Buku Anti Panik Mempersiapkan Pernikahan, adalah salah satu buku yang saya baca dan saya rekomendasikan sebagai buku bagi kalian, sebelum melangsungkan pernikahan. Saat-saat mempersiapkan pernikahan, ada kepanikan tersendiri walaupun sebelumnya sudah berusaha mensetting diri untuk tetap tenang, tetap enjoy mempersiapkan, tetapi selalu saja ada drama-drama yang membuat hati jadi lebih gelisah. Buku Anti Panik Pernikahan terbitan Tiga Generasi, tak hanya sekedar memberikan teori, tapi juga langkah praktis agar calon pengantin atau calon suami dan istri lebih tenang menghadapi masa baru dalam hidupnya.
Dalam film-film yang saya tonton saat kecil atau mungkin dongeng-dongeng sebelum tidur yang pernah saya baca, pernikahan selalu identik dengan akhir yang bahagia, happy ever after. Seakan-akan, setelah menikah semuanya terasa bahagia. Semuanya akan selalu bahagia selamanya ketika sang pangeran atau sang pujaan hati datang mengajak sang wanita untuk menikah. Kenyataannya, hidup nggak selalu bahagia. Baik menikah ataupun tidak, namanya hidup pasti ada ujiannya masing-masing. Nah, apalagi menikah. Tentu tanggungjawabnya bukan hanya pada hidup sendiri saja. Ada suami yang bertanggung jawab terhadap istri, begitupun istri yang juga punya tanggung jawab tersendiri pada suami.
Ketika menjalankan kehidupan pasca menikah, bahkan mempersiapkannya saja, semuanya tidak mulus-mulus saja. Pengalaman saya sendiri, ada perasaan was-was, ada perasaan khawatir, apakah saya bisa melalui persiapan pernikahan ini dengan baik? Apakah saya siap dan mampu menjalankan kehidupan pernikahan setelahnya? Kehidupan menikah bukan lagi membawa diri sendiri, tapi ada banyak sekali hal-hal baru dan berbagai macam dinamika yang harus dihadapi. Terkadang juga ada perasaan takut, ketika banyak mendengar kasus-kasus perceraian, kasus rumah tangga teman-teman yang ternyata sangat berat ujiannya bahkan harus kandas di tengah jalan.
Pikiran-pikiran negatif, memang tak selalu muncul. Tapi pasti, ada kalanya untuk muncul. Walaupun saya sendiri sudah mengenal suami saya sejak masa kuliah dulu (kurang lebih 8 tahun lamanya), perasaan yakin untuk menikah pasti ada, tapi kekhawatiran menghadapi masa-masa setelahnya juga pasti ada. Di saat-saat seperti inilah, saya sangat bahagia karena menemukan buku yang pas dengan kondisi saat itu. Buku Anti Panik Mempersiapkan Pernikahan, yang ditulis oleh banyak psikolog dan dengan ilustrasi real yang sangat menarik.
Kenapa Harus Lakukan Persiapan Pernikahan?
Buku Anti Panik Mempersiakan Pernikahan, ditulis oleh Tim Tiga Generasi, diterbitkan oleh Wahyu Media, Terbit tahun 2017
Hal yang membuat saya membaca buku anti panik mempersiapkan pernikahan ini adalah karena saat itu saya akan menikah, kurang lebih satu tahun setengah lagi. Saat membaca buku ini, rasanya pas karena mempersiapkan pernikahan memang bukan hanya sekedar mempersiapkan acara resepsi saja. Lebih dari itu, persiapan mental, persiapan dalam mengenal, memahami, dan beradapasi dengan karakter pasangan.
Di bagian pertama buku ini, dibahas tentang mengapa kita harus mempersiapkan pernikahan. Memang kenyataannya, banyak juga pasangan yang kandas saat proses mempersiapkan pernikahan. Ada yang batal menikah saat proses-proses mengenal bahkan hingga saat persiapan pesta dilakukan. Dalam buku ini, kita diajak berpikir tentang arti pernikahan bagi kita. Bahwa menikah sangat berbeda dengan proses perkenalan atau pacaran. Bahwa saat menikah, kita harus punya alasan yang kuat mengapa kita menikah? Dan yang paling saya suka adalah, buku ini juga mengulas tentang alasan-alasan yang salah untuk menikah. Misalnya saja : agar kehidupan berubah, sudah umurnya, atau mungkin sekedar “gerah” ditanya kapan menikah? Hehehe.
Bagi saya, buku ini banyak memberikan insight soal hal-hal mendasar khususnya masalah paradigma atau cara pandang kita, ketika akan menikah. Untuk itu, hampir 90% buku ini membahas tentang kesiapan kita untuk menikah. Hal ini dimulai dari memahami diri sendiri, memahami pasangan, mengelola ekspektasi kita tentang hidup setelah menikah, hingga bagaimana kita menghadapi calon mertua.
Seperti yang saya bilang di awal, banyak orang-orang yang beranggapan bahwa menikah sama dengan kebahagiaan mutlak. Ya, saat melaksanakan resepsi rasanya bahagia sekali. Bak raja dan ratu, selalu dibilang cantik dan ganteng, bahkan mau apa-apa selalu disiapkan oleh keluarga atau wedding organizer yang bertugas. Tapi setelah itu, ada banyak hal yang tentu harus dibangun.
Seperti dalam buku ini juga disampaikan. Membangun rumah tangga ibarat kita membangun bahtera yang besar. Butuh persiapan, modal, kerjasama, kerjakeras, kesamaan visi, dan pastinya memelihara cinta sebagai pendorong bahtera ini terbangun, hingga akhirnya terus maju dan berlayar menghadapi dinamika kehidupan. Karena proses ini lumayan yaa…..itu pentingnya mempersiapkan pernikahan dengan baik dan matang.
Ketahui Hal-Hal yang Tidak Ideal Saat Menikah
Yang membuat saya senang dalam pembahasan di buku anti panik mempersiapkan pernikahan ini adalah bahwa buku ini menjelaskan banyak hal tentang ketidakidealan dalam pernikahan. Untuk itu, buku ini juga membahas bagaimana caranya agar ketidakidealan itu bisa diatasi juga bisa kita lewati bersama pasangan, bahkan sejak pernikahan ini masih dipersiapkan.
Misalnya saja, di Bagian ke-tiga tentang : Couple That Plays Together. Di bab ini membahas tentang hobi masing-masing pasangan. Bahwa biasanya, konflik terjadi karena perbedaan kesukaan. Nah untuk itu, buku ini membahas salah satu solusinya.
Selain itu, di Bab-4, yang juga tidak kalah menarik adalah mengenai harapan dan realitas setelah menikah hingga masalah keuangan, perjanjian pranikah, dan premarital check-up. Banyak pasangan yang berfokus pada masalah pesta pernikahan dan segala perintilannya. Justru setelah pesta bahagia pernikahan yang sudah dilaksanakan, pasangan akan berhadapan dengan berbagai hal yang harus dihadapi dengan kedewasaan.
Tidak ketinggalan, buku anti panik mempersiapkan pernikahan ini juga membahas hal-hal apa saja yang berubah dan tidak berubah saat sudah menikah hingga persiapan Pesta Pernikahan. Walaupun setiap pembahasan tidak dibahas secara mendalam dan tidak terlalu teknis, tetapi buku ini cukup to the point untuk memberikan pandangan-pandangan menjelang pernikahan dan persiapan diri juga pasangan agar siap menikah. Sangat membantu agar pasangan yang akan menikah, tidak panik karena bayak sekali tips dan pandangan yang diberikan.
Walau Sudah Menikah, Saya Masih Membaca Kembali Buku Ini
Saat menulis di blog ini, saya sudah menikah. Walaupun belum satu bulan pernikahan, tapi saya masih suka membuka kembali buku ini dan membaca beberapa bab yang cukup penting. Misalnya saja di Bagian ke-4 tentang Expectation vs Reality dan Bab ke-6 tentang Make The Relationship Stronger. Artinya, buku ini memang bukan hanya bermanfaat bagi calon pengantin, tapi juga bagi mereka yang sedang membangun rumah tangganya untuk berkembang lebih baik.
Selain berbagai tips dan penjelasan dari penulisnya yang rata-rata para psikolog, buku ini juga menampilkan banyak quotes pernikahan dan juga berbagai ulasan atau pengalaman pernikahan dari berbagai tokoh dan public figure. Diantaranya seperti : Ridwan Kamil, Chacha Federica, Ibu Widyawati, Meisya Siregar, dsb. Kita jadi bisa belajar dari pengalaman pernikahan banyak orang, tidak sekedar teori atau penjelasan saja.
Saat membaca buku ini, saya tidak butuh waktu banyak karena rasanya ingin sekali menyelesaikannya langsung. Pembahasannya yang sangat sesuai kebutuhan saya, buku ini juga membuat tampilannya dengan ilustrasi yang mendukung dan font yang unik. Jadi, saat membacanya tidak bosan malah sangat menarik untuk terus dibaca.
Saya membeli buku ini di bukalapak dengan harga Rp147.000. Walau awalnya sempat agak meragukan buku ini, karena seperti lebih banyak ilustrasi dan quotes yang menghabiskan hampir 50% halaman tersendiri, tapi ternyata buku ini cukup membantu saya, mengurangi panik menjelang pernikahan dan siap untuk hidup bersama orang yang kini menjadi suami saya.
Buku ini saya rekomendasikan untuk kalian calon pengantin dan calon suami atau istri. Semoga kalian cocok juga ya dengan buku ini.
Adakah yang ingin berbagi juga soal mempersiapkan pernikahan? Share di kolom komentar yuk.
Irni Irmayani says
Aku biasanya kalau kebangakan referensi jadinya malah makin panik. Jadi tetap tenang sambil bertanya seperlunya aja seh. hehehehe
Cilya says
Dulu waktu mau nikah kayanya blm ada buku semacam ini ahaha.. itu 14 th yg lalu ehehe. Memang rata2 calon pengantin suka panik menjelang hari H nya
rizka edmanda says
aku punya nih buku anti panik tapi yang seri merawat bayi 0-3 tahun hehe bukunya kece yaa grafis nya juga gak ngebosenin
Unga says
Menyenangkan baca tulisan ini, buku yang bagus bukan sekedar buat yg mau nikah ajah tapi buat yg sudah menikah juga membantu banget…
antung apriana says
bukunya lucu ya desainnya. aku dulu sebelum nikah juga sempat baca-baca buku soal pernikahan