• Home
  • About Me
  • Travelling
  • Beauty
  • Finance
  • Personal Thought
  • Welcome!
    • About Me
    • Annisa’s Tumblr
    • Personal Thought
    • Pernikahan
    • Beauty

Ideannisa

Personal Blog by Finastri Annisa

FIlm

5 Hal Menarik Tentang Film Kartini 2017 Versi Hanung Bramantyo

April 17, 2017 Comments : 13

Assalammualaikum.

Alhamdulillah, ini kali pertamanya saya mendapat undangan nonton gratis sebuah film yang belum ditampilkan di bioskop untuk umum. Thank you very much for Bank Mandiri dan Kumpulan Emak Blogger KEB yang sudah memberi kesempatannya untuk saya.

Sebelum memasuk tahun 2017, saya sudah sering mendengar dan melihat beberapa trailer tentang film Kartini di Instagram Mas Hanung Bramantyo, Mbak Zaskia Adya Mecca, dan artis-artis lainnya. Penasaran pastinya karena ingin tahu kisah Kartini versi interpretasi Mas Hanung ini seperti apa. Yang jelas, film-film beliau selalu khas gayanya dan selalu bikin penasaran.

Alhamdulillah kesampaianlah akhirnya untuk bisa menonton prescreening film Kartini sebelum 19 April 2017 nanti.

Ada beberapa hal yang saya soroti mengenai Film Kartini ini. Yang jelas ada hal-hal baru yang menjadi pengetahuan saya sekaligus hal-hal lainnya yang saya dapatkan ketika menonton. Film Kartini versi Mas Hanung ini diangkat dari Novel Pramoedya Ananta Toer yang berjudul “Panggil Aku Kartini Saja”.

Untuk itu jalan cerita dan kisahnya banyak disadur dari novel Pram. Tapi yang membuat menarik, film Kartini ini sangat berbeda dari film Kartini di tahun 2016 (Surat Cinta Kartini) yang tidak seberapa mengangkat nilai dan historis mendalam dari Kartini. Anemonya di masyarakat pun juga tidak seberapa besar.

Apik Menampilkan Sosio Kultur Jawa di Masa Kartini

Di film kartini, saya bisa menikmati dan merasakan bagaimana sosio kultur dan histori budaya jawa yang sangat kental saat itu. Seakan-akan saya benar-benar berada di masa itu dan melihat langung kondisi budaya, aturan, dan nilai-nilai yang ada. Hal ini karena latar dalam Film benar-benar bisa menghadirkannya secara nyata lewat bangunan yang digunakan, artefak yang ada seperti: ukiran jepara, rumah pendopo, delman, pakaian, bahkan musik jawa yang kental digunakan dari awal hingga akhir film.

Hampir tidak ada musik moderen yang digunakan di film Kartini kecuali saat penutup film (tampilan credit film) yaitu lagu “Memang Kenapa Kalau Aku Perempuan” yang dinyanyikan oleh Melly Guslow dan Gita Gutawa.

Awalnya saya agak kecewa, mengapa lagu Teh Melly dan Gita Gutawa tidak diputar di tengah film saat adegan dramatis supaya lebih bisa menghayati dinamikanya. Tapi setelah dipikir-pikir, memang pas diputar di akhir agar tidak mengganggu latar musik jawa yang konsisten di putar dari awal hingga akhir.

Bagi saya pribadi, latar atau background film adalah hal yang penting. Terkadang kita sulit untuk memahami dan menghayati dinamika film, jika latar dan sosio historis dari cerita tidak bisa ditangkap. Alhamdulillahnya, Mas Hanung begitu apik menampilkan latar dan kultur yang begitu melekat di Jawa pada masa itu.

Bahkan, saya pun juga bisa merasakan bagaimana kultur politik, kekuasaan, adanya orang-orang Belanda yang turut campur dalam pemerintahan atau kehidupan jawa, dan terutama nilai-nilai patriarkis yang begitu kuat. Misalnya, bagaimana posisi bupati dianggap sangat penting, strata keturunan bangsawan yang sangat tinggi, terlihatnya jurang pemisah antara kaum bangsawan dan kaum biasa, serta nilai jawa lainnya seperti khawatirnya para pengukir ketika Kartini meminta mereka untuk membuatkan ukiran berbentuk wayang.

Dari awal film, latar ini sudah bisa saya rasakan.  Nah, jika ini sudah ditangkap, selanjutnya pasti tambah fokus, tambah bisa menghayati dinamika film.

Kuatnya Pertentangan Terhadap Patriarkis

Selain kuatnya kultur Jawa yang ditampilkan, inti dari film ini adalah menampilkan pertentangan nilai-nilai patriarkis dengan kesetaraan hak dengan perempuan. Hal ini tentunya yang menjadi titik tolak perjuangan dan tujuan yang ingin dicapai oleh Kartini.

Tetapi, saya pun tidak ingin mengatakan bahwa Kartini adalah seorang Feminist murni karena yang diperjuangkan Kartini bukanlah Perempuan diatas segalanya, menguasai segalanya atau menjadi tujuan tertinggi sehingga merendahkan kaum lelaki.

Yang diperjuangkan oleh Kartini dalam film adalah bagaimana ia memperjuangkan hak yang sama atau setara perempuan dan laki-laki tanpa harus meninggalkan kewanitaannya. Di dalam film masih ada kekhasan wanita dan fitrah-kebiasaan wanita lainnya. Misalnya saja ia tetap menyukai memasak, menikah, tapi dengan pilihan dan orang yang dicintainya, bukan karena paksaan kehendak orang lain.

Yang paling menarik adalah, ada adegan dimana kartini memberikan 4 syarat saat akan dinikahi oleh pria seorang Bupati. Permintaan dan syarat tersebut jelas-jelas menentang kultur dan budaya saat itu. Seperti menghilangkan tradisi mengusap kaki suami saat menikah dan memohon untuk mendukung cita-cita kartini mendirikan sekolah perempuan serta anak-anak miskin.

Menurut saya ini lah khas dari film Mas Hanung. Selalu ada konflik nilai atau budaya yang ingin dipertentangkan untuk memunculkan satu pemikiran atau pandangan yang lain. Diskursus benar-benar terasa.

Film Kartini benar-benar fokus menampilkan dinamika masalah ini sehingga penonton pun dibuat geram dengan tokoh-tokoh yang sangat patriarkis dan merendahkan wanita. Ditambah lagi kultur dimana wanita harus mau dinikahi oleh suami beristri 3, dipingit dari mulai haid pertama hingga ada yang melamarnya, dan lain-lain. Dari sini, tentu berhasil membuat penonton merasakan betul bagaimana perjuangan Kartini dalam meruntuhkan pandangan dan budaya tersebut.

Konflik dalam film Kartini fokus pada bagaimana perjuangan kartini memperjuangkan hak kaum-nya agar setara dengan Laki-laki khususnya dalam memperoleh pendidikan dan berbuat sesuatu untuk masyarakat. Bahkan disana terlihat bagaimana kekhawatiran para kaum lelaki jika wanita mendapatkan hak berpolitik dan turut menguasai daerah. Maka itu, seperti aib dan sesuatu yang memalukan ketika Kartini berbicara di khalayak publik, ingin bersekolah tinggi, dan tulisan-tulisannya diterbitkan.

Tentu saja saya sangat suka, akhirnya tidak ada konflik-konflik yang tidak penting seperti percintaan, pernikahan atau hal-hal lainnya, yang di luar frame konflik antara Patriarkis dan Kesamaan Hak Perempuan.

Misalnya saja bagaimana Kartini berontak saat terpisah dari Ibunya sejak kecil, saat ia menentang ibu tirinya untuk sekolah , saat ia memilih jodohnya, saat ia geram melihat adiknya dipaksa menikah dengan laki-laki sudah beristri, saat ia berinteraksi dengan para noni Belanda, dan saat ia mampu mengembangkan usaha ukiran Jepara dan mampu menghidupkan perekonomiannya. Semuanya dalam frame kesamaan hak perempuan untuk berjuang dan mendapatkan pendidikan yang layak.

Good Job, Mas Hanung!

Sejujurnya saat menonton film ini, rasanya seperti flashback melihat film Wanita Berkalung Sorban yang framenya hampir sama walaupun dalam sosio kultur yang berbeda.

Ada Sentuhan Kecil Tentang Islam di Kartini

Walaupun tidak banyak, sepertinya Mas Hanung memiliki interpretasi bahwa Kartini mendapatkan inspirasi salah satunya dari ayat Al-Quran. Hal ini sebagaimana dalam adegan saat Kartini bertemu dengan seorang Khiyai dan merasa sangat bahagia juga penasaran terhadap apa yang disampaikan oleh Islam dalam Al-Quran. Termasuk soal Ilmu dan hak mendapatkannya.

Walau hanya sekilas, menurut saya ini juga menjadi penting. Bahwa Kartini adalah sosok yang bukan hanya gadis yang dipengaruhi nilai jawa namun ada sentuhan islam disana.

Menampilkan Alur yang Mendetil

Alur yang dibawakan dalam film ini adalah alur campuran. Menurut saya Film Kartini berhasil membawakan penonton bisa menghayati secara mendetail kisah di dalamnya. Sesekali, kita diajak berimajinasi seakan-akan apa yang ada di pikiran, bacaan, dan tulisan kartini benar-benar terjadi. Film ini membawa kita ke detail apa yang menjadi inspirasi dan pikiran Kartini.

Lagi-lagi saya harus bilang, Film Kartini berhasil membawa saya bukan hanya pada masa Kartini, melainkan masuk lebih dalam ke alam pikiran serta kegelisahan Kartini.

Misalnya saja adegan saat Kartini membaca surat korespondensi dari Stella temannya di Belanda yang seorang Feminist, saat membaca buku-buku tentang wanita-wanita berpengaruh di Belanda, benar-benar seperti adegan yang nyata.

Acting Para Pemain yang Alamiah dan Penuh Penjiwaan

Yang paling saya apresiasi lagi adalah tentang para pemain dalam film yang benar-benar penuh penjiwaan dan alamiah terlebih kepada beberapa pemain senior seperti Christine Hakim (Berperan sebagai Ngasirah, Ibu Kandung Kartini), Deddy Sutomo (Raden Mas Aryo Sosroningrat, Ayah Kartini), dan Djenar Maesa Ayu (ibu tiri Kartini).

Christine Hakim berhasil menjadi seorang Ibu yang harus menjadi pembatu di keluarga atau kekuasaan suaminya sendiri. Perannya sangat alamiah dan benar-benar terlihat ketulusannya sebagai ibu yang ikhlas mendapatkan nasib seperti itu demi anak-anaknya. Selain itu, peran Djenar Measa Ayu juga sangat bagus sekali. Ia berhasil menjadi seorang ibu yang dingin, ketus, dan merasa tertekan akibat sosio kultur dan keterpaksaannya menjadi seorang istri kedua dari Raden Mas Aryo Sosroningrat.

Dian Sastro sebagai pemeran utama menurut saya ada beberapa hal yang menjadi catatan tersendiri. Dalam aktingnya sebagai Kartini Dian menurut saya masih terkesan ada gaya-gaya moderen masa kekinian. Seperti saat ia mengajarkan adik-adiknya melawan kultur dengan tertawa terbahak, gaya yang sedikit agak maskulin, dan cara berbicara yang kadang lepas dari kultur jawa. Padahal frame film masih kental dengan kultur jawa itu sendiri. Dan menurut saya pribadi, acting Dian Sastro masih kurang alamiah dan mengalir. Masih terkesan dibuat-buat dan belum masuk sebagai putri jawa.

Saya malah berpikir Acha Septriasa justru lebih cocok dan lebih mampu menghayati perannya walaupun bukan sebagai pemeran utama sebagaimana Kartini.

But, so far saya suka dengan semua pemainnya. Apalagi semua pemain adalah pemain-pemain hebat negeri ini. Tentu saja film Kartini menjadi lebih apik dan hebat didukung oleh semua aktor ini. Dan untuk Mas Hanung, ini film yang paling saya sukai diantara film-film lainnya yang pernah dibuat.

Terimakasih sudah membawa saya ke masa sejarah 200 tahun yang silam. Nampaknya film-film seperti ini harus sering-sering diangkat ke layar lebar. Walaupun Film Kartini menurut Mas Hanung adalah merupakan interpretasinya, menurut saya itu ungkapan yang objektif. Sejauh itu diutarakan, tentu sebagai penonton kita juga boleh memiliki interpretasi dan mencari sejarah pembanding untuk memperkuat khazanah kebangsaan kita.

Terimakasih, Sukses Selalau Film-Film Indonesia!

 

Setelah nonton Film ini, jadi tertarik dengan sejarah perempuan di Indonesia. Ada temen yang lihat buku ini, mungkin ini salah satu sumber dan inspirasi dari Film ini juga. Jadi saya tertarik untuk baca deh. Hehehe.

Previous:
Menikmati Sajian di Cafe Instagramable Jakarta Selatan : Happiness Kitchen and Coffee
Next:
Menikmati Nila Bakar Kremes di Ayam Kremes Uenak Pisan Jakarta Selatan

You might also enjoy

3 FILM FAVORIT DARI KARYA BONG JOON-HO YANG WAJIB KAMU TONTON
My Generation, Potret Realitas Remaja Generasi Millenial
Perfect Love Vidio Original Series, Karena Cinta Tak Selalu dengan Logika

Comments

  1. Vita Pusvitasari says

    April 18, 2017 at 4:52 am

    Wah bagus nih filmnya gak sabar nonton nih ?

    Reply
    • Finastri Annisa says

      April 18, 2017 at 7:48 am

      Selamat nonton mbak 🙂

      Reply
  2. Oline says

    April 18, 2017 at 4:57 am

    Wahh kmrn pas nobar kita gak ketemu ya.

    Reply
    • Finastri Annisa says

      April 18, 2017 at 7:49 am

      Hehehe, sepertinya aku liat dirimu mbak. Tapi samar-samar hehehe. Biasa ama cewek-cewek jadi nggak ngeh sekitaran deh hehe

      Reply
  3. nur rochma says

    April 18, 2017 at 6:31 am

    Akupun penasaran pengen nonton filmnya. Review yang menarik dan detail. Suka.

    Reply
    • Finastri Annisa says

      April 18, 2017 at 7:50 am

      Terimakasih. Selamat nonton dan antri tiket mbak hehehe.

      Reply
  4. nur rochma says

    April 18, 2017 at 6:33 am

    Review yang menarik dan detail. Suka. Ingin nonton filmnya.

    Reply
  5. Finastri Annisa says

    April 18, 2017 at 7:49 am

    Selamat nonton dan antri tiker mbak….bagus kok filmnya. 🙂

    Reply
  6. sinta says

    April 18, 2017 at 7:59 am

    ah sepertinya menarik filmnya..

    review yang bagus mba 🙂

    Reply
  7. Uwien Budi says

    April 18, 2017 at 8:57 am

    Review ini berhasil membuat saya pengen nonton film Kartini versi Hanung.
    Makasih mbak.

    Reply
  8. Hastira says

    April 18, 2017 at 7:38 pm

    makasih infonya, belum nonton sih

    Reply
  9. Akarui Cha says

    April 21, 2017 at 11:50 am

    Aihhh … saya belum punya kesempatan untuk menonton film ini. Setelah membaca rreview mba ini, saya pun makin penasaran.

    Reply
  10. syamsul says

    April 22, 2017 at 1:14 pm

    Membaca interpretasi diatas, ada yang menggelitik dalam menilai peran Dian Sastro sebagai Kartini. Sah sah saja memberikan penilaian tersebut.
    Saya mencermatinya hampir semua tokoh, dalam bertutur dgn logat jawa hampir tdk ada yg aksennya persis, medoknya beda saja dgn yg asli jawa dan biasa bertutur dgn bahasa jawa.
    Dian sastro, saya nilai sukses membawakan tokoh kartini secara keseluruhan,dan luar biasa penjiwaannya, dan tentu bukan hal mudah menjadi sosok kartini.
    Ini film apik utk ditonton, dan bisa menjadi tuntunan.
    Mas hanung kami tunggu kelanjutannya, kartini dan kehidupannya di rembang.
    Mantabzzz!!!

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

About Me

About Annisa

Annisa is blogger who loves writing about lifestyle, life experiences, personal thought, and everything that i want. As digital strategist at non profit organization and digital consultant for another social community, i care for humanity and universality. Annisa can contacted by e-mail finastricha@gmail.com.

Follow Annisa

Community

Blogger Perempuan

SEARCH

Read this blog at your mail

Enter your mail

Top Post

  • 25 PERTANYAAN QnA UNTUK LEBIH MENGENAL SAHABAT
    25 PERTANYAAN QnA UNTUK LEBIH MENGENAL SAHABAT
  • 15 PERTANYAAN RANDOM TENTANG DIRI SENDIRI
    15 PERTANYAAN RANDOM TENTANG DIRI SENDIRI
  • Cara Mudah Hilangkan Komedo dengan Biore Pore Pack Black
    Cara Mudah Hilangkan Komedo dengan Biore Pore Pack Black
  • PENGALAMAN KONSULTASI KE DOKTER GIZI, TERNYATA INILAH RESEPNYA AGAR TUBUH LEBIH SEHAT
    PENGALAMAN KONSULTASI KE DOKTER GIZI, TERNYATA INILAH RESEPNYA AGAR TUBUH LEBIH SEHAT

CATEGORIES

Archives


Instagram post 17934028237454721
Sejak kecil, mungkin saat saya sudah masuk TK, ibu saya sering kali membelikan buku-buku cerita bergambar. Mulai dari cerita dari negeri dongeng, kisah-kisah moral, hingga ke kisah-kisah Nabi dan Rasul dalam Islam.

Setiap pergi jalan-jalan, ibu menyempatkan mampir dan mengajak saya ke Toko Buku. Lihat-lihat dan membeli buku yang jadi pilihan saya.

Kebiasaan ini membawa saya jadi senang dengan buku, apalagi sejak mulai lancar membaca. Setiap minggu, saya selalu menagih ibu untuk membelikan majalah Bobo. Kalau ada uang lebih, sesekali saya juga minta dibelikan buku kumpulan cerpen.

Kenangan saat kecil yang suka dengan buku dan sering berimajinasi dengan cerita di dalamnya, membuat saya sadar bahwa saat nanti memiliki anak dan harus berkewajiban mendidik seorang anak, membiasakan anak membaca buku begitu penting.

Mereka tidak akan menyukai buku secara tiba-tiba jika sejak kecil tidak dipancing terlebih dahulu dengan orang tuanya.

Kalau usia saya saat ini masih anak-anak, mungkin aplikasi ini akan jadi salah satu favorit saya dan saya akan minta pada orang tua untuk setiap hari mengizinkan saya membaca buku cerita bergambar lewat aplikasi ini di gadget. Hehehe. Ya, aplikasi buku digital ini bernama Let’s Read.

Di zaman sekarang ini, sebenarnya enak banget. Baik orang tua, guru, pendamping anak, dan anak-anak sangat dimudahkan untuk membaca dan belajar.

Apalagi buku-buku digital yang ada di Let’s Read sangat banyak variannya. Jadi dari satu aplikasi saja, kita bisa memilih jenis cerita apa yang ingin kita bacakan atau anak lihat sendiri melalui aplikasi tersebut.

Anak-anak juga tentu akan senang karena buku digital Let’s Read memiliki gambar ilustrasi yang sangat menarik dan colourfull. Dengan melihat gambarnya saja, mereka sudah bisa berimajinasi dan mendapat wawasan baru.

Yuk ibu-ibu, bunda-bunda kalau mau tahu selengkapnya tentang aplikasi ini, check di blog post terbaru ideannisa.com ya. Selain itu, punya tips apalagi nih biar anak suka baca?

@letsread.indonesia @bloggerperempuan #LetsReadAsia #AyoMembaca #LetsReadxBloggerPerempuan

Instagram post 17880941939028130
Beberapa waktu lalu, di rumah kedatangan si box pink cantik yang udah pasti bisa ketebak dari mana kan? Ya, dari @sociolla.

Kali ini seneng banget, karena punya skincare lengkap untuk merawat kulit supaya lebih terhidrasi.

Jadi isi box ini ada:
❤️ Micellar Water dari @ariul_id
❤️ Body Lotion dari @klorane_idn
❤️ AHC Cleansing Foam dari @koreanaestheticskincare_id
❤️ Hydrating Mist Toner dari @sukinskincare_idn
❤️ Masker dari @mediheal_idn

Super lengkap buat bikin kulit tambah sehat dan lembap.
Tapi jangan salah ya. Supaya kulit bisa terhidrasi dengan baik, gak cukup cuma dengan skincare atau perawatan dari luar aja, tapi juga butuh perawatan dari dalam.

Caranya adalah dengan minum air mineral yang berkualitas dan teruji dengan baik.

Untuk mendukung wanita Indonesia merawat kulit agar selalu merawat kulit dan terhidrasi, Sociolla bersama dengan Aqua Reflections berkolaborasi menghadirkan edisi spesial Sociolla x Aqua Reflections yang botolnya didesign khusus dengan ciri khas Sociolla.

Saya salah satu yang beruntung karena bisa mendapatkan botol @aqua_reflections edisi spesial ini.

Btw, di botol Aqua Reflections x Sociolla ini ada QRCode yang bisa kamu scan juga lho! Ada voucher senilai Rp25.000 untuk belanja di Sociolla.

So, yuk dapetin Aqua Reflectionnya dan belanja skincare favorit kamu untuk menghidrasi kulit di @sociolla.com!

Instagram post 17892396910792819
Apa pertanyaan yang sering dilontarkan pada pasangan yang sudah menikah lebih dari dua tahun dan belum juga memiliki keturunan?
.
"Belum isi?"
.
"Kenapa belum isi? (Wajahnya sambil kayak bersedih gitu, sambil nepuk-nepuk bahu saya).
.
"Udah dua tahun ya nikah? Yang sabar ya, semangat terus pokoknya! Udah coba minum ini, minum itu..?"
.
Di kesempatan lain, dalam sebuah moment. Ada lagi yang nyeletuk-nyeletuk
.
"Kapan nih, (nyebut nama anaknya) punya temen?"
.
"Kayaknya lo stress deh.."
.
"Lo kerja terus sih, mikirin kerjaan terus, gimana mau jadi"
.
Biasanya sih, saya cuma ketawa. Sambil mengaminkan karena bisa saja emang mereka kasih doa tulus kan. Terus orang-orang ini, menyemangati dan menyuruh bersabar. Sambil ngasih nasihat-nasihatnya.

Ada dua respon sih dari semua itu.

Yang pertama: Terima kasih, sudah memperhatikan dan mendoakan yang terbaik.

Yang kedua, ada satu anggapan dari saya begini.

Kadang, orang lain melihat sepertinya kondisi pernikahan seperti ini menyedihkan. Sudah lebih dari dua tahun menikah belum juga dikaruniai keturunan.

Padahal, realitanya, belum tentu begitu.

Gak selalu, pasangan yang belum memiliki keturunan hidupnya gak sebahagia pasangan yang udah punya keturunan atau keturunan yang banyak.

Yang memiliki keturunan bisa merasa bahagia, bisa juga tidak merasa bahagia. 

Nyatanya ada juga yang stress dan pusing gak karuan setelah memiliki anak, padahal di sisi lain ada yang iri dengan kehidupannya karena ia belum juga dititipkan keturunan.

Menurut saya ini soal mindset dan gimana setiap detik kita bisa bersyukur dengan yang Allah SWT titipkan.

Yang mungkin perlu jadi highlight: life goals dan kebahagiaan masing-masing orang bisa aja berbeda. Gak selalu diukur dengan kacamata dan sudut pandang yang sama.

Jadi, gak semua orang menyedihkan saat belum atau tidak merasakan kebahagiaan yang seperti kita alami. Semua orang hidup dengan versinya, rezekinya, dan jalannya masing-masing.

Termasuk saya dan suami. Ada hikmah dan kebahagiaan lain yang menurut saya, masih Allah berikan untuk kami.

Selagi kita bisa menikmatinya, maka bersyukurlah. Semoga Allah menambah lagi nikmat-nikmat yang lain

Selamat menjalani hidup & bahagia versimu😎

Instagram post 17854740353362128
Mamahku, yang sampai anaknya gede masih suka tanya udah makan atau belum, makan apa, masak apa hari ini? Udah shalat atau belum? Ada aja yang dibawelin tiap ketemu 😂. Dan pastinya selalu berdoa yang terbaik untuk anak-anaknya.

Sebagai anak, mungkin banyak hal yang membuat beliau kecewa atau sedih. Kadang gak sesuai harapan atau keinginan. Tapi, berusaha sekecil apapun yang bisa dilakukan maka akan coba saya lakukan.

Semoga beliau diberikan kesehatan dan kebahagiaan dunia juga akhirat. Aamiinya Rabbal Alamiin.

Selamat Hari Ibu untuk seluruh perempuan dan ibu tangguh negeri ini ❤❤

#hariibu #hariibu2021

Instagram post 17849041115406067
Biasanya berapa lama dalam sehari kamu menatap gadget? Kalau saya, karena tuntutan pekerjaan mungkin bisa lebih dari 6 jam nih sehari.

Apalagi kalau yang ada di layar gadget itu babang Kim Soe Ho, alias Mas Han Ji Pyeong (tim Han Ji Pyeong mana suaranyaa?) Hehehe.

Walaupun itu risiko seorang pekerja digital, menatap layar gadget terlalu lama juga gak bagus. Harus diimbangi dengan mengistirahatkan mata plus konsumsi vitamin atau suplemen mata supaya mata tetap maksimal bekerja maksimal.

Selengkapnya, check di blog terbaru aku yuk di link: https://ideannisa.com/2020/12/01/cara-menjaga-mata-tetap-sehat/

Nah, kalau kamu gimana nih? Berapa lama menatap layar gadget dalam sehari? Dan punya tips tambahan gak biar mata tetap sehat dan gak stress?

Instagram post 18110146072175435
Eh, guys. Mau nanya deh, suka parno gak sih kalau badan tiba-tiba meriang? Apalagi kalau udah bersin-bersin atau batuk. Di tengah pandemi kayak sekarang ini, sedikit aja ada gejala gak enak di badan rasanya suka khawatir. Persis kayak kejadian kemarin, waktu tenggorokan saya sempat sakit. Langsung dalam hati bertanya-tanya, ini kenapa ya? Bukan Covid-19 kan? Untungnya mereda setelah beberapa hari dan gak sampai hilang penciuman.

Tapi kalau terlalu khawatir juga gak baik sih. Mending kita prepare dengan bangun gaya hidup sehat dan bikin hidup kita lebih fit. Misalnya aja, banyakin makan sayur-buah, olahraga ringan setiap hari, jauhi stress, dan lakukan hal yang menyenangkan biar psikis juga sehat.

Selain itu, saya suka tambahin minum suplemen @Vipro-G biar ada booster imun. Soalnya sekarang ini lagi banyak banget aktivitas dan kerja sampai malam. Suplemen ini juga bisa bantu untuk mengurangi radang tenggorokan dan anti radikal bebas.

Tentang pengalaman konsumsi Vipro-G, saya share di blog ya. Check link nya di bit.ly/ideannisa-viprog

Suplemen ini menarik soalnya pas pertama kali lihat, ada foto Raffi Ahmad-nya. Hehehe. Jadi emang ini sesuai dengan orang yang sibuknya kayak Raffi dari subuh-tengah malam.

Kalau kalian sendiri pernah parno-an kayak saya? Hehehe. Gimana cara ngadepinnya?

Instagram post 17900083378625641
Sudah pada tahu belum, kalau sekarang di Traveloka kita udah bisa beli asuransi. Salah satunya adalah beli asuransi dari FWD Life Asuransi Bebas Handal dan Asuransi FWD Cancer Protection, melalui Traveloka Protect.

Asuransi Bebas Handal adalah asuransi kesehatan berbasis syariah yang terjangkau dengan manfaat rawat inap komprehensif. Kontribusinya mulai dari Rp75.000 per bulan dan pilihan manfaat tahunan hingga Rp100 juta.

Sedangkan, FWD Cancer Protection adalah asuransi kanker terjangkau yang memberikan uang pertanggungan 100% saat diagnosis kanker dengan premi mulai Rp10.000 per bulan dan manfaat hingga Rp150 juta.

Waw banget kan, ada asuransi yang bisa kita beli mulai dari Rp10.000 per bulan aja? Jujur kalau saya sendiri, belum pernah membeli asuransi dengan harga premi Rp10.000. Tapi ini tentu sebuah terobosan agar lebih banyak lagi masyarakat yang memiliki proteksi. Thank you ya @fwd_id & @traveloka.

Selengkapnya sudah saya ulas di blog. Plus, ada sedikit ulasan chit chat dengan dr. Falla Adinda yang bahas juga tentang resiko penyakit kanker untuk masyarakat Indonesia. Mampir ya di ideannisa.com

#FWD #AsuransiMudahBeneran

Instagram post 17873375798052308
Menurut Mbak Githa Argasasmita, seorang financial planner, bukan hanya darurat saja yang
penting untuk kita siapkan, apalagi di masa pandemi seperti sekarang ini.

Asuransi kesehatan dan asuransi jiwa juga penting banget untuk dipersiapkan supaya hidup kita dan keluarga lebih terproteksi.

Tapi sayangnya, banyak masyarakat Indonesia yang belum punya asuransi jiwa dan asuransi
kesehatan gara-gara males ngurus, males baca polis, dan tiap kali butuh urus-urus adminitrasi harus ke kantor asuransinya.

Well, sekarang udah ada cara gampangnya. Kalau kamu mendaftar sebagai nasabah @fwd_id  udah ada fitur eServices di aplikasi FWD MAX yang memudahkan kita urus-urus asuransi. Gak ada lagi tuh alasan ribet atau males keluar rumah buat mengurus asuransi.

Kebetulan, Jumat 16 Oktober 2020, saya ikutan Virtual Blogger & Media Online. Kita bahas apa itu eServices dan apa saja manfaatnya? Termasuk beberapa tips keuangan dari Mbak Githa Argasasmita.

Simak di blogpost terbaru saya, ya!
#FWD #FWDMax #FWDBeda


2021 blog by annisa Design by SkyandStars.co
Back Top

Copyright © 2021 · Yoon Theme on Genesis Framework · WordPress · Log in