• Home
  • About Me
  • Travelling
  • Beauty
  • Finance
  • Personal Thought
  • Welcome!
    • About Me
    • Annisa’s Tumblr
    • Personal Thought
    • Pernikahan
    • Beauty
  • Download Freebies

Ideannisa

Personal Blog by Finastri Annisa

Pernikahan

CERITA PERNIKAHAN : MENYIAPKAN MENTAL DARI SEGALA KOMENTAR ORANG

January 13, 2019 Comment : 1

Hampir 2 tahun sebelum tanggal menikah, saya dan suami sudah mempersiapkan hitung-hitungan terkait budget dan kebutuhan acara resepsi pernikahan. Aslinya, bisa-bisa saja menikah saat itu juga. Kami hanya tinggal pergi ke KUA dengan restu orang tua dan memenuhi segala rukun-rukun pernikahan dalam islam, semuanya selesai. Tapi ternyata tak semudah itu, Ferguso….Ada permintaan orang tua, permintaan keluarga, permintaan sanak saudara nun jauh disana. Bahkan ada juga anggota keluarga jauh yang sebetulnya tidak terlalu dekat pun, ingin ikut ambil keputusan di pernikahan ini.

Tapi tahap pertama mempersiapkan mental menjelang pernikahan adalah menghadapi orang tua. Saya di keluarga adalah anak pertama dari dua bersaudara. Suami saya anak kedua dari tiga bersaudara dan kakaknya sudah menikah. Dari pengalaman saya, pihak suami tidak terlalu banyak menuntut atau request segala macam. Tapi biasanya, permintaan ini banyak dari keluarga wanita. Untungnya, Orang tua saya bukan yang permintaannya aneh-aneh juga. Prinsipinya, mengadakan acara yang layak, tidak memalukan keluarga, dan sebisa mungkin sih nggak jadi bahan omongan keluarga besar atau tetangga. Alasannya, ya malu kan kalau jadi omongan.

Persoalannya, menghadapi omongan orang tentunya tidak akan selesai-selesai. Bagi tetangga yang ukurang ekonominya high class ya pasti pesta sederhana pun bisa saja jadi omongan. Cateringnya mungkin kurang pas di lidah, kok biasa saja kok begini kok begitu. Atau bagi orang-orang islam tertentu, bisa juga jadi omongan, katanya ngerti agama, kok nikahan gak ada hijabnya, tamu laki-laki dan perempuan bercampur? Kalau kata orang-orang yang mungkin memegang teguh adat, juga pasti ada omongan, aneh kok pernikahan gak ada acara adatnya. Katanya orang Indonesia, darah Sumatera dan Sunda, nggak ada sama sekali sih.

Awalnya, Ayah saya sempat meminta untuk mengadakan acara sesuai dengan adat Batak. Kebetulan, Ayah saya asli sana dan keluarga di Sumatera pasti meminta untuk acara tersebut dilaksanakan. Dan harus tau nih, acara adat Batak itu kalau diturutin bisa habisin waktu lebih dari 2 hari (di luar acara resepsi). Belum lagi, baju adat yang dikenakan biasanya lebih mahal dan ribet juga. Dan ternyata alasan Ayah saya saat itu lebih ke menghargai keluarga dan khawatir jika nanti keluarga ngobrolin di belakang karena tidak ada acara adat.

Ibu saya pun juga sama, sempat meminta ada seragam keluarga, ada tambahan menu, ada tambahan ini itu, jumlah undangan yang diperbanyak, yang membuat saya akhirnya sempat bingung dalam mengatur budget. Tapi, seiring berjalan waktu dan tentunya sedikit perdebatan juga pertengkaran kecil diantara kami, semua bisa selesai dengan baik-baik. Semuanya saya komunikasikan dan clear setahun sebelum acara pernikahan. Iya, bayangkan ya persiapan menikah aja sampai dua tahun sebelumnya. Hehehe.

Dari situ, saya menjelaskan, bahwa budget saya dan suami tidak cukup. Kami hanya bisa membayar untuk kebutuhan Gedung Sederhana, Catering dengan total 700-800 porsi tidak lebih, dan kebutuhan inti lainnya. Apalagi, hampir 90% dana pernikahan adalah uang saya dan suami. Keluarga hanya mensupport yang kecil-kecil saja. Itupun saya bersyukur Alhamdulillah, karena banyak yang peduli dan sayang sama kami.

Ya, hal itu semua sudah saya prediksi sejak awal sebelum menikah. Bagi saya dan suami saat itu, kami bisa menikah, menjadi pasangan halal, bisa mengundang sahabat terdekat dan keluarga rasanya sudah bersyukur. Maklum saja, 8 tahun saling mengenal dan menjalin hubungan, rasanya ingin kami sudahi dengan berlabuh di pelaminan dan segera hidup bersama mengarungi kehidupan. Bukankah begitu keinginan setiap orang yang saling mencintai? Wkwkw.

Tetapi, menyiapkan mental menghadapi omongan orang ini bukan hanya untuk saya dan suami. Tapi juga untuk keluarga. Khususnya, Ibu saya. Karena menurut saya Ibu saya lah yang paling dekat dan berpengaruh untuk saya ambil keputusan. Untuk itu, saya pernah sedikit berdebat dengan Ibu saya sendiri soal acara pernikahan. Kemudian, saya memberanikan diri untuk bilang :

“Kenapa harus ada ini itu? Apa karena mamah takut diomongin orang kan? Takut kalau nanti digossipin dibelakang? Memang kenapa harus takut diomongin, toh juga mereka nggak tahu kita bahagia-bahagia aja? Mereka juga nggak tau kan, rezeki kita ini gimana? Bukannya yang paling penting itu berkah dan halal ya, dan restu Mamah sama Papah? Kalau itu udah ada, kenapa harus pusing mikirin orang? Memang orang yang ngomongin kita, udah pasti mereka lebih bahagia? Nggak jamin juga. Paling bertahan ya mereka ngomongin 1 bulan, kalau dua bulan masih ngomongin itu tandanya mereka nggak ada kerjaan sih.

Hahaha, agak ngegas juga nih anak ngomongnya. Tapi bagi kami berdua ini hal biasa, karena keluarga kami sering blak-blakan dan ngomong apa adanya. Tapi jujur, itu kalimat-kalimat yang saya utarakan ke Ibu saya. Kami bukan nggak pernah berantem, berdebat, dan diem-dieman. Pernah! Tapi yang pasti saya selalu utarakan, kalau apapun yang terjadi semuanya saya ingin bahagiakan orang tua juga. Saya nggak ingin orang tua ribet mikirin hal-hal seperti ini. Sudahlah, yang penting menikmati acara dan melihat anaknya bahagia. Dan akhirnya, seiring berjalan waktu Ibu saya pun mulai tidak peduli dengan omongan Ibu-Ibu yang suka bergosip ria. Walaupun kami sering berbeda pendapat dan sering ribut karena urusan ini, apapun yang terjadi saya selalu sampaikan ke Ibu saya. Walaupun uang untuk persiapan menikah adalah dari saya dan suami, saya selalu libatkan Ibu saya untuk yang terbaik. Selain karena minta saran, itu juga sebagai wujud saya menghormati Ibu saya yang ternyata beliau sangat senang ikut mempersiapkan acara.

Menyiapkan mental seperti ini, tentu saja bukan hal mudah tapi bukan berarti tidak bisa dilakukan. Sejak awal, saya dan suami sudah berpikir tentang pernikahan bahkan sejak kami menyatakan ada rasa satu sama lain (itu masih kuliah semester-3 lho.., hahaha). Ya memang substansi pernikahan adalah dimana saat kita mulai hidup bersama, mendukung satu sama lain, menyelesaikan persoalan yang ada dalam hidup, dan bersama-sama mencapai tujuan hidup. Resepsi pernikahan, hanya setitik dari perjalanan hidup dan rumah tangga yang akan dibangun. Lantas, bagi kami yang budgetnya pas-pasan dan bukan juga berasal dari keluarga yang bisa mensupport utuh ekonomi menjelang pernikahan, tentunya nggak ada hal yang mengharuskan kami buat pesta mewah, megah, dan menjadi kesan “WOW” bagi semua yang hadir. Cukup menjamu mereka, ungkapan rasa terimakasih karena telah hadir dan mendukung kami. Itu saja.

Ketika ada yang ngomongin atau bahkan jadi obrolan keluarga, kami sudah siapkan semua itu. Lagipula, kalau soal diomongin orang atau nggak, sebenarnya bukan hanya saat menjelang pernikahan. Setelah menikah pun pasti ada saja omongan orang. Entah itu soal pekerjaan suami, pekerjaan istri, rencana punya momongan, soal punya rumah atau tidak, dsb. Untuk itu, saya rasa saat mempersiapkan pesta yang sesuai budget kami dan pastinya ada kekurangan disana-sini, We don’t care! Tanpa mengurangi rasa hormat, khususnya untuk keluarga terdekat. Yang penting, kami tidak menyalahi aturan pernikahan-nya Tuhan, tidak merugikan orang lain, dan tidak menyusahkan juga. Ya, kami siap menghadapi semua itu.

Untuk itu, berikut adalah beberapa hal dari saya untuk mempersiapkan mental menjelang pernikahan, agar kita tidak termakan omongan orang dan jadi EMOSI gara-gara hal tersebut. Semoga bisa membantu, bagi kalian yang sedang mempersiapkan pernikahan ya.

1.   Buat Konsep Pernikahan Ala Sendiri

Sebelum kita mendengar berbagai masukan dan komentar orang lain terhadap pernikahan kita, sebaiknya kita buat konsep pernikahan kita sendiri. Jika perlu melibatkan orang tua, tidak masalah, tetapi yakinilah bahwa konsep kita sendiri pasti akan membuat kita lebih puas dan bahagia. Konsep pernikahan sendiri ini, sangat penting apalagi jika budget pernikahan banyak ditanggung oleh kedua pasangan, bukan keluarga. Konsep ini sebagai patokan, sehingga kita bisa memilah mana komen dan saran orang lain yang bisa kita terima dan tidak. Jika tidak bisa, tinggal hempaskan saja kawan!

2.   Jangan Bandingkan diri Kita dengan Orang Lain

Kalau kita hanya bisa membuat pesta sederhana, dengan makanan sekadarnya dan kondisi yang sebisanya, ya syukuri saja. Jangan bandingkan diri kita dengan orang lain. Ya misalnya saja nih, saya membandingkan pesta yang akan saya buat dengan Mbak Raisa dan Mas Hamish Daud. Ya jelas jauh lho, Marimar… Mbak Raisa ini, penghasilannya saja berapa. Tamu undangan pentingnya juga segambreng. Lah saya? Ya begitu contohnya ya. Intinya, setiap orang punya kondisi masing-masing. Pesta mewah itu bukan standart dan begitupun dengan pesta sederhana bukan juga sebagai standart. Intinya, sesuai dengan kemampuan orang tersebut.

3.   Fokus dengan Apa yang Kita Miliki dan Tujuan Masa Depan

Pesta atau Resepsi pernikahan ini hanya sebentar saja. Sisanya adalah masa depan yang membentang dihadapan mata kita bersama suami. Jadi, fokus saja dengan apa yang kita miliki dan siapkan masa depan terbaik. Energi kita jangan habis dengan apa yang dikatakan orang lain, karena omongan orang lain bak Anjing Menggonggong Kafilah Berlalu. Siapkan saja rumah tangga yang sudah ada dihadapan mata.

4.   Komunikasi yang Intensif dan Heart to Heart pada Orang Tua

Awal-awal mempersiapkan pernikahan, saya sering nge-gas ke orang tua, khususnya Ibu. Lama-lama saya ngerasa sering bersalah dan berdosa karena sering memaksanakan kehendak. Nah intinya, mengikuti kehendak kita itu sah-sah saja, tetapi coba bicara yang heart to heart pada orang tua. Saat coba berbincang dengan Ibu, saya coba cari momentum yang pas, mood yang sedang bagus, dan pastinya bikin suasana yang nyaman dulu. Sambil makan atau ngeteh misalnya. Makanya, sejak sering ngegas saya rubah komunikasi saya lebih nyantai dan coba jelaskan pelan-pelan kondisinya. Alhamdulillah, diberikan kelancaran.

5.   Buat Kebahagiaan Sendiri, Karena Kita Tidak Bisa Membahagiakan Semua Orang

Ya, sebagai manusia, kita nggak bisa membahagiakan semua orang. Kalau resepsi atau pesta pernikahan kita ada kurang-kurangnya, ya memang kita nggak bisa seperfect itu, nggak bisa bikin semua orang senang. Setidaknya, kita senang karena sudah sah sebagai suami istri. Pasti ada orang tua yang senang, anaknya sudah menikah, keluarga dekat yang mendoakan dan sahabat yang juga berbahagia. Kalau ada orang yang julid atau nyinyir, say good bye saja. Doakan semoga dia mendapatkan kebahagiaan lainnya, walau bukan di tempat resepsi pernikahan kita.

6.   Anggap Saja Ini Latihan

Ya, anggap saja ini latihan. Setelah menikah pasti akan ada juga kok berbagai komentar dari orang lain yang pasti nggak enakin di hati kita. Tapi jangan diambil hati dan dibawa perasaan, karena ingat 5 hal diatas ya! Hidup kita bukan milik orang lain, jadi jangan bawa apa yang orang lain katakan apalagi Cuma selentingan saja masuk kedalamnya.

****

Jreng jreng jreng…..Tibalah hari H pernikahan kami. Saat di pelaminan semua nampak bahagia dan berjalan dengan lancar saja. Tidak terdengar di telinga kami omongan-omongan orang. Alhamdulillah lancar dan tentunya proses pernikahan ini adalah moment yang kami tunggu sejak lama. Bahkan testimoni positif dari teman-teman dan keluarga juga kami terima. Seperti, cateringnya enak, memuaskan, dekorasinya bagus, pengantinnya cantik, souvenirnya lucu, dsb. Tapi, setelah pernikahan selesai ya ada dong omongan-omongan dan komentar orang itu terdengar, bagai netizen julid yang maha benar. Hehehe.

“Itu pengantinyya agak gemuk, nggak diet apa ya sebelum menikah”

“Kok maharnya sedikit amat!”

“Aneh banget itu acara nggak ada adat. Katanya orang Batak keluarganya”

“Prosesi pernikahannya kok begitu sih, salah itu deh kayaknya. Pilihan WO nya sih kayaknya nggak sesuai”

“Saya nggak diundang tuh, nggak tau mungkin nggak inget kali….”

“Kok Pilihan tanggalnya, bulan Muharam sih. Muharam kan………”

“Kok….

“Kok….

“Kok…….”

Dan beragam kok-kok lainnya yang pastinya saat saya mendengar hal itu, We don’t care about it! Mohon maaf kalau ada kekurangan dan salah-salah. Yang terpenting, hari ini kami sudah bersama dan ada tujuan yang harus kami capai. Terus gimana dengan komen-komen itu? Ya, itu Cuma komen lewat yang tidak perlu di follow up. Nanti juga mereka lupa dan capek sendiri. Mungkin saja saat itu, mereka sedang Gabut alias gak ada yang dikerjain. Bye…

Previous:
INDONESIA SIAP SAMBUT TAHUN 2019 SEBAGAI TAHUN KUALITAS SDM
Next:
CERITA PERNIKAHAN : MEMANTAPKAN HATI UNTUK MENIKAH

You might also enjoy

Tampil Spesial di Hari Istimewa dengan Kain Batik Khas Indonesia
REVIEW BUKU ANTI PANIK PERNIKAHAN, UNTUK YANG SEDANG MEMPERSIAPKAN DIRI MEMBANGUN BAHTERA RUMAH TANGGA
CALON MANTEN HARUS TAHU: 5 ANGGARAN UNTUK PESTA PERNIKAHAN BERKESAN

Comments

  1. Elsa says

    January 18, 2019 at 6:34 am

    Huaaa! Thank you for sharing kak. Ini semakin menguatkan kalo pesta tuh yaaa buat sehari doang, sebagai org batak juga banyak bgt ketakutan yg muncul huhu

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

About Me

About Annisa

Annisa is blogger who loves writing about lifestyle, life experiences, personal thought, and everything that i want. As digital strategist at non profit organization and digital consultant for another social community, i care for humanity and universality. Annisa can contacted by e-mail finastricha@gmail.com.

Follow Annisa

Community

Blogger Perempuan

SEARCH

Read this blog at your mail

Enter your mail

Top Post

  • 25 PERTANYAAN QnA UNTUK LEBIH MENGENAL SAHABAT
    25 PERTANYAAN QnA UNTUK LEBIH MENGENAL SAHABAT
  • 15 PERTANYAAN RANDOM TENTANG DIRI SENDIRI
    15 PERTANYAAN RANDOM TENTANG DIRI SENDIRI
  • PENGALAMAN KONSULTASI KE DOKTER GIZI, TERNYATA INILAH RESEPNYA AGAR TUBUH LEBIH SEHAT
    PENGALAMAN KONSULTASI KE DOKTER GIZI, TERNYATA INILAH RESEPNYA AGAR TUBUH LEBIH SEHAT
  • PENGALAMAN MENGGUNAKAN L’OREAL PARIS REVITALIFT CRYSTAL MICRO-ESSENCE UNTUK KULIT WAJAH BERMINYAK
    PENGALAMAN MENGGUNAKAN L’OREAL PARIS REVITALIFT CRYSTAL MICRO-ESSENCE UNTUK KULIT WAJAH BERMINYAK

CATEGORIES

Archives


Instagram post 17934028237454721
Sejak kecil, mungkin saat saya sudah masuk TK, ibu saya sering kali membelikan buku-buku cerita bergambar. Mulai dari cerita dari negeri dongeng, kisah-kisah moral, hingga ke kisah-kisah Nabi dan Rasul dalam Islam.

Setiap pergi jalan-jalan, ibu menyempatkan mampir dan mengajak saya ke Toko Buku. Lihat-lihat dan membeli buku yang jadi pilihan saya.

Kebiasaan ini membawa saya jadi senang dengan buku, apalagi sejak mulai lancar membaca. Setiap minggu, saya selalu menagih ibu untuk membelikan majalah Bobo. Kalau ada uang lebih, sesekali saya juga minta dibelikan buku kumpulan cerpen.

Kenangan saat kecil yang suka dengan buku dan sering berimajinasi dengan cerita di dalamnya, membuat saya sadar bahwa saat nanti memiliki anak dan harus berkewajiban mendidik seorang anak, membiasakan anak membaca buku begitu penting.

Mereka tidak akan menyukai buku secara tiba-tiba jika sejak kecil tidak dipancing terlebih dahulu dengan orang tuanya.

Kalau usia saya saat ini masih anak-anak, mungkin aplikasi ini akan jadi salah satu favorit saya dan saya akan minta pada orang tua untuk setiap hari mengizinkan saya membaca buku cerita bergambar lewat aplikasi ini di gadget. Hehehe. Ya, aplikasi buku digital ini bernama Let’s Read.

Di zaman sekarang ini, sebenarnya enak banget. Baik orang tua, guru, pendamping anak, dan anak-anak sangat dimudahkan untuk membaca dan belajar.

Apalagi buku-buku digital yang ada di Let’s Read sangat banyak variannya. Jadi dari satu aplikasi saja, kita bisa memilih jenis cerita apa yang ingin kita bacakan atau anak lihat sendiri melalui aplikasi tersebut.

Anak-anak juga tentu akan senang karena buku digital Let’s Read memiliki gambar ilustrasi yang sangat menarik dan colourfull. Dengan melihat gambarnya saja, mereka sudah bisa berimajinasi dan mendapat wawasan baru.

Yuk ibu-ibu, bunda-bunda kalau mau tahu selengkapnya tentang aplikasi ini, check di blog post terbaru ideannisa.com ya. Selain itu, punya tips apalagi nih biar anak suka baca?

@letsread.indonesia @bloggerperempuan #LetsReadAsia #AyoMembaca #LetsReadxBloggerPerempuan

Instagram post 17880941939028130
Beberapa waktu lalu, di rumah kedatangan si box pink cantik yang udah pasti bisa ketebak dari mana kan? Ya, dari @sociolla.

Kali ini seneng banget, karena punya skincare lengkap untuk merawat kulit supaya lebih terhidrasi.

Jadi isi box ini ada:
❤️ Micellar Water dari @ariul_id
❤️ Body Lotion dari @klorane_idn
❤️ AHC Cleansing Foam dari @koreanaestheticskincare_id
❤️ Hydrating Mist Toner dari @sukinskincare_idn
❤️ Masker dari @mediheal_idn

Super lengkap buat bikin kulit tambah sehat dan lembap.
Tapi jangan salah ya. Supaya kulit bisa terhidrasi dengan baik, gak cukup cuma dengan skincare atau perawatan dari luar aja, tapi juga butuh perawatan dari dalam.

Caranya adalah dengan minum air mineral yang berkualitas dan teruji dengan baik.

Untuk mendukung wanita Indonesia merawat kulit agar selalu merawat kulit dan terhidrasi, Sociolla bersama dengan Aqua Reflections berkolaborasi menghadirkan edisi spesial Sociolla x Aqua Reflections yang botolnya didesign khusus dengan ciri khas Sociolla.

Saya salah satu yang beruntung karena bisa mendapatkan botol @aqua_reflections edisi spesial ini.

Btw, di botol Aqua Reflections x Sociolla ini ada QRCode yang bisa kamu scan juga lho! Ada voucher senilai Rp25.000 untuk belanja di Sociolla.

So, yuk dapetin Aqua Reflectionnya dan belanja skincare favorit kamu untuk menghidrasi kulit di @sociolla.com!

#hydratetoradiate #aquareflectionsxsociolla #sociollaxaquareflections

Instagram post 17892396910792819
Apa pertanyaan yang sering dilontarkan pada pasangan yang sudah menikah lebih dari dua tahun dan belum juga memiliki keturunan?
.
"Belum isi?"
.
"Kenapa belum isi? (Wajahnya sambil kayak bersedih gitu, sambil nepuk-nepuk bahu saya).
.
"Udah dua tahun ya nikah? Yang sabar ya, semangat terus pokoknya! Udah coba minum ini, minum itu..?"
.
Di kesempatan lain, dalam sebuah moment. Ada lagi yang nyeletuk-nyeletuk
.
"Kapan nih, (nyebut nama anaknya) punya temen?"
.
"Kayaknya lo stress deh.."
.
"Lo kerja terus sih, mikirin kerjaan terus, gimana mau jadi"
.
Biasanya sih, saya cuma ketawa. Sambil mengaminkan karena bisa saja emang mereka kasih doa tulus kan. Terus orang-orang ini, menyemangati dan menyuruh bersabar. Sambil ngasih nasihat-nasihatnya.

Ada dua respon sih dari semua itu.

Yang pertama: Terima kasih, sudah memperhatikan dan mendoakan yang terbaik.

Yang kedua, ada satu anggapan dari saya begini.

Kadang, orang lain melihat sepertinya kondisi pernikahan seperti ini menyedihkan. Sudah lebih dari dua tahun menikah belum juga dikaruniai keturunan.

Padahal, realitanya, belum tentu begitu.

Gak selalu, pasangan yang belum memiliki keturunan hidupnya gak sebahagia pasangan yang udah punya keturunan atau keturunan yang banyak.

Yang memiliki keturunan bisa merasa bahagia, bisa juga tidak merasa bahagia. 

Nyatanya ada juga yang stress dan pusing gak karuan setelah memiliki anak, padahal di sisi lain ada yang iri dengan kehidupannya karena ia belum juga dititipkan keturunan.

Menurut saya ini soal mindset dan gimana setiap detik kita bisa bersyukur dengan yang Allah SWT titipkan.

Yang mungkin perlu jadi highlight: life goals dan kebahagiaan masing-masing orang bisa aja berbeda. Gak selalu diukur dengan kacamata dan sudut pandang yang sama.

Jadi, gak semua orang menyedihkan saat belum atau tidak merasakan kebahagiaan yang seperti kita alami. Semua orang hidup dengan versinya, rezekinya, dan jalannya masing-masing.

Termasuk saya dan suami. Ada hikmah dan kebahagiaan lain yang menurut saya, masih Allah berikan untuk kami.

Selagi kita bisa menikmatinya, maka bersyukurlah. Semoga Allah menambah lagi nikmat-nikmat yang lain

Selamat menjalani hidup & bahagia versimu😎

Instagram post 17854740353362128
Mamahku, yang sampai anaknya gede masih suka tanya udah makan atau belum, makan apa, masak apa hari ini? Udah shalat atau belum? Ada aja yang dibawelin tiap ketemu 😂. Dan pastinya selalu berdoa yang terbaik untuk anak-anaknya.

Sebagai anak, mungkin banyak hal yang membuat beliau kecewa atau sedih. Kadang gak sesuai harapan atau keinginan. Tapi, berusaha sekecil apapun yang bisa dilakukan maka akan coba saya lakukan.

Semoga beliau diberikan kesehatan dan kebahagiaan dunia juga akhirat. Aamiinya Rabbal Alamiin.

Selamat Hari Ibu untuk seluruh perempuan dan ibu tangguh negeri ini ❤❤

#hariibu #hariibu2021

Instagram post 17849041115406067
Biasanya berapa lama dalam sehari kamu menatap gadget? Kalau saya, karena tuntutan pekerjaan mungkin bisa lebih dari 6 jam nih sehari.

Apalagi kalau yang ada di layar gadget itu babang Kim Soe Ho, alias Mas Han Ji Pyeong (tim Han Ji Pyeong mana suaranyaa?) Hehehe.

Walaupun itu risiko seorang pekerja digital, menatap layar gadget terlalu lama juga gak bagus. Harus diimbangi dengan mengistirahatkan mata plus konsumsi vitamin atau suplemen mata supaya mata tetap maksimal bekerja maksimal.

Selengkapnya, check di blog terbaru aku yuk di link: https://ideannisa.com/2020/12/01/cara-menjaga-mata-tetap-sehat/

Nah, kalau kamu gimana nih? Berapa lama menatap layar gadget dalam sehari? Dan punya tips tambahan gak biar mata tetap sehat dan gak stress?

Instagram post 18110146072175435
Eh, guys. Mau nanya deh, suka parno gak sih kalau badan tiba-tiba meriang? Apalagi kalau udah bersin-bersin atau batuk. Di tengah pandemi kayak sekarang ini, sedikit aja ada gejala gak enak di badan rasanya suka khawatir. Persis kayak kejadian kemarin, waktu tenggorokan saya sempat sakit. Langsung dalam hati bertanya-tanya, ini kenapa ya? Bukan Covid-19 kan? Untungnya mereda setelah beberapa hari dan gak sampai hilang penciuman.

Tapi kalau terlalu khawatir juga gak baik sih. Mending kita prepare dengan bangun gaya hidup sehat dan bikin hidup kita lebih fit. Misalnya aja, banyakin makan sayur-buah, olahraga ringan setiap hari, jauhi stress, dan lakukan hal yang menyenangkan biar psikis juga sehat.

Selain itu, saya suka tambahin minum suplemen @Vipro-G biar ada booster imun. Soalnya sekarang ini lagi banyak banget aktivitas dan kerja sampai malam. Suplemen ini juga bisa bantu untuk mengurangi radang tenggorokan dan anti radikal bebas.

Tentang pengalaman konsumsi Vipro-G, saya share di blog ya. Check link nya di bit.ly/ideannisa-viprog

Suplemen ini menarik soalnya pas pertama kali lihat, ada foto Raffi Ahmad-nya. Hehehe. Jadi emang ini sesuai dengan orang yang sibuknya kayak Raffi dari subuh-tengah malam.

Kalau kalian sendiri pernah parno-an kayak saya? Hehehe. Gimana cara ngadepinnya?

Instagram post 17900083378625641
Sudah pada tahu belum, kalau sekarang di Traveloka kita udah bisa beli asuransi. Salah satunya adalah beli asuransi dari FWD Life Asuransi Bebas Handal dan Asuransi FWD Cancer Protection, melalui Traveloka Protect.

Asuransi Bebas Handal adalah asuransi kesehatan berbasis syariah yang terjangkau dengan manfaat rawat inap komprehensif. Kontribusinya mulai dari Rp75.000 per bulan dan pilihan manfaat tahunan hingga Rp100 juta.

Sedangkan, FWD Cancer Protection adalah asuransi kanker terjangkau yang memberikan uang pertanggungan 100% saat diagnosis kanker dengan premi mulai Rp10.000 per bulan dan manfaat hingga Rp150 juta.

Waw banget kan, ada asuransi yang bisa kita beli mulai dari Rp10.000 per bulan aja? Jujur kalau saya sendiri, belum pernah membeli asuransi dengan harga premi Rp10.000. Tapi ini tentu sebuah terobosan agar lebih banyak lagi masyarakat yang memiliki proteksi. Thank you ya @fwd_id & @traveloka.

Selengkapnya sudah saya ulas di blog. Plus, ada sedikit ulasan chit chat dengan dr. Falla Adinda yang bahas juga tentang resiko penyakit kanker untuk masyarakat Indonesia. Mampir ya di ideannisa.com

#FWD #AsuransiMudahBeneran

Instagram post 17873375798052308
Menurut Mbak Githa Argasasmita, seorang financial planner, bukan hanya darurat saja yang
penting untuk kita siapkan, apalagi di masa pandemi seperti sekarang ini.

Asuransi kesehatan dan asuransi jiwa juga penting banget untuk dipersiapkan supaya hidup kita dan keluarga lebih terproteksi.

Tapi sayangnya, banyak masyarakat Indonesia yang belum punya asuransi jiwa dan asuransi
kesehatan gara-gara males ngurus, males baca polis, dan tiap kali butuh urus-urus adminitrasi harus ke kantor asuransinya.

Well, sekarang udah ada cara gampangnya. Kalau kamu mendaftar sebagai nasabah @fwd_id  udah ada fitur eServices di aplikasi FWD MAX yang memudahkan kita urus-urus asuransi. Gak ada lagi tuh alasan ribet atau males keluar rumah buat mengurus asuransi.

Kebetulan, Jumat 16 Oktober 2020, saya ikutan Virtual Blogger & Media Online. Kita bahas apa itu eServices dan apa saja manfaatnya? Termasuk beberapa tips keuangan dari Mbak Githa Argasasmita.

Simak di blogpost terbaru saya, ya!
#FWD #FWDMax #FWDBeda


2021 blog by annisa Design by SkyandStars.co
Back Top

Copyright © 2021 · Yoon Theme on Genesis Framework · WordPress · Log in