• Home
  • About Me
  • Travelling
  • Beauty
  • Finance
  • Personal Thought
  • Welcome!
    • About Me
    • Annisa’s Tumblr
    • Personal Thought
    • Pernikahan
    • Beauty

Ideannisa

Personal Blog by Finastri Annisa

Event, Pernikahan

MEMBANGUN KELUARGA KUAT DI ERA INDUSTRI 4.0

November 17, 2018 Comments : 21

Menikah dan berkeluarga, hampir setiap orang punya keinginan menuju ke arah sana. Tapi yang pasti tidak mudah membangun pondasi pernikahan dan keluarga, apalagi jika sudah memiliki anak. Perencanaan yang matang dan tentunya kemampuan orang tua untuk terus belajar memahami perkembangan zaman, penting sekali untuk dilakukan. Termasuk bagi saya, yang (saat tulisan ini dibuat), masih 3 bulan berjalan pernikahan.

Sejak awal sebelum menikah, saya pun sadar bahwa banyak sekali kasus-kasus rumah tangga dan keluarga yang gagal di tengah jalan. Bukan hanya suami istri yang hubungannya kandas, tetapi bisa berefek terhadap masa depan anak-anak. Sebabnya banyak sekali. Ada yang karena finansial, ketidaksamaan visi misi keluarga, masalah karir, atau komunikasi yang sudah tidak lancar. Efek paling besar adalah anak-anak yang broken, atau melampiaskan pada hal yang negatif. Akupun sempat takut, bagaimana kalau ini terjadi pada keluarga yang akan saya bangun?

Bersama dengan teman-teman blogger, setelah mengikuti diskusi tentang Family 4.0 di BKKBN Halim Perdana Kusuma

Saat ada informasi bahwa BKKBN mengundang teman-teman blogger untuk mengikuti acara diskusi tentang #RevolusiKeluargaIndustri4 , #KeluargaIndustri4, dan Platform Family 4.0 di Gedung BKKBN Jakarta Timur, saya pun langsung tertarik dan ingin tahu sebagai bekal ilmu berkeluarga. Menambah banyak informasi tentang keluarga, sedang sangat saya butuhkan sekali. Bagaimanapun, membangun keluarga itu adalah membangun bagian terkecil dan pondasi dari masyarakat. Kontribusi kita terhadap masyarakat pastinya dibangun dari keluarga yang kuat.

Dampak Industri 4.0 Terhadap Keluarga

Kalau sedang pidato, pak Jokowi sering banget sebut-sebut istilah era Industri 4.0. Era ini, dimana masyarakat kita sudah memasuki dunia industri dengan memanfaatkan berbagai teknologi digital dan beragam kecanggihannya. Di masa ini, semua dimudahkan dengan kehadiran teknologi dan platform digital untuk semua kebutuhan. Siapa sih diantara kita, terutama masyarakat di kota besar, yang tidak memanfaatkan aplikasi ojek online, aplikasi payment gateway di smartphone-nya, dsb? Tetapi, seperti dua mata pisau : bisa bermanfaat untuk sesuatu yang baik atau justru merusak dan berefek negatif.

Bapak M Yani, sedang menjelaskan tentang dampak industri 4.0 dan platform family 4.0 yang digagas BKKBN

Hal ini yang juga disampaikan oleh Bapak M. Yani, Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, BKKBN dalam acara diskusi bersama blogger November 2018. Beliau menyampaikan bahwa memasuki Era Industri 4.0 ini ternyata, Revolusi Industri 4.0 menjadi harapan sekaligus tantangan bagi keluarga di Indonesia. Keluarga kini dituntut untuk beradaptasi dengan kemajuan teknologi yang  semakin berkembang dan mempengaruhi kehidupan setiap anggota keluarga secara struktural maupun kultural.

Hal ini, khususnya terjadi bagi para generasi Z atau generasi Millenial, yang hidupnya banyak tergantung pada gadget, informasi dari internet, dan berbagai kemudahan teknologi lainnya. (Yes, generasi saya!). Namun, tentunya ada dampak-dampak Industru 4.0 ini yang juga sekaligus menjadi tantangan bagi keluarga yang sedang kita bangun. Misalnya saja pada beberapa aspek seperti:

  1. Interaksi Langsung Antar Keluarga

Sedang makan, main gadget. Sedang tiduran juga main gadget. Perhatian orang tua, keluarga anak, tidak lepas dari group chat di whatsapp ataupun di sosial media. Ibaratnya, menjauhkan yang dekat, tapi yang dekat satu rumah pun menjadi jauh. Pernah mengalami ini atau pernah melihat hal ini?

Keluarga harus tahu bahwa dengan hadirnya gadget dan kesalahan penggunaan gadget ini, dapat berakibat minimnya interaksi langsung dengan keluarga. Hal ini berbeda dengan masa-masa dulu, dimana gadget belum ada, maka interaksi dan komunikasi langsung dengan keluarga se rumah menjadi sangat intens dan dekat.

  1. Perhatian Orang Tua Terhadap Anak

Persaingan karir yang tinggi, intensitas komunikasi di sosial media menjadi sangat masif, membuat orang tua lama-lama terkurangi perhatiannya terhadap anak. Bagaimanapun, kehadiran sosial media yang tentu bisa buat ketagihan dan ketergantungan ini. Jika tidak diatasi akan berakibat buruk pada tumbuh kembang anak karena orang tua yang tidak memperhatikan anak.

  1. Knowledge Gap

Sekarang, semua orang dapat mengetahui berbagai informasi dan hal apapun yang ingin diketahui dengan sangat mudah. Dengan searching di web engine, semuanya akan muncul dan dengan mudah kita melihat dan mempelajari. Jika orang tua tidak terbiasa menggunakan gadget, atau bagi orang tua yang sudah lahir sebelum era digital ini muncul, tentu ini bisa jadi knowledge gap. Biasanya anak menjadi malas berdiskusi dengan orang tua, karena orang tua sudah tidak update dan tidak tahu dengan perkembangan zaman. Dunia dan kultur yang diterima anak sangat berbeda dengan yang orang tuanya tahu.

  1. Gadget dan Arus Informasi yang Didapatkan Anak

Lahirnya gadget, digital platform, dan berbagai aplikasi yang muncul, memang sangat baik bagi pemenuhan kebutuhan keluarga. Akan tetapi, jika anak tidak didampingi maka arus informasi yang didapatkan bukan membuat anak menjadi tumbuh dengan baik. Misalnya saja, jadi kecanduan game online dan ia menjadi anak yang kurang bergaul, minim sosialisasi, atau menjadi A-Sosial. Atau bahkan, anak-anak menjadi sangat banyak tahu hal-hal yang belum siap ia terima, sedangkan orang tua tidak mampu memberikan pembanding atau benteng yang kuat.

  1. Transfer Informasi Budaya dan Kultur Global

Hidup di zaman ini, bukan hanya budaya Indonesia yang akan anak-anak dapatkan. Pertukaran budaya dengan negara lain pun juga kita lakukan. Alhasil, ada budaya-budaya yang masuk dari luar juga mempengaruhi perkembangan anak dan keluarga. Padahal, belum di filter sesuai dengan nilai-nilai yang hendak keluarga bangun.

Dr Pribudiarta Nur Sitepu, sedang menjelaskan tentang peran dan usaha pemerintah menjawab tantangan industri 4.0 terhadap family

Segala macam tantangan ini tentunya menjadi tugas kita bersama, para orang tua, dan menjadi pengetahuan setiap mereka yang hendak membangun keluarga. Hal ini juga yang disampaikan oleh Dr Pribudiarta Nur Sitepu, MM, Sekretaris Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan RI, dalam diskusi kali ini. Ia menyampaikan bahwa pemerintah memiliki tugas untuk menguatkan keluarga-keluarga di Indonesia. Namun, tentu pemerintah saja tidak cukup untuk bisa mengembangkan program-program keluarga yang kuat. Butuh bantuan dari berbagai pihak, kolaborasi berbagai komunitas, dan pengembangan informasi untuk bisa menjawab berbagai tantangan industri 4.0 ini.

Menjawab Revolusi Industri 4.0, BKKBN Hadirkan Platform Family 4.0

Adanya tantangan Industri 4.0 tentu bukan berarti sama dengan kita menghilangkan segalam macam efek positifnya juga. Dalam menjawab beragam tantangan Industri 4.0, BKKBN pun mengupayakan beragam program dan proyek untuk keluarga yang siap menghadapinya dengan Platform Family 4.0.

Yuk mulai pelajari dan rencanakan keluarga dari sekarang, agar tantangan revolusi industri 4.0 bisa kita hadapi

Disampaikan oleh Bapak M. Yani, bahwa BKKBN akan mengembangkan kebijakan pembangunan  keluarga yang disesuaikan dengan semangat revolusi  industri 4.0, dengan harapan BKKBN akan selalu relevan  dengan perkembangan zaman yang ada. Penerapan Family 4.0 pada setiap jajaran BKKBN akan membuat setiap  program dan kebijakan menjadi lebih adaptif, sinergis,  terintegrasi dan holistik.

Proyek ini, tentunya akan melibatkan sejumlah aspek seperti :

  • Tradisi : merubah mindset keluarga, norma, dan tantangan keluarga
  • Regulasi : Kebijakan yang adaptif terhadap revolusi industri 4.0, money followprogram, dan aparatur digital
  • Birokarasi : Disruptive Birokrasi
  • Advokasi : Adaptasi Marketing 4.0 dalam KJE, Family Centric Marketing

Dengan penerapan strategi yang menunjuang kepada Family 4.0 ini, ada beberapa hal yang juga dilakukan oleh BKKBN untuk menjawab tantangan zaman. Diantaranya adalah seperti:

  • Memfokuskan pengelolaan dana di BKKBN untuk Family 4.0
  • Evaluasi kebjakan, program, dan kegiatan yang sudah dijalankan agar seiring dengan Family 4.0
  • Menerbitkan aturan dengan landasan dan operasionalnya sesuai Semangat Industri 4.0
  • Memperbaiki strategi komunikasi agar kebijakan ini dipahami dan dengan sangat mudah diakses oleh setiap anggota keluarga di Indonesia

Harapannya, di tahun 2019 nanti BKKBN sudah dapat mengaplikasikan Platform Family 4.0 ini dengan baik di Indonesia. Misalnya saja dengan beberapa program seperti : Diseminasi Family 4.0 melalui kegiatan Indonesian Family Summit, Sosialisasi dan Branding Platform 4.0 melalui Multimedia, dan diselenggarakannya pelatihan platform Family 4.0 kepada seluruh jajaran staff dan kader BKKBN.

Sebagai calon orang tua dan orang yang baru saja membangun keluarga, bagi saya hal ini jadi kebutuhan yang segera harus dijawab. Pemerintah memang sangat memegang peranan penting agar keluarga Indonesia semakin kuat dan mampu menghadapi berbagai tantangan zaman. Di era disruptif sekarang ini, mungkin era revolusi industri 4.0 akan segera berlalu. Kalau tidak segera dijawab, pasti kita akan ketinggalan.

Kembali Ke Meja Makan untuk Untuk Menguatkan dan Selamatkan Keluarga

Selain dari pihak pemerintah, diskusi ini juga semakin hangat dan seru dengan kehadiran Ibu Roslina Verauli, M. Psi, Seorang Psikolog Anak, Remaja, dan Keluarga. Dengan berbagai tantangan yang dihadapi di era 4.0 ini, beliau menyampaikan bahwa kuncinya untuk membuat keluarga kuat adalah satu. Yaitu KOMUNIKASI.

Ibu Vera, menjelaskan bahwa komunikasi menjadi kunci keluarga tetap kuat walau apapun tantangan dan ujian yang datang

Ibu Vera menyampaikan, bahwa memang setiap keluarga memiliki kondisi yang berbeda-beda. Ia mencontohkan seperti model keluarga dalam film-film, hahaha. Misalnya saja, keluarga Cemara, Keluarga Si Doel, Keluarga yang broken, dsb. Tapi, apapun kondisinya, tantangan apapun yang menghadapi keluarga, cobaan apapun yang datang menghampiri akan mampu dilewati jika keluarga tersebut mampu berkomunikasi dengan baik.

Perceraiaan suami istri, timbul anak yang pemberontak, anak yang broken, bisa terjadi karena tidak ada saling pengertian dan memahami perkembangan satu sama lain. Andai orang tua dan anak saling memahami, saling bercerita, dan saling berbagi update kondisi dirinya, maka satu sama lain akan saling tahu dan membuat hubungan keluarga semakin erat.

Bagaimana mungkin keluarga itu erat dan kuat, jika orang tua lebih banyak di kantor dibanding di rumah? Atau lebih banyak dengan sosial media dan anak tidak pernah berinteraksi langsung? Dan di era industri ini, mungkin saja anak sangat suka update status, foto di sosial media, sedangkan orang tua tidak memiliki dan mengikuti sosial media, padahal perkembangan anak-anak banyak terlihat di situ?

Beberapa hal yang bisa kita pelajari dan tingkatkan, untuk membangun keluarga yang kuat di tengah arus industri 4.0

Untuk itu, Ibu Vera memberikan satu solusi yang menurutnya harus menjadi gerakan seluruh orang tua dan keluarga Indonesia, yaitu KEMBALI KE MEJA MAKAN. Di meja makan, kita tidak hanya makan, tapi berbincang, bercerita, berdiskusi, dan saling berbagai keluh kesah. Di meja makan pula hilang semua sekat, hilang semua batas, dan hilangkan juga gadget di meja makan.

Saat di meja makan, semuanya hanya fokus pada masing-masing anggota keluarga. Di meja makan, orang tua dapat tahu kisah anaknya di sekolah. Anak juga tahu apa yang orang tuanya kerjakan di kantor dengan segala dinamikanya. Jika tidak bisa setiap hari melakukan ini, luangkan waktu setidaknya komunikasi di meja makan dapat dilakukan.

Selain itu, orang tua juga jangan berhenti belajar dan mengikuti perkembangan zaman. Jika tidak, maka pola didik dan update informasi yang kita dapatkan membuat anak menjadi tidak nyaman dan tidak dekat dengan orang tua itu sendiri.

Inspirasi ini mengingatkan kembali saat saya masih sekolah sampai dengan SMA. Sebelum kuliah jauh di luar kota, kegiatan ini biasa saya lakukan dengan keluarga di rumah. Tetapi saat dewasa, rasanya sangat jauh dari keluarga karena kebiasaan ini sudah jarang dilakukan dan gap informasi dengan orang tua sudah semakin jauh. Baiklah, kita mulai lagi dengan kembali ke meja makan dan pastinya akan coba saya terapkan dengan suami serta kelak jika sudah memiliki anak.

Membangun keluarga di era industri 4.0 ini memang tidak mudah. Tetapi, jika dilakukan dengan beberapa inspirasi yang saya dapatkan di diskusi ini, rasanya tentu keluarga jadi sangat menyenangkan. Bagaimanpun, yuk sama-sama bangun keluarga kita! Mudah-mudahan, keluarga kuat bisa kita bangun dan tentunya memiliki efek terhadap pembangunan masyarakat.

Previous:
SEHARI SINGGAH DI SUMBAWA
Next:
CARA MENAMBAH KOLEKSI BUKU DENGAN HARGA MURAH

You might also enjoy

CALON MANTEN HARUS TAHU: 5 ANGGARAN UNTUK PESTA PERNIKAHAN BERKESAN
MAKANAN PRAKTIS YANG SEHAT DAN BERGIZI SEIMBANG
Karya 8 Designer di Wardah Youniverse Show 2017

Comments

  1. Dian Safitri says

    November 18, 2018 at 9:43 am

    Ayo Mbak kita berjuang membangun kelurga harmonis di era industri 4.0.
    Acaranya menarik banget ya. Alhamdulillah aku dapat banyak ilmu baru.

    Reply
  2. gita siwi says

    November 18, 2018 at 10:53 am

    Pndasi terkuat adalah keluarga memang nggak bisa dianggap remeh. Pun banyak juga yang abai yang penting kuantitas tapi kualitas nggak dipikirkan

    Reply
  3. Nur Dalilah Putri says

    November 18, 2018 at 3:45 pm

    Aku termasuk baru belajar dalam berumah tangga dan mendidik anak
    Doakan ya aku bisa amanah dengan titipan ini

    Reply
  4. Eka Murti says

    November 18, 2018 at 4:29 pm

    Banyak hal yg berubah & harus dipelajari oleh keluarga di era industri 4.0 ini ya?

    Reply
  5. Dedy Darmawan says

    November 19, 2018 at 2:05 am

    Kembali Ke Meja Makan untuk Untuk Menguatkan dan Selamatkan Keluarga – Setuju banget!

    Reply
  6. Tika Samosir says

    November 19, 2018 at 2:45 am

    Yuk kita membangun keluarga harmonis di era revolusi industri 4.0 ini ya mba. Dengan kembali ke meja makan

    Reply
  7. Ria Buchari says

    November 19, 2018 at 2:59 am

    saatnya kembali ke meja makan yukk mba,,, semoga ke depannya kita bisa menerapkan ke keluarga kita dengn konsisten

    Reply
  8. Sifora says

    November 19, 2018 at 5:09 am

    Hehehe jadi ketawa sama diri sendiri, aku waktu muda cee berasa tua kali ya. Dulu tuh mau nikah sempat ditanya sama mama. Emangnya bekal kamu menikah apa? Aku jawab emm…. Cinta! Lho kata mamaku emang hidup butuh cinta aja. Makan juga iya! Terus kamu itu kudu pikir ke depan. Buat masa depan pernikahan. Emangnya mau hidup berduaan aja gitu sampai tua. Ini nih terbukti dari BKKBN aja udah mencetuskan “Saatnya Yang Muda Berencana”

    Reply
  9. Indri isharyanti says

    November 19, 2018 at 5:13 am

    Senangnya ada BKKBN yang membantu membangun keluarga agar siap menghadapi revolusi industri 4.0

    Reply
  10. Hanni Handayani says

    November 19, 2018 at 1:23 pm

    setuju mba, memang tidak mudah karena faktor eksternal bisa mempengaruhi anak -anak. maka nya perlu peran orang tua membentengi keluarga

    Reply
  11. Uci says

    November 19, 2018 at 5:29 pm

    Sebagai ortu saya harus banyak belajar nih mengikuti kecanggihan teknologi yanh ada, agar bisa menemani anak agar tidak trrjadi gap

    Reply
  12. Novita Leviyanti says

    November 20, 2018 at 8:11 am

    Kembali k meja makan saling diskusi keluarga Indonesia banget y menuju keluarga bahagia

    Reply
  13. Tina Sindi says

    November 20, 2018 at 9:13 am

    Sekarang saya juga menerapkan ini loh. Makan bersama setiap hari dan no gadget. Dengan mengasuh pengertian anak, Alhamdulillah mereka mau mengerti

    Reply
  14. Vita Pusvitasari says

    November 20, 2018 at 1:03 pm

    Pembangunan karakter pada anak dimulai di keluarga, jika komunikasi baik dan pola asuh benar anak akan menjadi pemuda pemudi harapan bangsa 🙂

    Reply
  15. ovianty says

    November 20, 2018 at 3:21 pm

    susah ya kalau orang tua kerja terus tanpa memperhatikan anak. di rumah juga malah main medsos. anak kesal dan melarikan diri ke game atau pornografi, bahaya nih.

    Reply
  16. Anisa Deasty Malela says

    November 21, 2018 at 12:43 am

    Senangnya saat keluarga kita menjalin komunikasi yang baik, sehingga dampak negatif dari revolusi industri tidak banyak mempengaruhi keluarga kita.

    Reply
  17. Nefertite Fatriyanti says

    November 21, 2018 at 2:54 am

    Komunikasi yang ada di keluarga akan menjadi perekat bagi semua individu di dalamnya.
    Ini yang membuat anak jadi kuat menghadapi dunia luar

    Reply
  18. Nur Said Rahmatullah says

    November 21, 2018 at 1:50 pm

    menjawab tantangan dari 5 aspek industri 4 ini emang harus adanya kedekatan lebih instens. komunikasi langsung untuk mendapatkan keharmonisan keluarga kembali. jangan sampai dalam satu rumah, dijauhkan lantaran komunikasi yang jarang terjadi secara langsung. gerakan kembali meja makan mungkin jadi salah satu solusi yang sudah ada sejak lama dan harus dikembalikan tradisi ini. mantul tulisannya. lengkap dan bermanfaat.

    Reply
  19. Helena says

    November 21, 2018 at 9:49 pm

    Iya Cha, meski anak baru satu tapi duduk bertiga makan bareng itu big effort lho. Soalnya ribet suapin anak, ambil makanan jatuh, dsb. Jadi jarang ngobrol. So, udah siap dong hadapi revolusi industri 4.0?

    Reply
  20. sie-thi nurjanah says

    November 22, 2018 at 4:24 pm

    Dalam sebuah pondasi keluarga, kerap sekali maslah datang silih berganti. Terlebih di era industri 4.0 yang segalanya berbasis digital butuh banget sebuah kebijakan dlm menghadapi perubahan global ini

    Reply
  21. Dewi Nuryanti says

    December 7, 2018 at 4:57 am

    Banyak bgt faktor yg mempengaruhi kehidupan berkeluarga. Klo aku mah gmn komitmen antara suami istri dan gmn kesepakatan diantara suami istri utk menjalankan bahtera keluarganya. Termasuk terhadap anak2nya

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

About Me

About Annisa

Annisa is blogger who loves writing about lifestyle, life experiences, personal thought, and everything that i want. As digital strategist at non profit organization and digital consultant for another social community, i care for humanity and universality. Annisa can contacted by e-mail finastricha@gmail.com.

Follow Annisa

Community

Blogger Perempuan

SEARCH

Read this blog at your mail

Enter your mail

Top Post

  • 25 PERTANYAAN QnA UNTUK LEBIH MENGENAL SAHABAT
    25 PERTANYAAN QnA UNTUK LEBIH MENGENAL SAHABAT
  • 15 PERTANYAAN RANDOM TENTANG DIRI SENDIRI
    15 PERTANYAAN RANDOM TENTANG DIRI SENDIRI
  • PENGALAMAN KONSULTASI KE DOKTER GIZI, TERNYATA INILAH RESEPNYA AGAR TUBUH LEBIH SEHAT
    PENGALAMAN KONSULTASI KE DOKTER GIZI, TERNYATA INILAH RESEPNYA AGAR TUBUH LEBIH SEHAT
  • Cara Mudah Hilangkan Komedo dengan Biore Pore Pack Black
    Cara Mudah Hilangkan Komedo dengan Biore Pore Pack Black

CATEGORIES

Archives


Instagram post 17934028237454721
Sejak kecil, mungkin saat saya sudah masuk TK, ibu saya sering kali membelikan buku-buku cerita bergambar. Mulai dari cerita dari negeri dongeng, kisah-kisah moral, hingga ke kisah-kisah Nabi dan Rasul dalam Islam.

Setiap pergi jalan-jalan, ibu menyempatkan mampir dan mengajak saya ke Toko Buku. Lihat-lihat dan membeli buku yang jadi pilihan saya.

Kebiasaan ini membawa saya jadi senang dengan buku, apalagi sejak mulai lancar membaca. Setiap minggu, saya selalu menagih ibu untuk membelikan majalah Bobo. Kalau ada uang lebih, sesekali saya juga minta dibelikan buku kumpulan cerpen.

Kenangan saat kecil yang suka dengan buku dan sering berimajinasi dengan cerita di dalamnya, membuat saya sadar bahwa saat nanti memiliki anak dan harus berkewajiban mendidik seorang anak, membiasakan anak membaca buku begitu penting.

Mereka tidak akan menyukai buku secara tiba-tiba jika sejak kecil tidak dipancing terlebih dahulu dengan orang tuanya.

Kalau usia saya saat ini masih anak-anak, mungkin aplikasi ini akan jadi salah satu favorit saya dan saya akan minta pada orang tua untuk setiap hari mengizinkan saya membaca buku cerita bergambar lewat aplikasi ini di gadget. Hehehe. Ya, aplikasi buku digital ini bernama Let’s Read.

Di zaman sekarang ini, sebenarnya enak banget. Baik orang tua, guru, pendamping anak, dan anak-anak sangat dimudahkan untuk membaca dan belajar.

Apalagi buku-buku digital yang ada di Let’s Read sangat banyak variannya. Jadi dari satu aplikasi saja, kita bisa memilih jenis cerita apa yang ingin kita bacakan atau anak lihat sendiri melalui aplikasi tersebut.

Anak-anak juga tentu akan senang karena buku digital Let’s Read memiliki gambar ilustrasi yang sangat menarik dan colourfull. Dengan melihat gambarnya saja, mereka sudah bisa berimajinasi dan mendapat wawasan baru.

Yuk ibu-ibu, bunda-bunda kalau mau tahu selengkapnya tentang aplikasi ini, check di blog post terbaru ideannisa.com ya. Selain itu, punya tips apalagi nih biar anak suka baca?

@letsread.indonesia @bloggerperempuan #LetsReadAsia #AyoMembaca #LetsReadxBloggerPerempuan

Instagram post 17880941939028130
Beberapa waktu lalu, di rumah kedatangan si box pink cantik yang udah pasti bisa ketebak dari mana kan? Ya, dari @sociolla.

Kali ini seneng banget, karena punya skincare lengkap untuk merawat kulit supaya lebih terhidrasi.

Jadi isi box ini ada:
❤️ Micellar Water dari @ariul_id
❤️ Body Lotion dari @klorane_idn
❤️ AHC Cleansing Foam dari @koreanaestheticskincare_id
❤️ Hydrating Mist Toner dari @sukinskincare_idn
❤️ Masker dari @mediheal_idn

Super lengkap buat bikin kulit tambah sehat dan lembap.
Tapi jangan salah ya. Supaya kulit bisa terhidrasi dengan baik, gak cukup cuma dengan skincare atau perawatan dari luar aja, tapi juga butuh perawatan dari dalam.

Caranya adalah dengan minum air mineral yang berkualitas dan teruji dengan baik.

Untuk mendukung wanita Indonesia merawat kulit agar selalu merawat kulit dan terhidrasi, Sociolla bersama dengan Aqua Reflections berkolaborasi menghadirkan edisi spesial Sociolla x Aqua Reflections yang botolnya didesign khusus dengan ciri khas Sociolla.

Saya salah satu yang beruntung karena bisa mendapatkan botol @aqua_reflections edisi spesial ini.

Btw, di botol Aqua Reflections x Sociolla ini ada QRCode yang bisa kamu scan juga lho! Ada voucher senilai Rp25.000 untuk belanja di Sociolla.

So, yuk dapetin Aqua Reflectionnya dan belanja skincare favorit kamu untuk menghidrasi kulit di @sociolla.com!

Instagram post 17892396910792819
Apa pertanyaan yang sering dilontarkan pada pasangan yang sudah menikah lebih dari dua tahun dan belum juga memiliki keturunan?
.
"Belum isi?"
.
"Kenapa belum isi? (Wajahnya sambil kayak bersedih gitu, sambil nepuk-nepuk bahu saya).
.
"Udah dua tahun ya nikah? Yang sabar ya, semangat terus pokoknya! Udah coba minum ini, minum itu..?"
.
Di kesempatan lain, dalam sebuah moment. Ada lagi yang nyeletuk-nyeletuk
.
"Kapan nih, (nyebut nama anaknya) punya temen?"
.
"Kayaknya lo stress deh.."
.
"Lo kerja terus sih, mikirin kerjaan terus, gimana mau jadi"
.
Biasanya sih, saya cuma ketawa. Sambil mengaminkan karena bisa saja emang mereka kasih doa tulus kan. Terus orang-orang ini, menyemangati dan menyuruh bersabar. Sambil ngasih nasihat-nasihatnya.

Ada dua respon sih dari semua itu.

Yang pertama: Terima kasih, sudah memperhatikan dan mendoakan yang terbaik.

Yang kedua, ada satu anggapan dari saya begini.

Kadang, orang lain melihat sepertinya kondisi pernikahan seperti ini menyedihkan. Sudah lebih dari dua tahun menikah belum juga dikaruniai keturunan.

Padahal, realitanya, belum tentu begitu.

Gak selalu, pasangan yang belum memiliki keturunan hidupnya gak sebahagia pasangan yang udah punya keturunan atau keturunan yang banyak.

Yang memiliki keturunan bisa merasa bahagia, bisa juga tidak merasa bahagia. 

Nyatanya ada juga yang stress dan pusing gak karuan setelah memiliki anak, padahal di sisi lain ada yang iri dengan kehidupannya karena ia belum juga dititipkan keturunan.

Menurut saya ini soal mindset dan gimana setiap detik kita bisa bersyukur dengan yang Allah SWT titipkan.

Yang mungkin perlu jadi highlight: life goals dan kebahagiaan masing-masing orang bisa aja berbeda. Gak selalu diukur dengan kacamata dan sudut pandang yang sama.

Jadi, gak semua orang menyedihkan saat belum atau tidak merasakan kebahagiaan yang seperti kita alami. Semua orang hidup dengan versinya, rezekinya, dan jalannya masing-masing.

Termasuk saya dan suami. Ada hikmah dan kebahagiaan lain yang menurut saya, masih Allah berikan untuk kami.

Selagi kita bisa menikmatinya, maka bersyukurlah. Semoga Allah menambah lagi nikmat-nikmat yang lain

Selamat menjalani hidup & bahagia versimu😎

Instagram post 17854740353362128
Mamahku, yang sampai anaknya gede masih suka tanya udah makan atau belum, makan apa, masak apa hari ini? Udah shalat atau belum? Ada aja yang dibawelin tiap ketemu 😂. Dan pastinya selalu berdoa yang terbaik untuk anak-anaknya.

Sebagai anak, mungkin banyak hal yang membuat beliau kecewa atau sedih. Kadang gak sesuai harapan atau keinginan. Tapi, berusaha sekecil apapun yang bisa dilakukan maka akan coba saya lakukan.

Semoga beliau diberikan kesehatan dan kebahagiaan dunia juga akhirat. Aamiinya Rabbal Alamiin.

Selamat Hari Ibu untuk seluruh perempuan dan ibu tangguh negeri ini ❤❤

#hariibu #hariibu2021

Instagram post 17849041115406067
Biasanya berapa lama dalam sehari kamu menatap gadget? Kalau saya, karena tuntutan pekerjaan mungkin bisa lebih dari 6 jam nih sehari.

Apalagi kalau yang ada di layar gadget itu babang Kim Soe Ho, alias Mas Han Ji Pyeong (tim Han Ji Pyeong mana suaranyaa?) Hehehe.

Walaupun itu risiko seorang pekerja digital, menatap layar gadget terlalu lama juga gak bagus. Harus diimbangi dengan mengistirahatkan mata plus konsumsi vitamin atau suplemen mata supaya mata tetap maksimal bekerja maksimal.

Selengkapnya, check di blog terbaru aku yuk di link: https://ideannisa.com/2020/12/01/cara-menjaga-mata-tetap-sehat/

Nah, kalau kamu gimana nih? Berapa lama menatap layar gadget dalam sehari? Dan punya tips tambahan gak biar mata tetap sehat dan gak stress?

Instagram post 18110146072175435
Eh, guys. Mau nanya deh, suka parno gak sih kalau badan tiba-tiba meriang? Apalagi kalau udah bersin-bersin atau batuk. Di tengah pandemi kayak sekarang ini, sedikit aja ada gejala gak enak di badan rasanya suka khawatir. Persis kayak kejadian kemarin, waktu tenggorokan saya sempat sakit. Langsung dalam hati bertanya-tanya, ini kenapa ya? Bukan Covid-19 kan? Untungnya mereda setelah beberapa hari dan gak sampai hilang penciuman.

Tapi kalau terlalu khawatir juga gak baik sih. Mending kita prepare dengan bangun gaya hidup sehat dan bikin hidup kita lebih fit. Misalnya aja, banyakin makan sayur-buah, olahraga ringan setiap hari, jauhi stress, dan lakukan hal yang menyenangkan biar psikis juga sehat.

Selain itu, saya suka tambahin minum suplemen @Vipro-G biar ada booster imun. Soalnya sekarang ini lagi banyak banget aktivitas dan kerja sampai malam. Suplemen ini juga bisa bantu untuk mengurangi radang tenggorokan dan anti radikal bebas.

Tentang pengalaman konsumsi Vipro-G, saya share di blog ya. Check link nya di bit.ly/ideannisa-viprog

Suplemen ini menarik soalnya pas pertama kali lihat, ada foto Raffi Ahmad-nya. Hehehe. Jadi emang ini sesuai dengan orang yang sibuknya kayak Raffi dari subuh-tengah malam.

Kalau kalian sendiri pernah parno-an kayak saya? Hehehe. Gimana cara ngadepinnya?

Instagram post 17900083378625641
Sudah pada tahu belum, kalau sekarang di Traveloka kita udah bisa beli asuransi. Salah satunya adalah beli asuransi dari FWD Life Asuransi Bebas Handal dan Asuransi FWD Cancer Protection, melalui Traveloka Protect.

Asuransi Bebas Handal adalah asuransi kesehatan berbasis syariah yang terjangkau dengan manfaat rawat inap komprehensif. Kontribusinya mulai dari Rp75.000 per bulan dan pilihan manfaat tahunan hingga Rp100 juta.

Sedangkan, FWD Cancer Protection adalah asuransi kanker terjangkau yang memberikan uang pertanggungan 100% saat diagnosis kanker dengan premi mulai Rp10.000 per bulan dan manfaat hingga Rp150 juta.

Waw banget kan, ada asuransi yang bisa kita beli mulai dari Rp10.000 per bulan aja? Jujur kalau saya sendiri, belum pernah membeli asuransi dengan harga premi Rp10.000. Tapi ini tentu sebuah terobosan agar lebih banyak lagi masyarakat yang memiliki proteksi. Thank you ya @fwd_id & @traveloka.

Selengkapnya sudah saya ulas di blog. Plus, ada sedikit ulasan chit chat dengan dr. Falla Adinda yang bahas juga tentang resiko penyakit kanker untuk masyarakat Indonesia. Mampir ya di ideannisa.com

#FWD #AsuransiMudahBeneran

Instagram post 17873375798052308
Menurut Mbak Githa Argasasmita, seorang financial planner, bukan hanya darurat saja yang
penting untuk kita siapkan, apalagi di masa pandemi seperti sekarang ini.

Asuransi kesehatan dan asuransi jiwa juga penting banget untuk dipersiapkan supaya hidup kita dan keluarga lebih terproteksi.

Tapi sayangnya, banyak masyarakat Indonesia yang belum punya asuransi jiwa dan asuransi
kesehatan gara-gara males ngurus, males baca polis, dan tiap kali butuh urus-urus adminitrasi harus ke kantor asuransinya.

Well, sekarang udah ada cara gampangnya. Kalau kamu mendaftar sebagai nasabah @fwd_id  udah ada fitur eServices di aplikasi FWD MAX yang memudahkan kita urus-urus asuransi. Gak ada lagi tuh alasan ribet atau males keluar rumah buat mengurus asuransi.

Kebetulan, Jumat 16 Oktober 2020, saya ikutan Virtual Blogger & Media Online. Kita bahas apa itu eServices dan apa saja manfaatnya? Termasuk beberapa tips keuangan dari Mbak Githa Argasasmita.

Simak di blogpost terbaru saya, ya!
#FWD #FWDMax #FWDBeda


2021 blog by annisa Design by SkyandStars.co
Back Top

Copyright © 2021 · Yoon Theme on Genesis Framework · WordPress · Log in