• Home
  • About Me
  • Travelling
  • Beauty
  • Finance
  • Personal Thought
  • Welcome!
    • About Me
    • Annisa’s Tumblr
    • Personal Thought
    • Pernikahan
    • Beauty
  • Download Freebies

Ideannisa

Personal Blog by Finastri Annisa

Pernikahan

CERITA PERNIKAHAN : MEMANTAPKAN HATI UNTUK MENIKAH

January 13, 2019 Leave a Comment

Pernikahan bukan moment satu hari saja. Tetapi perjalanan seumur hidup dengan berbagai dinamikanya. Untuk itu, sudahkah memantapkan hati untuk menikah sebelum menyesal nantinya? (Feature image by : Athaya Storiese)

Saat berdikusi dengan kebanyak teman-teman yang masih berusia antara 18-25 tahun, pernikahan seakan jadi goal dalam hidup. Rasanya senang, tenang, dan tentram ketika sudah menikah. Mungkin ini juga yang saya pikirkan saat masa-masa awal kuliah dulu. Kok, sepertinya enak ya menikah? Hidup bersama pasangan dan senang-senang selamanya. Maklum saja, pemikiran tersebut lahir dari saya yang masih dedek-dedek.

Semakin dewasa, semakin dekat memasuki jenjang pernikahan rasanya lebih deg-degan. Bukan karena saya khawatir terhadap laki-laki pilihan saya atau ragu apakah dia jodoh saya. Yang paling membuat keresahan itu muncul adalah soal kesiapan saya untuk menikah. Saat sudah menikah, berarti saya bukan hanya memikirkan persoalan diri sendiri, tapi ada orang lain yang juga harus saya pikirkan setiap harinya. Apa kabar dengan bangun di siang hari, bermalas-malasan di akhir minggu, atau bebas mau berbuat apa saja? Bagaimana juga dengan cita-cita saya, keinginan-keinginan diri, apakah masih bisa dicapai setelah berkeluarga?

Baca juga : BUKU ANTI PANIK PERNIKAHAN

Hidup hampir 10 tahun jauh dari orang tua dan keluarga membuat saya jadi orang yang sangan mandiri dan independen. Hampir semua persoalan jika memang tidak membutuhkan orang lain, bisa saya tangani sendiri. Saking seringnya seperti itu, saya jadi nyaman dan menikmati hidup seperti itu. Walaupun, sejak 8 tahun sebelum menikah saya pun sudah mulai mengenal suami saya dan sering berinteraksi dengannya secara intens. Tapi, memasuki pernikahan berbeda kan? Ada tanggung jawab lebih dan tentunya kewajiban yang harus dipenuhi satu sama lain.

Untuk itu, setiap orang pasti pernah melaluinya. Ada keraguan, keresahan bahkan kebingungan apakah saya siap untuk menikah? Bahkan, tidak jarang lho yang munculnya perasaan tersebut saat pernikahan akan segera dilaksanakan. Entah 1 minggu sebelumnya, beberapa hari sebelumnya, atau mungkin saat akad akan terucap. Yang jelas, kemantapan hati sebelum menikah harus kita miliki.

5 Pertanyaan untuk Memantapkan Hati Sebelum Menikah

Sebelum menikah, jawaban-jawaban keresahan ini harus selesai. Jangan sampai masih ada yang mengganjal ketika hari-H sudah dekat. Pengalaman pribadi saya, saat setahun sebelum menikah saya mulai untuk memantapkan hati saya. Mulai dengan menjawab semua pertanyaan-pertanyaan keresahan serta mencari jawabannya secara logis dan rasional. Bukan hanya terhanyut perasaan atau menikah karena dorongan lingkungan. Untuk itu, beberapa pertanyaan yang perlu dijawab untuk memantapkan hati, seperti dibawah ini ya.

  1. Apa Alasan untuk Menikah?

Alasan untuk menikah ini adalah persoalan yang basic banget. Walaupun kayaknya sepele, tapi kalau hal ini tidak dijawab ya bisa bermasalah kedepannya. Alasan untuk menikah tiap orang bisa jadi beda-beda dan ini harus dipastikan dulu bahwa alasan kita dan pasangan kita untuk menikah adalah hal yang sama. Kebanyakan orang saat ditanya apa tujuannya atau alasannya menikah, dijawab karena untuk ibadah. Ada juga yang jawab, ya udah saatnya aja.

Kemana arah pernikahan yang akan kita jalani? Pict by Unsplash : Baby Darbosco

Alasan beribadah juga bisa macam-macam. Nah kita, alasan yang mana? Ingin punya anak juga ibadah, ingin menjalin hubungan yang syah dan sesuai syariah juga ibadah, saling mendukung dan bareng-bareng hidup ya juga ibadah. Intinya ketika bingkai pernikahan itu untuk kebaikan, sepemahaman saya adalah ibadah. Untuk itu, ini harus dipastikan karena banyak kasus yang terjadi setelah pernikahan. Banyak pasangan suami istri yang cerai saat tidak memiliki momongan karena dianggap tujuan pernikahannya adalah untuk punya anak. Ada juga yang karena ingin berbakti pada suami sehingga dia benar-benar ikut dengan argumentasi suami, dan lain sebagainya. Kalau alasan ini belum selesai pada diri kita, khawatirnya akan menjadi masalah besar dikemudian hari dengan pasangan. Semoga dengan niat ibadah yang sesungguhnya, kebaikan itu bisa hadir untuk keluarga yang kita bangun.

Bagi saya sendiri, menikah dengan suami saya adalah karena ingin hidup bersama saling mendukung untuk hidup ini. Untuk itu, ya kita harus saling mendukung untuk karir atau impian kita masing-masing. Saling berkompromi dan mempertimbangkan yang terbaik agar kehidupan kita berjalan sesuai tujuan. Andaikata nanti tidak punya anak, ada masalah pekerjaan, ekonomi, dsb, bagaimana? Ya karena itulah kita bareng-bareng supaya bisa menyelesaikan itu semuanya. Butuh diskusi, kesamaan visi, dan juga rasa cinta agar semuanya bisa berjalan bersama. Semuanya berikhtiar untuk tujuan bersama.

Sehingga, alasan apa yang membuat kita harus menikah dengan pilihan kita sendiri?

  1. Sudah Selesaikah dengan Diri Kita Sendiri?

Sudahkah kita benar-benar paham diri kita sendiri? Saat apa kita bahagia, saat apa kita senang, apa impian atau keinginan yang masih beum tercapai dan masih ingin kita kejar? Menurut saya, saat menikah dan kita belum kenal diri kita sendiri tentu kita akan sulit juga bisa memahami dan mengenal pasangan kita seutuhnya. Saat kita juga masih sulit menerima kekurangan diri dan mengatasi berbagai masalah yang ada dalam diri, nantinya pasti kita juga akan sulit untuk menerima pasangan yang mungkin saja ada banyak hal lainnya yang belum kita ketahui lebih dalam.

Kadang, ada juga yang masih terbawa dengan trauma masa lalu atau mungkin teringat mantan. Alhamdulillahnya, saya tidak mengalami hal ini. Tapi berdiskusi dengan beberapa teman dan juga pengalaman beberapa orang, sulit akhirnya untuk memasuki rumah tangga jika masalah dalam diri tersebut belum selesai.

Intinya, kenali siapa diri kita sendiri sedalam-dalamnya dan sesadar-sadarnya sebelum kita menerima dan mengurusi orang lain di luar diri kita, yaitu suami kita nantinya.

  1. Sudah Tepatkah Dia Menjadi Pendamping Hidup Kita?

Menikah bukan sehari dua hari, tapi seumur hidup. Ada banyak masalah rumah tangga saat kita juga belum mengenal siapa pendamping hidup kita. Ya, setidaknya kita tahu kebaikan dan keburukan pasangan kita. Apa titik kelemahannya dan apa potensi yang membuat konflik dengan dia. Sekedar mengenal saja nama dan keluarganya, apalagi hanya berbekal informasi dari orang menurut saya kurang cukup. Entah kenapa sejak saya akan menikah, saya benar-benar yakin dengan pilihan saya karena saya sudah tahu apa kelemahan dia dan juga hal-hal yang membuat saya bisa berkonflik. Dengan mengetahui itu saya jadi tahu apa yang harus dilakukan jika terjadi masalah. Dari situ saya juga buat kesepakatan jika terjadi konflik, apa yang harus kita lakukan satu sama lain.

Walaupun tidak 100% tapi yang jelas proses ini harus dilalui. Kebetulan, saya mengenal suami saya 8 tahun sebelum menikah. Saya sudah hapal apa yang membuat dia emosi, kesukaannya, hal-hal yang tidak ingin diganggu dari dalam dirinya, hingga mungkin berbagai macam kelemahannya. Saya juga tahu potensi dirinya dan hal apa yang bisa membuat kita bisa lebih hebat. Memasuki masa dewasa dan menjelang pernikahan hal ini terus saya pahami, karena sekedar cinta dan mengikuti perasaan saja tidak cukup.

  1. Punya Modal Apa Setelah Menikah?

Modal disini tidak selalu bernilai harta atau material lho. Belum punya rumah, belum punya aset, belum punya uang banyak bukan berarti tidak bisa menikah. Tapi menurut saya, yang terpenting adalah modal pengetahuan dan juga modal untuk berkarir. Misalnya, apakah sudah ada pekerjaan? Atau jika masih merintis karir, bagaimana rencana kedepannya. Terlihat realistis ataukah tidak? Coba dibandingkan dengan karakternya, apakah dia orang yang bekerja keras atau tidak?

Modal menikah selain finansial yang terpenting adalah pekerjaan atau karir yang akan menghasilkan pendapatan untuk hidup berkeluarga. Pict by : Unsplash – Artem Bali 

Saya pernah berdikusi dengan teman saya di kantor yang sudah 20 tahun menikah. Menurutnya, finansial atau ekonomi ini adalah pondasi dalam keluarga. Hal mendasar yang harus dipenuhi apalagi laki-laki yang tugasnya menafkahi. Saya sepakat dengan argumentasi ini. Toh kita tidak mungkin hidup jika tidak ada uang. Untuk itu, bukan sekedar besaran uangnya, tetapi apakah kita mampu mendapatkan penghasilan dan menghidupi keluarga?

Andai kata belum sanggup, ada juga yang orang tuanya atau keluarganya mau membiayai dan mensupport ekonomi. Tapi, jangan coba-coba bagi kita yang tidak punya modal orang tua atau keluarga, juga tidak punya modal pekerjaan, dan masih bingung mau berbuat apa. Bisa-bisa setelah menikah, pertikaian pun muncul karena persoalan ini.

  1. Mampukah Kita Menangani Konflik dan Toleransi dengan Pasangan?

Namanya manusia, nggak ada yang sempurna kan? Sebaik-baik dan secinta-cintanya kita dengan pasangan pasti konflik akan terjadi. Entah karena lagi emosi, lagi bad mood, atau mungkin karena masalah lainnnya. Tapi, tidak semua konflik itu harus terjadi lama-lama lho. Nggak harus berujung ke pertikaian yang lebih panjang. Kenapa saya bisa bilang begitu? Karena ada banyak contoh keluarga yang sudah bertahun-tahun menikah, terjadi banyak masalah dan ujian dalam rumah tangganya, tapi tetap kokoh berdiri. Kuncinya, mereka bisa menangani konflik dan bertoleransi dengan pasangan.

Baca juga : CERITA PERNIKAHAN : MENYIAPKAN MENTAL DARI SEGALA KOMENTAR ORANG

Salah satu cara menangani konflik dan toleransi dengan pasangan adalah kita bisa mengelola emosi, mengelola pikiran, dan saling terbuka saat ada masalah. Apa kebutuhan saya, apa kebutuhan kamu, apa yang kamu inginkan, sudahkah benar-benar kita pahami? Kalau belum, ya usahakan dipahami benar-benar sebelum menikah. Tapi yang jelas paradigma seperti ini bukan hanya tugas seorang wanita, pastinya suami juga harus punya. Jadi, pastikan juga suami kita punya pandangan yang sama soal ini. Bisa mengatasi konflik dan mau bertoleransi dengan segala kekurangan kita.

Pict by Unsplash : Danica Tanjutco

Ya, ternyata memang menikah itu tidak mudah. Ada bahagia pastinya, ada ujian juga tentunya. Saat sedang khawatir memikirkan menikah, saya mulai sadar bahwa memang saya harus bisa mengelola emosi, mood, berkompromi bukan hanya untuk keinginan saya tetapi juga keinginan pasangan. Saya yang hidupnya independen dan selama ini mandiri mulai menikah tidak bisa 100% seperti itu lagi. Tetapi ada juga ruang dan waktu sendiri yang bisa ditolerir oleh suami karena sudah berbincang itu sebelum menikah.

Lantas bagaimana dengan persiapan kalian yang juga akan menikah? Sudah memantapkan hati? Semoga kemantapan kalian juga didasari oleh alasan yang matang ya. Adakah juga yang mau memberikan tips atau pengalamannya mempersiapkan pernikahan? Silahkan share di kolom komentar ya.

Previous:
CERITA PERNIKAHAN : MENYIAPKAN MENTAL DARI SEGALA KOMENTAR ORANG
Next:
PUNYA MASALAH APAPUN, TANYA AJA DI PAKARHERO

You might also enjoy

PENGALAMAN DAN TIPS MEMILIH MUA UNTUK PERNIKAHAN DI BANDUNG
CERITA PERNIKAHAN : MENYIAPKAN MENTAL DARI SEGALA KOMENTAR ORANG
CALON MANTEN HARUS TAHU: 5 ANGGARAN UNTUK PESTA PERNIKAHAN BERKESAN

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

About Me

About Annisa

Annisa is blogger who loves writing about lifestyle, life experiences, personal thought, and everything that i want. As digital strategist at non profit organization and digital consultant for another social community, i care for humanity and universality. Annisa can contacted by e-mail finastricha@gmail.com.

Follow Annisa

Community

Blogger Perempuan

SEARCH

Read this blog at your mail

Enter your mail

Top Post

  • 25 PERTANYAAN QnA UNTUK LEBIH MENGENAL SAHABAT
    25 PERTANYAAN QnA UNTUK LEBIH MENGENAL SAHABAT
  • 15 PERTANYAAN RANDOM TENTANG DIRI SENDIRI
    15 PERTANYAAN RANDOM TENTANG DIRI SENDIRI
  • PENGALAMAN KONSULTASI KE DOKTER GIZI, TERNYATA INILAH RESEPNYA AGAR TUBUH LEBIH SEHAT
    PENGALAMAN KONSULTASI KE DOKTER GIZI, TERNYATA INILAH RESEPNYA AGAR TUBUH LEBIH SEHAT
  • PENGALAMAN MENGGUNAKAN L’OREAL PARIS REVITALIFT CRYSTAL MICRO-ESSENCE UNTUK KULIT WAJAH BERMINYAK
    PENGALAMAN MENGGUNAKAN L’OREAL PARIS REVITALIFT CRYSTAL MICRO-ESSENCE UNTUK KULIT WAJAH BERMINYAK

CATEGORIES

Archives


Instagram post 17934028237454721
Sejak kecil, mungkin saat saya sudah masuk TK, ibu saya sering kali membelikan buku-buku cerita bergambar. Mulai dari cerita dari negeri dongeng, kisah-kisah moral, hingga ke kisah-kisah Nabi dan Rasul dalam Islam.

Setiap pergi jalan-jalan, ibu menyempatkan mampir dan mengajak saya ke Toko Buku. Lihat-lihat dan membeli buku yang jadi pilihan saya.

Kebiasaan ini membawa saya jadi senang dengan buku, apalagi sejak mulai lancar membaca. Setiap minggu, saya selalu menagih ibu untuk membelikan majalah Bobo. Kalau ada uang lebih, sesekali saya juga minta dibelikan buku kumpulan cerpen.

Kenangan saat kecil yang suka dengan buku dan sering berimajinasi dengan cerita di dalamnya, membuat saya sadar bahwa saat nanti memiliki anak dan harus berkewajiban mendidik seorang anak, membiasakan anak membaca buku begitu penting.

Mereka tidak akan menyukai buku secara tiba-tiba jika sejak kecil tidak dipancing terlebih dahulu dengan orang tuanya.

Kalau usia saya saat ini masih anak-anak, mungkin aplikasi ini akan jadi salah satu favorit saya dan saya akan minta pada orang tua untuk setiap hari mengizinkan saya membaca buku cerita bergambar lewat aplikasi ini di gadget. Hehehe. Ya, aplikasi buku digital ini bernama Let’s Read.

Di zaman sekarang ini, sebenarnya enak banget. Baik orang tua, guru, pendamping anak, dan anak-anak sangat dimudahkan untuk membaca dan belajar.

Apalagi buku-buku digital yang ada di Let’s Read sangat banyak variannya. Jadi dari satu aplikasi saja, kita bisa memilih jenis cerita apa yang ingin kita bacakan atau anak lihat sendiri melalui aplikasi tersebut.

Anak-anak juga tentu akan senang karena buku digital Let’s Read memiliki gambar ilustrasi yang sangat menarik dan colourfull. Dengan melihat gambarnya saja, mereka sudah bisa berimajinasi dan mendapat wawasan baru.

Yuk ibu-ibu, bunda-bunda kalau mau tahu selengkapnya tentang aplikasi ini, check di blog post terbaru ideannisa.com ya. Selain itu, punya tips apalagi nih biar anak suka baca?

@letsread.indonesia @bloggerperempuan #LetsReadAsia #AyoMembaca #LetsReadxBloggerPerempuan

Instagram post 17880941939028130
Beberapa waktu lalu, di rumah kedatangan si box pink cantik yang udah pasti bisa ketebak dari mana kan? Ya, dari @sociolla.

Kali ini seneng banget, karena punya skincare lengkap untuk merawat kulit supaya lebih terhidrasi.

Jadi isi box ini ada:
❤️ Micellar Water dari @ariul_id
❤️ Body Lotion dari @klorane_idn
❤️ AHC Cleansing Foam dari @koreanaestheticskincare_id
❤️ Hydrating Mist Toner dari @sukinskincare_idn
❤️ Masker dari @mediheal_idn

Super lengkap buat bikin kulit tambah sehat dan lembap.
Tapi jangan salah ya. Supaya kulit bisa terhidrasi dengan baik, gak cukup cuma dengan skincare atau perawatan dari luar aja, tapi juga butuh perawatan dari dalam.

Caranya adalah dengan minum air mineral yang berkualitas dan teruji dengan baik.

Untuk mendukung wanita Indonesia merawat kulit agar selalu merawat kulit dan terhidrasi, Sociolla bersama dengan Aqua Reflections berkolaborasi menghadirkan edisi spesial Sociolla x Aqua Reflections yang botolnya didesign khusus dengan ciri khas Sociolla.

Saya salah satu yang beruntung karena bisa mendapatkan botol @aqua_reflections edisi spesial ini.

Btw, di botol Aqua Reflections x Sociolla ini ada QRCode yang bisa kamu scan juga lho! Ada voucher senilai Rp25.000 untuk belanja di Sociolla.

So, yuk dapetin Aqua Reflectionnya dan belanja skincare favorit kamu untuk menghidrasi kulit di @sociolla.com!

#hydratetoradiate #aquareflectionsxsociolla #sociollaxaquareflections

Instagram post 17892396910792819
Apa pertanyaan yang sering dilontarkan pada pasangan yang sudah menikah lebih dari dua tahun dan belum juga memiliki keturunan?
.
"Belum isi?"
.
"Kenapa belum isi? (Wajahnya sambil kayak bersedih gitu, sambil nepuk-nepuk bahu saya).
.
"Udah dua tahun ya nikah? Yang sabar ya, semangat terus pokoknya! Udah coba minum ini, minum itu..?"
.
Di kesempatan lain, dalam sebuah moment. Ada lagi yang nyeletuk-nyeletuk
.
"Kapan nih, (nyebut nama anaknya) punya temen?"
.
"Kayaknya lo stress deh.."
.
"Lo kerja terus sih, mikirin kerjaan terus, gimana mau jadi"
.
Biasanya sih, saya cuma ketawa. Sambil mengaminkan karena bisa saja emang mereka kasih doa tulus kan. Terus orang-orang ini, menyemangati dan menyuruh bersabar. Sambil ngasih nasihat-nasihatnya.

Ada dua respon sih dari semua itu.

Yang pertama: Terima kasih, sudah memperhatikan dan mendoakan yang terbaik.

Yang kedua, ada satu anggapan dari saya begini.

Kadang, orang lain melihat sepertinya kondisi pernikahan seperti ini menyedihkan. Sudah lebih dari dua tahun menikah belum juga dikaruniai keturunan.

Padahal, realitanya, belum tentu begitu.

Gak selalu, pasangan yang belum memiliki keturunan hidupnya gak sebahagia pasangan yang udah punya keturunan atau keturunan yang banyak.

Yang memiliki keturunan bisa merasa bahagia, bisa juga tidak merasa bahagia. 

Nyatanya ada juga yang stress dan pusing gak karuan setelah memiliki anak, padahal di sisi lain ada yang iri dengan kehidupannya karena ia belum juga dititipkan keturunan.

Menurut saya ini soal mindset dan gimana setiap detik kita bisa bersyukur dengan yang Allah SWT titipkan.

Yang mungkin perlu jadi highlight: life goals dan kebahagiaan masing-masing orang bisa aja berbeda. Gak selalu diukur dengan kacamata dan sudut pandang yang sama.

Jadi, gak semua orang menyedihkan saat belum atau tidak merasakan kebahagiaan yang seperti kita alami. Semua orang hidup dengan versinya, rezekinya, dan jalannya masing-masing.

Termasuk saya dan suami. Ada hikmah dan kebahagiaan lain yang menurut saya, masih Allah berikan untuk kami.

Selagi kita bisa menikmatinya, maka bersyukurlah. Semoga Allah menambah lagi nikmat-nikmat yang lain

Selamat menjalani hidup & bahagia versimu😎

Instagram post 17854740353362128
Mamahku, yang sampai anaknya gede masih suka tanya udah makan atau belum, makan apa, masak apa hari ini? Udah shalat atau belum? Ada aja yang dibawelin tiap ketemu 😂. Dan pastinya selalu berdoa yang terbaik untuk anak-anaknya.

Sebagai anak, mungkin banyak hal yang membuat beliau kecewa atau sedih. Kadang gak sesuai harapan atau keinginan. Tapi, berusaha sekecil apapun yang bisa dilakukan maka akan coba saya lakukan.

Semoga beliau diberikan kesehatan dan kebahagiaan dunia juga akhirat. Aamiinya Rabbal Alamiin.

Selamat Hari Ibu untuk seluruh perempuan dan ibu tangguh negeri ini ❤❤

#hariibu #hariibu2021

Instagram post 17849041115406067
Biasanya berapa lama dalam sehari kamu menatap gadget? Kalau saya, karena tuntutan pekerjaan mungkin bisa lebih dari 6 jam nih sehari.

Apalagi kalau yang ada di layar gadget itu babang Kim Soe Ho, alias Mas Han Ji Pyeong (tim Han Ji Pyeong mana suaranyaa?) Hehehe.

Walaupun itu risiko seorang pekerja digital, menatap layar gadget terlalu lama juga gak bagus. Harus diimbangi dengan mengistirahatkan mata plus konsumsi vitamin atau suplemen mata supaya mata tetap maksimal bekerja maksimal.

Selengkapnya, check di blog terbaru aku yuk di link: https://ideannisa.com/2020/12/01/cara-menjaga-mata-tetap-sehat/

Nah, kalau kamu gimana nih? Berapa lama menatap layar gadget dalam sehari? Dan punya tips tambahan gak biar mata tetap sehat dan gak stress?

Instagram post 18110146072175435
Eh, guys. Mau nanya deh, suka parno gak sih kalau badan tiba-tiba meriang? Apalagi kalau udah bersin-bersin atau batuk. Di tengah pandemi kayak sekarang ini, sedikit aja ada gejala gak enak di badan rasanya suka khawatir. Persis kayak kejadian kemarin, waktu tenggorokan saya sempat sakit. Langsung dalam hati bertanya-tanya, ini kenapa ya? Bukan Covid-19 kan? Untungnya mereda setelah beberapa hari dan gak sampai hilang penciuman.

Tapi kalau terlalu khawatir juga gak baik sih. Mending kita prepare dengan bangun gaya hidup sehat dan bikin hidup kita lebih fit. Misalnya aja, banyakin makan sayur-buah, olahraga ringan setiap hari, jauhi stress, dan lakukan hal yang menyenangkan biar psikis juga sehat.

Selain itu, saya suka tambahin minum suplemen @Vipro-G biar ada booster imun. Soalnya sekarang ini lagi banyak banget aktivitas dan kerja sampai malam. Suplemen ini juga bisa bantu untuk mengurangi radang tenggorokan dan anti radikal bebas.

Tentang pengalaman konsumsi Vipro-G, saya share di blog ya. Check link nya di bit.ly/ideannisa-viprog

Suplemen ini menarik soalnya pas pertama kali lihat, ada foto Raffi Ahmad-nya. Hehehe. Jadi emang ini sesuai dengan orang yang sibuknya kayak Raffi dari subuh-tengah malam.

Kalau kalian sendiri pernah parno-an kayak saya? Hehehe. Gimana cara ngadepinnya?

Instagram post 17900083378625641
Sudah pada tahu belum, kalau sekarang di Traveloka kita udah bisa beli asuransi. Salah satunya adalah beli asuransi dari FWD Life Asuransi Bebas Handal dan Asuransi FWD Cancer Protection, melalui Traveloka Protect.

Asuransi Bebas Handal adalah asuransi kesehatan berbasis syariah yang terjangkau dengan manfaat rawat inap komprehensif. Kontribusinya mulai dari Rp75.000 per bulan dan pilihan manfaat tahunan hingga Rp100 juta.

Sedangkan, FWD Cancer Protection adalah asuransi kanker terjangkau yang memberikan uang pertanggungan 100% saat diagnosis kanker dengan premi mulai Rp10.000 per bulan dan manfaat hingga Rp150 juta.

Waw banget kan, ada asuransi yang bisa kita beli mulai dari Rp10.000 per bulan aja? Jujur kalau saya sendiri, belum pernah membeli asuransi dengan harga premi Rp10.000. Tapi ini tentu sebuah terobosan agar lebih banyak lagi masyarakat yang memiliki proteksi. Thank you ya @fwd_id & @traveloka.

Selengkapnya sudah saya ulas di blog. Plus, ada sedikit ulasan chit chat dengan dr. Falla Adinda yang bahas juga tentang resiko penyakit kanker untuk masyarakat Indonesia. Mampir ya di ideannisa.com

#FWD #AsuransiMudahBeneran

Instagram post 17873375798052308
Menurut Mbak Githa Argasasmita, seorang financial planner, bukan hanya darurat saja yang
penting untuk kita siapkan, apalagi di masa pandemi seperti sekarang ini.

Asuransi kesehatan dan asuransi jiwa juga penting banget untuk dipersiapkan supaya hidup kita dan keluarga lebih terproteksi.

Tapi sayangnya, banyak masyarakat Indonesia yang belum punya asuransi jiwa dan asuransi
kesehatan gara-gara males ngurus, males baca polis, dan tiap kali butuh urus-urus adminitrasi harus ke kantor asuransinya.

Well, sekarang udah ada cara gampangnya. Kalau kamu mendaftar sebagai nasabah @fwd_id  udah ada fitur eServices di aplikasi FWD MAX yang memudahkan kita urus-urus asuransi. Gak ada lagi tuh alasan ribet atau males keluar rumah buat mengurus asuransi.

Kebetulan, Jumat 16 Oktober 2020, saya ikutan Virtual Blogger & Media Online. Kita bahas apa itu eServices dan apa saja manfaatnya? Termasuk beberapa tips keuangan dari Mbak Githa Argasasmita.

Simak di blogpost terbaru saya, ya!
#FWD #FWDMax #FWDBeda


2021 blog by annisa Design by SkyandStars.co
Back Top

Copyright © 2021 · Yoon Theme on Genesis Framework · WordPress · Log in