• Home
  • About Me
  • Travelling
  • Beauty
  • Finance
  • Personal Thought
  • Welcome!
    • About Me
    • Annisa’s Tumblr
    • Personal Thought
    • Pernikahan
    • Beauty

Ideannisa

Personal Blog by Finastri Annisa

Pernikahan

CERITA PERNIKAHAN : MENYIAPKAN MENTAL DARI SEGALA KOMENTAR ORANG

January 13, 2019 Comment : 1

Hampir 2 tahun sebelum tanggal menikah, saya dan suami sudah mempersiapkan hitung-hitungan terkait budget dan kebutuhan acara resepsi pernikahan. Aslinya, bisa-bisa saja menikah saat itu juga. Kami hanya tinggal pergi ke KUA dengan restu orang tua dan memenuhi segala rukun-rukun pernikahan dalam islam, semuanya selesai. Tapi ternyata tak semudah itu, Ferguso….Ada permintaan orang tua, permintaan keluarga, permintaan sanak saudara nun jauh disana. Bahkan ada juga anggota keluarga jauh yang sebetulnya tidak terlalu dekat pun, ingin ikut ambil keputusan di pernikahan ini.

Tapi tahap pertama mempersiapkan mental menjelang pernikahan adalah menghadapi orang tua. Saya di keluarga adalah anak pertama dari dua bersaudara. Suami saya anak kedua dari tiga bersaudara dan kakaknya sudah menikah. Dari pengalaman saya, pihak suami tidak terlalu banyak menuntut atau request segala macam. Tapi biasanya, permintaan ini banyak dari keluarga wanita. Untungnya, Orang tua saya bukan yang permintaannya aneh-aneh juga. Prinsipinya, mengadakan acara yang layak, tidak memalukan keluarga, dan sebisa mungkin sih nggak jadi bahan omongan keluarga besar atau tetangga. Alasannya, ya malu kan kalau jadi omongan.

Persoalannya, menghadapi omongan orang tentunya tidak akan selesai-selesai. Bagi tetangga yang ukurang ekonominya high class ya pasti pesta sederhana pun bisa saja jadi omongan. Cateringnya mungkin kurang pas di lidah, kok biasa saja kok begini kok begitu. Atau bagi orang-orang islam tertentu, bisa juga jadi omongan, katanya ngerti agama, kok nikahan gak ada hijabnya, tamu laki-laki dan perempuan bercampur? Kalau kata orang-orang yang mungkin memegang teguh adat, juga pasti ada omongan, aneh kok pernikahan gak ada acara adatnya. Katanya orang Indonesia, darah Sumatera dan Sunda, nggak ada sama sekali sih.

Awalnya, Ayah saya sempat meminta untuk mengadakan acara sesuai dengan adat Batak. Kebetulan, Ayah saya asli sana dan keluarga di Sumatera pasti meminta untuk acara tersebut dilaksanakan. Dan harus tau nih, acara adat Batak itu kalau diturutin bisa habisin waktu lebih dari 2 hari (di luar acara resepsi). Belum lagi, baju adat yang dikenakan biasanya lebih mahal dan ribet juga. Dan ternyata alasan Ayah saya saat itu lebih ke menghargai keluarga dan khawatir jika nanti keluarga ngobrolin di belakang karena tidak ada acara adat.

Ibu saya pun juga sama, sempat meminta ada seragam keluarga, ada tambahan menu, ada tambahan ini itu, jumlah undangan yang diperbanyak, yang membuat saya akhirnya sempat bingung dalam mengatur budget. Tapi, seiring berjalan waktu dan tentunya sedikit perdebatan juga pertengkaran kecil diantara kami, semua bisa selesai dengan baik-baik. Semuanya saya komunikasikan dan clear setahun sebelum acara pernikahan. Iya, bayangkan ya persiapan menikah aja sampai dua tahun sebelumnya. Hehehe.

Dari situ, saya menjelaskan, bahwa budget saya dan suami tidak cukup. Kami hanya bisa membayar untuk kebutuhan Gedung Sederhana, Catering dengan total 700-800 porsi tidak lebih, dan kebutuhan inti lainnya. Apalagi, hampir 90% dana pernikahan adalah uang saya dan suami. Keluarga hanya mensupport yang kecil-kecil saja. Itupun saya bersyukur Alhamdulillah, karena banyak yang peduli dan sayang sama kami.

Ya, hal itu semua sudah saya prediksi sejak awal sebelum menikah. Bagi saya dan suami saat itu, kami bisa menikah, menjadi pasangan halal, bisa mengundang sahabat terdekat dan keluarga rasanya sudah bersyukur. Maklum saja, 8 tahun saling mengenal dan menjalin hubungan, rasanya ingin kami sudahi dengan berlabuh di pelaminan dan segera hidup bersama mengarungi kehidupan. Bukankah begitu keinginan setiap orang yang saling mencintai? Wkwkw.

Tetapi, menyiapkan mental menghadapi omongan orang ini bukan hanya untuk saya dan suami. Tapi juga untuk keluarga. Khususnya, Ibu saya. Karena menurut saya Ibu saya lah yang paling dekat dan berpengaruh untuk saya ambil keputusan. Untuk itu, saya pernah sedikit berdebat dengan Ibu saya sendiri soal acara pernikahan. Kemudian, saya memberanikan diri untuk bilang :

“Kenapa harus ada ini itu? Apa karena mamah takut diomongin orang kan? Takut kalau nanti digossipin dibelakang? Memang kenapa harus takut diomongin, toh juga mereka nggak tahu kita bahagia-bahagia aja? Mereka juga nggak tau kan, rezeki kita ini gimana? Bukannya yang paling penting itu berkah dan halal ya, dan restu Mamah sama Papah? Kalau itu udah ada, kenapa harus pusing mikirin orang? Memang orang yang ngomongin kita, udah pasti mereka lebih bahagia? Nggak jamin juga. Paling bertahan ya mereka ngomongin 1 bulan, kalau dua bulan masih ngomongin itu tandanya mereka nggak ada kerjaan sih.

Hahaha, agak ngegas juga nih anak ngomongnya. Tapi bagi kami berdua ini hal biasa, karena keluarga kami sering blak-blakan dan ngomong apa adanya. Tapi jujur, itu kalimat-kalimat yang saya utarakan ke Ibu saya. Kami bukan nggak pernah berantem, berdebat, dan diem-dieman. Pernah! Tapi yang pasti saya selalu utarakan, kalau apapun yang terjadi semuanya saya ingin bahagiakan orang tua juga. Saya nggak ingin orang tua ribet mikirin hal-hal seperti ini. Sudahlah, yang penting menikmati acara dan melihat anaknya bahagia. Dan akhirnya, seiring berjalan waktu Ibu saya pun mulai tidak peduli dengan omongan Ibu-Ibu yang suka bergosip ria. Walaupun kami sering berbeda pendapat dan sering ribut karena urusan ini, apapun yang terjadi saya selalu sampaikan ke Ibu saya. Walaupun uang untuk persiapan menikah adalah dari saya dan suami, saya selalu libatkan Ibu saya untuk yang terbaik. Selain karena minta saran, itu juga sebagai wujud saya menghormati Ibu saya yang ternyata beliau sangat senang ikut mempersiapkan acara.

Menyiapkan mental seperti ini, tentu saja bukan hal mudah tapi bukan berarti tidak bisa dilakukan. Sejak awal, saya dan suami sudah berpikir tentang pernikahan bahkan sejak kami menyatakan ada rasa satu sama lain (itu masih kuliah semester-3 lho.., hahaha). Ya memang substansi pernikahan adalah dimana saat kita mulai hidup bersama, mendukung satu sama lain, menyelesaikan persoalan yang ada dalam hidup, dan bersama-sama mencapai tujuan hidup. Resepsi pernikahan, hanya setitik dari perjalanan hidup dan rumah tangga yang akan dibangun. Lantas, bagi kami yang budgetnya pas-pasan dan bukan juga berasal dari keluarga yang bisa mensupport utuh ekonomi menjelang pernikahan, tentunya nggak ada hal yang mengharuskan kami buat pesta mewah, megah, dan menjadi kesan “WOW” bagi semua yang hadir. Cukup menjamu mereka, ungkapan rasa terimakasih karena telah hadir dan mendukung kami. Itu saja.

Ketika ada yang ngomongin atau bahkan jadi obrolan keluarga, kami sudah siapkan semua itu. Lagipula, kalau soal diomongin orang atau nggak, sebenarnya bukan hanya saat menjelang pernikahan. Setelah menikah pun pasti ada saja omongan orang. Entah itu soal pekerjaan suami, pekerjaan istri, rencana punya momongan, soal punya rumah atau tidak, dsb. Untuk itu, saya rasa saat mempersiapkan pesta yang sesuai budget kami dan pastinya ada kekurangan disana-sini, We don’t care! Tanpa mengurangi rasa hormat, khususnya untuk keluarga terdekat. Yang penting, kami tidak menyalahi aturan pernikahan-nya Tuhan, tidak merugikan orang lain, dan tidak menyusahkan juga. Ya, kami siap menghadapi semua itu.

Untuk itu, berikut adalah beberapa hal dari saya untuk mempersiapkan mental menjelang pernikahan, agar kita tidak termakan omongan orang dan jadi EMOSI gara-gara hal tersebut. Semoga bisa membantu, bagi kalian yang sedang mempersiapkan pernikahan ya.

1.   Buat Konsep Pernikahan Ala Sendiri

Sebelum kita mendengar berbagai masukan dan komentar orang lain terhadap pernikahan kita, sebaiknya kita buat konsep pernikahan kita sendiri. Jika perlu melibatkan orang tua, tidak masalah, tetapi yakinilah bahwa konsep kita sendiri pasti akan membuat kita lebih puas dan bahagia. Konsep pernikahan sendiri ini, sangat penting apalagi jika budget pernikahan banyak ditanggung oleh kedua pasangan, bukan keluarga. Konsep ini sebagai patokan, sehingga kita bisa memilah mana komen dan saran orang lain yang bisa kita terima dan tidak. Jika tidak bisa, tinggal hempaskan saja kawan!

2.   Jangan Bandingkan diri Kita dengan Orang Lain

Kalau kita hanya bisa membuat pesta sederhana, dengan makanan sekadarnya dan kondisi yang sebisanya, ya syukuri saja. Jangan bandingkan diri kita dengan orang lain. Ya misalnya saja nih, saya membandingkan pesta yang akan saya buat dengan Mbak Raisa dan Mas Hamish Daud. Ya jelas jauh lho, Marimar… Mbak Raisa ini, penghasilannya saja berapa. Tamu undangan pentingnya juga segambreng. Lah saya? Ya begitu contohnya ya. Intinya, setiap orang punya kondisi masing-masing. Pesta mewah itu bukan standart dan begitupun dengan pesta sederhana bukan juga sebagai standart. Intinya, sesuai dengan kemampuan orang tersebut.

3.   Fokus dengan Apa yang Kita Miliki dan Tujuan Masa Depan

Pesta atau Resepsi pernikahan ini hanya sebentar saja. Sisanya adalah masa depan yang membentang dihadapan mata kita bersama suami. Jadi, fokus saja dengan apa yang kita miliki dan siapkan masa depan terbaik. Energi kita jangan habis dengan apa yang dikatakan orang lain, karena omongan orang lain bak Anjing Menggonggong Kafilah Berlalu. Siapkan saja rumah tangga yang sudah ada dihadapan mata.

4.   Komunikasi yang Intensif dan Heart to Heart pada Orang Tua

Awal-awal mempersiapkan pernikahan, saya sering nge-gas ke orang tua, khususnya Ibu. Lama-lama saya ngerasa sering bersalah dan berdosa karena sering memaksanakan kehendak. Nah intinya, mengikuti kehendak kita itu sah-sah saja, tetapi coba bicara yang heart to heart pada orang tua. Saat coba berbincang dengan Ibu, saya coba cari momentum yang pas, mood yang sedang bagus, dan pastinya bikin suasana yang nyaman dulu. Sambil makan atau ngeteh misalnya. Makanya, sejak sering ngegas saya rubah komunikasi saya lebih nyantai dan coba jelaskan pelan-pelan kondisinya. Alhamdulillah, diberikan kelancaran.

5.   Buat Kebahagiaan Sendiri, Karena Kita Tidak Bisa Membahagiakan Semua Orang

Ya, sebagai manusia, kita nggak bisa membahagiakan semua orang. Kalau resepsi atau pesta pernikahan kita ada kurang-kurangnya, ya memang kita nggak bisa seperfect itu, nggak bisa bikin semua orang senang. Setidaknya, kita senang karena sudah sah sebagai suami istri. Pasti ada orang tua yang senang, anaknya sudah menikah, keluarga dekat yang mendoakan dan sahabat yang juga berbahagia. Kalau ada orang yang julid atau nyinyir, say good bye saja. Doakan semoga dia mendapatkan kebahagiaan lainnya, walau bukan di tempat resepsi pernikahan kita.

6.   Anggap Saja Ini Latihan

Ya, anggap saja ini latihan. Setelah menikah pasti akan ada juga kok berbagai komentar dari orang lain yang pasti nggak enakin di hati kita. Tapi jangan diambil hati dan dibawa perasaan, karena ingat 5 hal diatas ya! Hidup kita bukan milik orang lain, jadi jangan bawa apa yang orang lain katakan apalagi Cuma selentingan saja masuk kedalamnya.

****

Jreng jreng jreng…..Tibalah hari H pernikahan kami. Saat di pelaminan semua nampak bahagia dan berjalan dengan lancar saja. Tidak terdengar di telinga kami omongan-omongan orang. Alhamdulillah lancar dan tentunya proses pernikahan ini adalah moment yang kami tunggu sejak lama. Bahkan testimoni positif dari teman-teman dan keluarga juga kami terima. Seperti, cateringnya enak, memuaskan, dekorasinya bagus, pengantinnya cantik, souvenirnya lucu, dsb. Tapi, setelah pernikahan selesai ya ada dong omongan-omongan dan komentar orang itu terdengar, bagai netizen julid yang maha benar. Hehehe.

“Itu pengantinyya agak gemuk, nggak diet apa ya sebelum menikah”

“Kok maharnya sedikit amat!”

“Aneh banget itu acara nggak ada adat. Katanya orang Batak keluarganya”

“Prosesi pernikahannya kok begitu sih, salah itu deh kayaknya. Pilihan WO nya sih kayaknya nggak sesuai”

“Saya nggak diundang tuh, nggak tau mungkin nggak inget kali….”

“Kok Pilihan tanggalnya, bulan Muharam sih. Muharam kan………”

“Kok….

“Kok….

“Kok…….”

Dan beragam kok-kok lainnya yang pastinya saat saya mendengar hal itu, We don’t care about it! Mohon maaf kalau ada kekurangan dan salah-salah. Yang terpenting, hari ini kami sudah bersama dan ada tujuan yang harus kami capai. Terus gimana dengan komen-komen itu? Ya, itu Cuma komen lewat yang tidak perlu di follow up. Nanti juga mereka lupa dan capek sendiri. Mungkin saja saat itu, mereka sedang Gabut alias gak ada yang dikerjain. Bye…

Previous:
INDONESIA SIAP SAMBUT TAHUN 2019 SEBAGAI TAHUN KUALITAS SDM
Next:
CERITA PERNIKAHAN : MEMANTAPKAN HATI UNTUK MENIKAH

You might also enjoy

CALON MANTEN HARUS TAHU: 5 ANGGARAN UNTUK PESTA PERNIKAHAN BERKESAN
REVIEW BUKU ANTI PANIK PERNIKAHAN, UNTUK YANG SEDANG MEMPERSIAPKAN DIRI MEMBANGUN BAHTERA RUMAH TANGGA
Tampil Spesial di Hari Istimewa dengan Kain Batik Khas Indonesia

Comments

  1. Elsa says

    January 18, 2019 at 6:34 am

    Huaaa! Thank you for sharing kak. Ini semakin menguatkan kalo pesta tuh yaaa buat sehari doang, sebagai org batak juga banyak bgt ketakutan yg muncul huhu

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

About Me

About Annisa

Annisa is blogger who loves writing about lifestyle, life experiences, personal thought, and everything that i want. As digital strategist at non profit organization and digital consultant for another social community, i care for humanity and universality. Annisa can contacted by e-mail finastricha@gmail.com.

Follow Annisa

Community

Blogger Perempuan

beautynesia blogbeautynesia

SEARCH

Read this blog at your mail

Enter your mail

Top Post

  • 15 PERTANYAAN RANDOM TENTANG DIRI SENDIRI
    15 PERTANYAAN RANDOM TENTANG DIRI SENDIRI
  • 25 PERTANYAAN QnA UNTUK LEBIH MENGENAL SAHABAT
    25 PERTANYAAN QnA UNTUK LEBIH MENGENAL SAHABAT
  • Review : Wardah Purifying Facial Serum (Untuk Kulit Wajah Berminyak)
    Review : Wardah Purifying Facial Serum (Untuk Kulit Wajah Berminyak)
  • Cara Mudah Hilangkan Komedo dengan Biore Pore Pack Black
    Cara Mudah Hilangkan Komedo dengan Biore Pore Pack Black

CATEGORIES

Archives


Instagram post 17851800796724146
Ada sebuah ungkapan, bahwa kita baru menyadari penting dan bernilainya sesuatu, saat hal tersebut hilang atau tiada. Sama halnya dengan kesehatan tubuh, saat sakit datang, terkadang barulah kita sadar bahwa sehat adalah nikmat juga keberkahan dalam hidup yang tidak ada tandingannya. Kita tidak bisa melakukan aktivitas, bekerja, bermain, ataupun berkumpul dengan keluarga, saat sakit harus kita hadapi. Keceriaan yang biasanya terukir, harus berganti dengan perasaan sedih, duka, dan berharap bahwa semua sakit tersebut berganti menjadi sehat. Inilah sebuah cerita tentang bagaimana saya memulai kembali hidup sehat, untuk hidup yang lebih aktif dan produktif dengan dukungan #KebaikanAlami dari Herbadrink.

Selengkapnya, klil kink di bio ya. Tulisan terbaru di blog ideannisa.com

Instagram post 18118163428041581
Suatu hari di tahun 2016, saya pernah menawarkan diri menjadi penulis di salah satu platform freelancer. Setelah beberapa hari, pihak pemberi job mengirimkan email bahwa saya terpilih. Saya sangat bersemangat sampai pihak pemberi job memberi tahu angka penawaran mereka. Coba tebak berapa harga 1 tulisan saya saat itu? Dua belas ribu rupiah untuk minimal 1.200 kata!

Jumlah kata itu kurang lebih dua halaman A4. Bukan jumlah yang sedikit, dan belum termasuk mikir isi kontennya. Selain itu, saya harus memasukkan keyword, membuat meta description, memasukkan internal link dan riset tentang konten tersebut. Ketentuan lainnya, saya baru akan dibayar jika saya telah menyelesaikan minimal 10 artikel. Itupun jika ditotal, hanya Rp. 120.000 rupiah saja untuk 20 halaman A4.

Banyak temen saya yang ngomong, "lah Nis kok mau sih dibayar segitu rendahnya?" Dulu mungkin miris ya, tapi sekarang sih saya cengar cengir aja.

Selama menjalani proses tsb hingga akhir 2017, saya sudah menghasilkan lebih dari 400 artikel. Beberapa diantaranya ada di Top Search Google, tepat di halaman pertama bagian teratas. Tanpa sadar, setahun lebih saya berproses tidak hanya menjadi penulis, tetapi menulis dengan standar SEO. Meskipun sering ketiduran di laptop, proses ini menjadi salah satu titik balik saya.

Tahun 2018, saya memutuskan untuk naik level mengelola blog pribadi. Saya berproses pelan-pelan, hingga akhirnya beberapa kali mendapatkan tawaran kerjasama dengan brand, dengan rate yang berpuluh-puluh kali lipat dari rate awal saya saat jadi freelancer. Bukan proses yang mudah, apalagi saya juga fulltime bekerja.

Alhamdulillah, sepertinya Allah ingin saya naik level lagi. Tahun 2019 ini penuh tantangan. Saya tidak hanya menulis, tetapi mulai mengelola project bernilai puluhan juta. Beberapa bahkan ada yang dibayar dengan Dollar. Saya bisa menentukan rate saya sendiri. Masih kecil sih, dibandingkan dengan agency besar tentunya. Namanya juga berproses, yang penting jalani dulu aja.

Well, itu semua hasil konsistensi. Gak ada yang instan dan tiba-tiba. Kadang sering diluar dugaan, tapi saya bersyukur pernah melewati masa2 sulit tersebut. Selamat berjuang untuk semua. Yuk, terus naik level!

Instagram post 18012057235248359
Ada sebuah kondisi dimana kita kadang ngerasa ketinggalan. Lalu muncul pertanyaan, am i left behind?
.
Tentu saja, perasaan ini juga pernah saya alami. Misalnya, saat sedang belajar dan merintis karir tapi saya gak ngerti mau apa sih sebenarnya yang dicapai, seperti masih blank atau buta arah. Atau saat melihat orang yang kita figurkan di bidang yang sedang digeluti, di satu sisi jadi semangat untuk menjadi seperti mereka tapi di satu sisi kita jadi "lemes" karena merasa banyak sekali hal harus dikejar untuk bisa jadi seperti mereka. Apalagi kalau yang kita lihat ini adalah teman sebaya, seangkatan, yang gak jauh posisi atau usianya dari kita. Atau juga merasa gagal, sia-sia setelah bertahun-tahun yang lalu bersusah payah, tapi ternyata yang ada salah jalan atau kita harus mengulang dari nol lagi.

Kalau pernah merasakan hal tersebut, ya, kita sama. Tapi ada hal yang membuat saya tak lagi memandang hal tersebut sebagai masalah berarti dalam hidup.

Pertama, karena hidup bukan balapan. Kalau ada yang hebat dan keren lebih dulu, bukan berarti kita gak bisa berproses menjadi seperti itu. Tidak menutup kemungkinan kita pun bisa melampauinya, artinya jauh lebih baik.

Kedua, semua yang pergi ke atas puncak pasti pernah mendaki dari bawah. Gak mungkin tiba-tiba sampai di puncak. So, tenang, berjalan terus walaupun selangkah demi selangkah. Kadang, ada orang yang bisa berjalan dengan cepat, ada juga yang harus pelan-pelan karena menjaga kestabilan nafas dan energinya.

Ketiga, ingat bahwa Allah juga tidak hanya menilai hasil. Proses, konsistensi, dan kesabaran juga bagian dari penilaian-Nya. Terutama niat dan tujuan kita melakukan hal tersebut.

Tenang saja, di dunia ini gak ada manusia yang gak punya masalah. Semua berproses dengan jalan dan ikhtiarnya masing-masing. Jadi fokus saja dengan apa yang jadi tujuan kita. Yuk, jalan lagi!

Instagram post 17854977937582269
Di acara #IHBLimaTahun yang lalu, saya berkesempatan untuk ikutan room tour di Hotel Ibis Styles Simatupang, Jakarta Selatan. Hotel ini punya tema Oasis in Desert. Makanya nih di belakang saya ada hiasan kaktus-kaktus lucu kayak di padang pasir ya. Hotel ini seperti oasis dan Jakarta ibarat padang pasir. Jadi ketemu oasis rasanya seneng banget ya. Hehehe. Walaupun belum sempat menginap di sini, tapi @ibisstylesjktsimatupang sudah menampakkan kenyamanan dan menawarkan fasilitas hotel yang menyenangkan. Terima kasih @ihblogger sudah mengajak saya di acara #ihblimatahun dan mengenalkan saya sama hotel ini.

Selengkapnya tentang hotel ini, saya ulas di blog ya. Link ada di bio atau check langsung pos terbaru ideannisa.com

#IHBLimaTahun #IHBEvent #IHBPositivity #IbisStylesJakartaSimatupang #IbisStyles

Instagram post 17872744087473400
Pecinta produk lokal, sudah pada tahu Whitening & Anti Aging DD Cushion dari Lanore? Ini salah satu cushion pertama yang saya pakai karena sebelumnya lebih suka pakai foundation atau BB Cream aja untuk sehari-hari.

Senengnya sama produk ini, selain berfungsi sebagai make up juga punya fungsi mencerahkan wajah dan anti aging. Jadi paket lengkap dong ya.

Tapi, setelah nyobain cushion dari Lanore ini nampaknya bakalan terus pakai karena coveragenya lumayan oke, light to medium. Beruntusan di wajah lumayan ketutup dan beberapa bekas jerawat juga jadi lebih tersamarkan. Di kulit saya yang berminyak, gak nambah jadi berminyak dan kelihatannya lebih glowing aja.

DD Cushion dari Lanore ini juga mengandung vitamin B3, UVA/B Protector, dan terdapat Ademosine yang bisa membuat kulit jadi lebih natural dan bercahaya. Untuk sehari-hari cocok digunakan karena mengandung SPF 36 PA+++. Selain itu, kalau pakai DD Cushion ini aku jadi gak harus sering-sering touch up, karena lumayan nempel lama.

Untuk shadenya ada 2, yang fair dan beige. Ini aku lagi pake yang beige. Harganya 200 ribu dan bisa beli di Shopee juga.

Ada yang udah pernah cobain juga?  #LANORESHOPEEHiip #DDCushion #BeautyEnthusiast

Instagram post 18100617358071094
Sebagai warga Jakarta, kadang pengen liburan ke luar kota untuk cari suasana baru dan menghilang sebentar dari hiruk pikuk ibu kota. Tapi kadang dilema juga, kalau ke luar kota perjalanannya lumayan memakan waktu dan biaya transportnya juga lumayan. Kalaupun aja ke daerah yang deket-deket kayak Bandung atau Bogor, perjalanan macetnya lumayan banget kadang menguras tenaga dan emosi. Hehehe.

Buat yang nggak punya waktu banyak dan juga biaya yang gak seberapa besar untuk liburan atau refreshing, sebenernya liburan di dalam kota pun bisa banyak yang dilakukan. Selama hampir 5 tahun di Jakarta, saya pun belum banyak eksplore Jakarta, padahal banyak destinasi menarik yang bisa kita hampiri.

Untuk itu, ada beberapa ide dari saya untuk kalian yang mau liburan di Jakarta. Ini saya lakukan kalau lagi bosan di rumah dan pengen suasana baru biar gak itu-itu aja. Yuk check di blog post terbaru saya atau link ada di bio ya!

#TravelokaBlogContest2019 @traveloka @travelokaxperience

Instagram post 18020046910244511
Baru hari Rabu kemarin, rasanya saya seneng banget dan merasa ada kebermaknaan tersendiri dari rutinitas pekerjaan yang selama ini berjalan. Berat rasanya hari itu ketika Manajer saya menugaskan untuk handle event ini. Bukan apa-apa, acara ini temanya wakaf, tema yang lumayan berat dibanding bahas soal zakat atau sedekah. Belum lagi persepsi orang kebanyakan tentang wakaf itu buat orang kaya aja & peruntukannya cuma untuk masjid, makam, atau madrasah.

Tapi saat itu seakan ada energi tersendiri karena teman-teman blogger juga semangat. Acaranya juga kita buat santai sekaligus jalan-jalan keliling aset wakaf Dompet Dhuafa yang ada di wilayah Parung. Kita mampir ke Zona Madina yang terdapat Rumah Sakit untuk dhuafa, masjid, mini market, dan berbagai program pemberdayaan lainnya.

Saat sedang acara berlangsung, salah satu pembicara menyampaikan bahwa wakaf itu bisa dimulai dari nominal 10ribu rupiah saja. Nantinya ini akan dikumpulkan dan menjadi wakaf uang atau wakaf tunai. Peruntukannya bisa untuk bangun aset produktif dan program pemberdayaan ekonomi berbasis wakaf.

Siapa sih yang gak tergiur untuk berwakaf? Pahalanya mengalir abadi. Bahkan dalam sebuah hadist saja, walau kita menyumbang sebesar lubang sarang burung pun, pahalanya Allah bangunkan rumah di surga.

Seketika itu, mas @onosembunglango pun memantik ide dan inisiasi, "Bagaimana kalau blogger-blogger ini bikin gerakan wakaf 10ribu saja. Tiap dapat invoice bisa dipotong 10ribu. Kita kumpulkan dan mudah-mudahan bisa kekumpul 125 juta udah bisa nyumbang untuk lahan produktif"
.
Alhasil group pun ramai. Saya pun antusias. Selesai acara, sore itu saya langsung berpikir bagaimana bisa memudahkan gerakan teman-teman ini.

Well, platform bawaberkah.org pun sungguh menolong. Besok pagi mas Ono pun langsung bikin akun, bikin campaign, dan terkumpulah dana hanya dalam waktu beberapa jam saja.

Ini masih permulaan. Tapi setiap langkah besar selalu dimulai dari langkah kecil. Saya semakin menyadari bawa banyak sekali kebaikan yang bisa kita lakukan, dari pekerjaan atau profesi kita sehari-hari.

Bagi yang ingin bergabung untuk ikut gerakan ini, ada groupnya. Boleh DM aja ya...atau check campaign di bawaberkah.org

Instagram post 17881980748432118
Sejak tahun 2016, awal kali intens ngeblog, saya udah mulai kenal sama @ihblogger. Seneng sekali nemu komunitas ini waktu itu, karena jadi wadah para hijabers/muslimah untuk saling sharing dan berkarya. Di tahun 2019, IHB mulai kembali menghidupkan dengan berbagai acara dan kajian. As member, seneng banget kalau ada komunitas yang banyak banget manfaatnya seperti ini.

Sekarang, Indonesia Hijab Blogger ternyata udah 5 tahun. Alhamdulillah, bisa hadir di acara #IHB5tahun di @ibisstylesjktsimatupang.

Ada mbak @andiyaniachmad yang sharing tentany promote content di social media, mbak @di_ayu yang share tentang content di youtube, kak @fitriaulia_ yang share tentang muslimah berkarya, dan Ummu Balqis yang juga share tentang kemuslimahan. Semuanya bermanfaat banget😁
.
Selain itu, juga bertabur sama hadiah dan goodie bag. Masya Allah... Selamat ya IHB. Barakaullah. Semoga semakin menginspirasi dan banyak manfaat yang bisa diberikan untuk muslimah Indonesia.

#IHBLimaTahun #IHBEvent #IHBPositivity #IbisStylesJakartaSimatupang #IbisStyles

@ihblogger @ibisstylesjktsimatupang @sashaindonesia @capkakitigaid @omdc_official
@kivitz_ @kamiidea @bamedskincare @wardahbeauty @balloontreat


2019 blog by annisa Design by SkyandStars.co
Back Top

Copyright © 2019 · Yoon Theme on Genesis Framework · WordPress · Log in