perlombaan mobil balap. Dalam perlombaan mobil balap pasti harus dilakukan Pit Stop. Termasuk dalam hidup kita sekalipun harus ada Pit Stop. Pit Stop dalam hidup kita ibaratnya seperti pemberhentian sejenak dan bernafas agar tidak kelelahan untuk maju kembali menuju tujuan sebenarnya. Untuk itulah muhasabah dibutuhkan agar dalam hidup senantiasa ada perbaikan terus menerus menuju lebih baik.
Menurut Ustad Asep Fakhri dalam kajian Hijabers Community kemarin, muhasabah dapat dilakukan di dua hal yaitu sebelum beramal dan sesudah beramal. Untuk itu, muhasabah tentu suatu proses terus menerus yang harus dilakukan dalam hidup.

Sebelum beramal, kita bisa menanyakan terlebih dahulu kepada diri kita:
- Mampukah kita melaksanakan amalan tersebut?
- Apakah amalan atau aktivitas yang kita lakukan sudah sesuai dengan syariat islam?
- Apakah amalan yang akan kita laksanakan sudah ikhlas karena Allah atau karena hal-hal lainnya yang bisa mengurangi pahala kita?
Hal-hal tersebut tentunya harus dilakukan sebelum kita beramal bukan setelah atau saat aktivitas tersebut sudah kita lakukan. Tentunya, dalam islam syariat harus didahulukan. Untuk itu, memperjelas syariah, mempelajarinya adalah hal yang harus dilakukan. Karena tanpa ilmu, tentu amalan bisa keliru dan menyimpang.
Setelah beramal, tentu kita juga bisa melakukan muhasabah kembali. Pertanyakan ke-tiga hal berikut saat bermuhasabah setelah beramal:
- Adakah ketataan yang kita abaikan atau lewatkan (tidak sesuai syariah)
- Apakah yang kita tinggalkan atau abaikan adalah sesuatu yang buruk atau lebih baik jika ditinggalkan?
- Apakah hal tersebut mubah atau diperbolehkan dalam islam?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut tentu saja sebagai proses kita untuk melakukan amalan lebih baik di selanjutnya. Pertanyaan-pertanyaan tersebut, tanyakanlah kepada diri kita, dan hanya diri kita yang bisa menjawabnya secara tepat.
Selain sesudah dan sebelum beramal, para ulama juga menyarankan agar muslim-muslimah bisa melakukan muhasabah di waktu pagi dan petang sambil berdzikir mengingat Allah SWT. Muhasabah juga tentunya bisa kita lakukan secara berkala dan dilakukan secara konsisten.
Terkadang, sebagai manusia kita pun sering lalai dan kembali lagi menuju perbuatan yang serupa. Akhirnya, muhasabah menjadi sia-sia. Agar tidak terulangi dan bisa konsisten dalam perubahan lebih baik, maka hal-hal ini bisa kita lakukan:
- Identifikasi perbuatan apa yang harus dilakukan dan dievaluasi?
- Apa penyebab yang membuat kita selalu mengulangi kesalahan perbuatan tersebut?
- Persiapkan langkah atau cara yang tepat untuk menanggulangi kesalahan atau amalan buruk tersebut!
- Tanamkan rasa malu kepada Allah, bahwa Allah Maha Melihat, Mendengar, Mengetahui apa-apa yang kita lakukan. Dan kelak seluruhnya akan dimintai pertanggungjawaban.
Bagaimana dengan Muhasabah Diri Kita?
Muslimah, lantas bagaimana dengan muhasabah diri kita? Sudahkah kita melaksanakan muhasabah dalam keseharian hidup kita? Yuk, sebelum evaluasi orang lain, kita cek ke dalam diri kita, sudahkah kita bermuhasabah?
Itulah yang bisa saya review dari kajian kemarin. Semoga bermanfaat ya. Jangan lupa untuk mengikuti dan hadir di kajian Hijabers Community selanjutnya. Ingin tau informasinya supaya tidak ketinggalan? Pantau terus sosial media Hijabers Community ya.
Wassalammualaikum Wr Wb.

Makasih liputannya Cha. Aku udah lamaaa ga ikut pengajian seperti ini. Sering-sering nulis ya