• Home
  • About Me
  • Travelling
  • Beauty
  • Finance
  • Personal Thought
  • Welcome!
    • About Me
    • Annisa’s Tumblr
    • Personal Thought
    • Pernikahan
    • Beauty
  • Download Freebies

Ideannisa

Personal Blog by Finastri Annisa

Personal Thought

PUNYA FOLLOWERS BANYAK BELUM TENTU JADI INFLUENCER

August 21, 2019 Comments : 29

Istilah influencer sudah saya kenal jauh sebelum social media bermunculan dan benar-benar hits seperti sekarang. Waktu itu di kelas perkuliahan, saat mempelajari tentang komunikasi persuasif, saya pun memahami bahwa ada orang-orang yang mampu memberikan pengaruhnya dengan sumber daya yang dimiliki. Entah karena faktor jabatan yang dimilikinya, kekayaan, skill yang dimilikinya, cara bicaranya yang enak, kharismanya, atau mungkin fisik yang menarik.

Dengan berbagai kelebihan itulah mereka menjadi sorotan, menjadi panutan, dan bahkan menjadi teladan. Apa yang dilakukannya, dibicarakannya, atau diamnya sekalipun bisa membuat orang lain juga ikut melakukan atau ikut tergerak.

Sejak social media semakin hype, istilah influencer pun semakin bermunculan. Mereka adalah yang disebut memiliki pengaruh di social media, salah satunya terlihat dari jumlah followers yang banyak. Indikator lainnya adalah bisa dilihat dari seberapa banyak likes dan comment yang muncul dalam postingan si influencer tersebut. Indikator ini juga yang digunakan oleh brand, agensi, atau pihak-pihak terkait lainnya untuk mengukur kinerja si influencer ini. Biasanya, semakin banyak likes dan comment, maka ratingnya semakin bagus. Untuk itu ada ukuran Engagement Rate, untuk mengukur sejauh apa interaksi influencer dengan followersnya.

Sebagai orang yang juga bergelut di dunia digital, saya pun gak asing dengan influencer bahkan sangat sering berinteraksi dengan mereka yang sering kali disebut influencer ini. Karena untuk kebutuhan marketing dan content, saya pun juga sering mencari-cari mana influencer yang cocok diajak bekerjasama dan membawa nama baik brand.

Fenomena menarik adalah ketika menemukan akun dengan followers yang berpuluh ribu, bahkan ada yang hampir ratusan ribu, tapi saya tidak menemukan ada banyak comment atau bahkan likes yang tidak sebanding dengan followersnya. Secara subjektif, kadang saya juga menilai, dimana letak keunikan atau keunggulan dari postingan tersebut? Atau dari postingan yang di bagikan di social media mereka, saya tidak tahu dimana letak kelebihannya (yang bagian ini, mohon maaf kalau sedikit nyinyir).

Tapi di sisi lain, saya juga pernah menemui ada akun dari seseorang yang followersnya belum mencapai angka 10K (belum bisa swipe-up dong), tapi ketika melihat content yang dibuatnya, saya bisa menikmati dan mendapatkan manfaat. Sebut saja akun @haloterong milik Nahla. Post-nya juga ramai dengan interaksi bersama followers. Bahkan sepertinya lebih banyak didominasi interaksi dengan orang-orang yang memang dekat dengannya secara keseharian. Walaupun tidak kenal tapi saya banyak menikmati karya-karya yang dibuatnya, pemikiran yang disampaikannya, dan termasuk cara dia bertutur.

Saya tidak tahu bagaimana pendapat yang lain. Tapi jika saya sebagai pihak brand, saya lebih tertarik dengan akun seperti ini yang contentnya kuat dan sangat berpotensi untuk menginfluence orang lain walaupun secara followers nggak sampai berpuluh ribu. Bisa saja, memang dia kuat di segmennya, di lingkarannya dia lebih diterima secara kuat.

Dari hal ini, saya jadi semakin sadar bahwa dunia social media ini memang dunia maya. Dunia yang semu dan belum tentu sesuai dengan kondisi real dalam kehidupan nyata. Kalaupun memang punya banyak followers di social media dengan jumlah yang banyak, apa benar kita juga memiliki pertemanan sebanyak itu di dunia real? Apakah benar dalam realitanya, kita bisa benar-benar menginfluence orang banyak dengan apa yang disampaikan dan dilakukan?

Kalau ada akun instagram atau social media lainnya, dengan follower banyak menurut opini saya, belum tentu mereka akan otomatis menjadi influencer. Mungkin orang yang beken atau terkenal di jagat pertemanan instagram iya. Tapi kalau sampai mempengaruhi bahkan membuat banyak orang terpinspirasi, belum tentu. Untuk kebutuhan iklan agar menjangkau lebih banyak audience sebagai bentuk awareness bisa saja dilakukan.

Seseorang yang disebut influencer di dunia nyata, mereka punya sumber daya yang jadi modal atau kekuatan mereka. Hal itu yang membuat orang menjadi pengikut dan terpengaruh dengan apa yang disampaikannya. Jika akun instagram dengan followers puluhan ribu, tapi tidak bisa melakukan hal tersebut, sepertinya kita harus meninjau lebih lanjut lagi karena menjadi influencer tentunya tidak semudah itu.

Saya jadi teringat dengan apa yang disampaikan oleh Jonathan End lewat podcast Inspigo. Kalau memang kita berniat untuk bermain di dunia digital dan social media, fokus saja pada content. Buatlah content yang bagus dan membuat orang lain merasakan manfaatnya. Kalau itu bertema hiburan, ya buatlah orang lain lebih bahagia dengan content tersebut. Kalau itu bertema informasi, buatlah orang lebih banyak tahu dengan content yang kita sebar. Urusan matrix hasil, bisa menjadi viral atau dianggap sebagai influencer, tergantung content yang kita kirim untuk audience. Jadi konsisten saja dengan apa yang kita miliki, value, dan skill yang kita punya.

Any Opinion? Share di kolom komentar ya, untuk opini saya kali ini.

Previous:
NATURE REPUBLIC: PRODUK PERAWATAN KULIT PALING RECOMMENDED
Next:
PENGALAMAN STAYCATION DI HOTEL BEST WESTERN PREMIER THE HIVE CAWANG

You might also enjoy

Mengawali 2017 dengan Domain Baru
6 Cara Agar Menjadi Pribadi yang Lebih Baik
25 PERTANYAAN QnA UNTUK LEBIH MENGENAL SAHABAT

Comments

  1. Valka Kurniadi says

    August 21, 2019 at 7:13 am

    Setuju banget mbak. Idealnya sih semakin banyak followers, semakin besar peluang ia bisa mempengaruhi orang lain. Tapi kenyataannya enggak gitu.

    Selain itu, bukan rahasia lagi sih mbak kalau ada pegiat sosmed yang beli followers. Makanya meskipun followersnya banyak, kita bisa lihat kalau kalau antara interaksi dan followersnya jomplang banget. Enggak semua sih, tapi itu bukan hal yang asing pula.

    Lagi-lagi balik lagi ke konten ya mbak. Sekuat dan semenarik apa konten tersebut dibuat, maka sebesar itu pulalah peluang seseorang mempengaruhi orang lain.

    Reply
  2. sabda awal says

    August 21, 2019 at 9:54 am

    nah kalau influencer ini kan ada kategorinya mbak, pengikut <1k biasanya untuk action, saya lupa sih, kalau oengikut yang udah 1jt biasanya cuma untuk awarness aja ke followernya.

    Nah, adapun untuk ngecek keterlibatan follower bisa pakai calculator engagement, di google banyak mbak, ini salah satu indikator untuk menyewa jasa influencer

    Reply
  3. Rumi says

    August 21, 2019 at 10:36 am

    Sepakat sih, yang paling penting konten dan konsistensi dalam “melahirkan karya” yang bermanfaat, audience bakalan ngiring kok.

    Reply
  4. Sarahjalan_ says

    August 21, 2019 at 12:14 pm

    Seperti yang mbak bilang bahwa mungkin followernya gak banyak namun content nya , like dan interaksinya bagus dengan pengunjung itu memang lebih real…namun mungkin tuntutan dari agensi yg syarat utamanya foll yg buanyaak akhirnya…ya itu…jadi kurang seimbang antara follower dengan like dan koment nya…

    Reply
  5. Fadli Hafizulhaq says

    August 22, 2019 at 4:43 am

    Saya setuju kalau konten itu memang penting. Tapi mungkin bisa dikembalikan ke niatan kita bikin konten, kalau saya sih bikin saja sesuatu yang bermanfaat mau banyak interaksi atau tidak. Popularitas di dunia maya itu sama mayanya dengan dunianya, hehe

    Bahkan ada orang yang demi punya banyak followers, rela beli-beli. Tapi itu ya tergantung masing-masing ya, saya tidak bisa lebih banyak mengomentari.

    Reply
  6. Vivi says

    August 22, 2019 at 7:26 am

    Syukurlah, kalo para pencari influencer skrg tak hanya melirik yg follower banyak.
    Karena bisa aja followernya adalah follower bodrex hejehehhe

    Untuk org yg kek saya ni, follower pas2an tp sebahagian besar adalah orang yg dikenal. Gak mau asal approve follower, dan gak mau asal follow akun twrtentu.

    Tp saya juga ndak suka kunci2 akun…

    Maapkan saya jadi curcol hiks

    Reply
  7. Dyah Ummu AuRa says

    August 22, 2019 at 10:48 am

    Sebenernya sekarang untuk bisa dapat follower banyak mudah saja jika itu gak organik tapi ya itu keliatan intensitas di like dan komennya. Sekarang tergantung niat juga ya mbak. Ada yang bukan karena ingin jadi influencer tapi ke yang lain.

    Reply
  8. Rulogi says

    August 22, 2019 at 4:00 pm

    Betul, influencer tidak dilihat dari seberapa banyak followers dia. Sesuai namanya, influence, berarti siapa yang mampu memberikan pengaruh positif bagi yang berinteraksi dengan dia bisa disebut sebagai influencer.

    Reply
  9. Erfano says

    August 23, 2019 at 3:07 am

    Setuju. Saya punya teman yang followenya sudah puluhan ribu. tapi dia belum jadi influencer karena kontennya masih seputar dia dan belum terlalu bermakna.
    Tapi banyak teman yang punya follower ribuan tapi sudah jadi influencer dan konten konten yang diunggah punya manfaat.

    tapi banyaknya follower tidak lantas keren sih. Kalau aku lihat patokan like dan interaksi. Soalnya ada yang follower di atas 6000 tapi yang ngelike cuma 16 orang, 17. kan sedikit banget he..he…

    Reply
  10. Devi says

    August 23, 2019 at 5:40 am

    Fokus ke content ya mbak. Jika content kita positif dan menjadi inspirasi banyak orang, maka secara nggak langsung kita udah jadi influencer.

    Reply
  11. Heniajaa says

    August 23, 2019 at 10:20 am

    Iya ya mba.
    Kdng sy jg suka liat medsos orang lain ky ig itu.. Kepoo followers ampe puluhan ribu.. Tp ga ada yg menarik ato spesial gt… Sekedar foto tanpa makna ciee bhs sy ketinggian.. Ga ada jg konten yg menarik… Tp yg biasa” aja followersnya justru menarik konten”nya..ya emg ga semua alias disamaratakan… Udh pusing x mba mo eksis di dunia maya yg terlihat serba gemerlap…

    Reply
  12. Shisca Elliza says

    August 23, 2019 at 11:35 am

    Aku setuju banget sama tulisan mba Annisa. Dan aq pun lebih suka liat content bagus,baru tergerak tuk follow.

    Reply
  13. Mugniar says

    August 23, 2019 at 1:37 pm

    Seharusnya jumlah follower tak menjadikan seseorang itu influencer. Namun sayangnya di sisi lain, ABG labil mudah sekali terpengaruh denganjumlah follower yang kesannya identik dengan’mampu mempengaruhi

    Reply
  14. Sapti nurul hidayati says

    August 23, 2019 at 11:39 pm

    Setuju, apalagi follower juga dapat dicari. Saya sendiri lebih nyaman disebut blogger daripada influencer. Karena saya kurang bisa membuat konten menarik di ig.. Hihi..

    Reply
  15. Selvijua says

    August 23, 2019 at 11:41 pm

    Yah begitulah dunia maya, mau followers banyak atau ga, kembali lagi sama yang punya akun dia memanfaatkannya gimana, ga ngoyo juga sih harus banyak like atau komnetar.

    Reply
  16. Bambang Irwanto says

    August 24, 2019 at 12:34 am

    Menarik sekali ulasannya, Mbak Annisa. Makanya saya sering heran, followersnya banyak, tapi kok postingan hanya 10 biji? Bahkan ada yang 4 postingan hehehe.
    Dan saya saat ini masih belajar juga. Makanya sering kepoin akun bagus. Nanti saya juga akan mampir ke haloterong itu Mbak

    Reply
  17. Nurhilmiyah says

    August 24, 2019 at 12:41 am

    Setuju, utamakan kualitas konten ya. Followers kan juga bukan org bodoh yg auto-like or auto-comment setiap yg di-post influencer. Ada critical thinking jg. Nice share, Sis. Tq

    Reply
  18. April Hamsa says

    August 24, 2019 at 9:08 am

    Setuju banget mbak, emang melelahkan kalau liatin follower haha. Aku malah sebenarnya gak terlalu sreg kalau dapat kerjaan posting IG aja, lbh sreg dapat pekerjaan ngeblog krn lbh suka disebut blogger ketimbang instagrammer haha.
    Nanti akan tiba masanya aku tdk aktif di Ig dan ku sedang menunggu masa itu #curcol wkwkwk
    Tentang konten bener banget, konten2 itu akan menemukan penggemarnya sendiri, dan terus terang kalau aku pribadi msh blm konsisten ngisi medsosku kyk apa 🙁

    Reply
  19. Pringadi says

    August 24, 2019 at 10:51 am

    Pertama, mungkin dia beli. Kedua, memang banyak sider. Tapi bisa juga influence itu nggak statis. Awalnya mungkin banyak, tapi dia ga maintenance kedekatan dg followersnya jadi turun deh.

    Reply
  20. Pring says

    August 24, 2019 at 10:52 am

    Pertama, mungkin dia beli. Kedua, memang banyak sider. Tapi bisa juga influence itu nggak statis. Awalnya mungkin banyak, tapi dia ga maintenance kedekatan dg followersnya jadi turun deh.

    Reply
  21. lance rosa says

    August 24, 2019 at 12:23 pm

    bener yang kakak bilang kalau konsistensi itu paling pentingg. karena di lapangan aku bertemu semua org sukses itu krn kekonsistenannya terhadap sesuatu. unggul tak kan berarti tanpa konsistensi.

    Reply
  22. Rachmanita says

    August 24, 2019 at 1:02 pm

    Helloterong ini temen akuh.. Hehehe.. Emang dia cantik dan keren emang ignya… Envy banget…. Dan skrng banyak bgt yg beli followers wkwkkwkw

    Reply
  23. Hida says

    August 24, 2019 at 1:03 pm

    Kalo aku seh lebih ke membuat konten yac. Konten yang bermanfaat walau followers ga banyak. Tapi semua itu mah tergantung dari si pemilik akun mau di bawa kemana sosmednya.

    Reply
  24. Aini says

    August 24, 2019 at 3:14 pm

    Setuju deh sama mbak nisa. Banyak pihak brand yang mengandalkan followers untuk menjadi persyaratan awal, padahal belum tentu real juga. Tapi balik lagi dengan keyakinan ku bahwa setiap orang sudah memiliki rejeki masing-masing. Kalau bukan dari pintu media sosial mungkin dari pintu yang lain. Hehe

    Reply
  25. windhu says

    August 24, 2019 at 4:20 pm

    Menaikkan follower terus dan terus, itu yang biasanya dilakukan oleh seseorang agar bisa menjadi seorang influencer. Semua tetap balik lagi ke konten.Fokus pada content. Jadi, kuncinya memang buat konten yang bagus dan membuat orang lain merasakan manfaatnya. @haloterong yang musik gram itu ya, kak? Dengan jumlah follower sekitar 5000, rata-rata like-nya berkisar 100-200 an untuk foto swipe, kalau video IG cukup besar bisa 1000-1500 tayang,

    Reply
  26. Nanie says

    August 24, 2019 at 4:27 pm

    Nah pertanyaan pentingnya di sini :

    Apakah benar dalam realitanya, kita bisa benar-benar menginfluence orang banyak dengan apa yang disampaikan dan dilakukan?

    Ga jugaa ternyata ya. Semakin banyak membaca tentang influencer ini, Saya jadi Makin paham bahwa ga semudah itu menanamkan pengaruh pada orang lain

    Reply
  27. Ilham Sadli says

    August 24, 2019 at 4:37 pm

    entah kenapa bicara soal followers aku selalu teringat seseorang yang dituduh beli follower karena followersnya lagi banyak memang.

    tapi ofter all, banyak follower tentu tanggung jawab makin besar. Karena salah mengajak bisa saja ada follower yang kemudian melaukan kesalahan karena ajakan kita

    Reply
  28. Qoty Intan Zulnida says

    August 25, 2019 at 4:36 am

    Setuju mbak. Urusan memanage konten medsos ini memang gak bisa dianggap enteng. Karena memang yaaa susah-susah gampang lah. Hehee

    Reply
  29. Kurnia amelia says

    August 26, 2019 at 5:52 am

    Alhamdulillah ada orang yang mewakili suara hati saya haha. Jujur saja saya beberapa kali bekerjasama dengan influencer yang 10 K keatas bahkan ratusan ribu namun herannya jumlah like atau komen itu jauh sekali dari jumlah followersnya nah untuk mengatasi itu biasanya saya cek ERnya dan asli atau palsu followersnya baru rekomendasikan ke klien.

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

About Me

About Annisa

Annisa is blogger who loves writing about lifestyle, life experiences, personal thought, and everything that i want. As digital strategist at non profit organization and digital consultant for another social community, i care for humanity and universality. Annisa can contacted by e-mail finastricha@gmail.com.

Follow Annisa

Community

Blogger Perempuan

SEARCH

Read this blog at your mail

Enter your mail

Top Post

  • 25 PERTANYAAN QnA UNTUK LEBIH MENGENAL SAHABAT
    25 PERTANYAAN QnA UNTUK LEBIH MENGENAL SAHABAT
  • 15 PERTANYAAN RANDOM TENTANG DIRI SENDIRI
    15 PERTANYAAN RANDOM TENTANG DIRI SENDIRI
  • PENGALAMAN KONSULTASI KE DOKTER GIZI, TERNYATA INILAH RESEPNYA AGAR TUBUH LEBIH SEHAT
    PENGALAMAN KONSULTASI KE DOKTER GIZI, TERNYATA INILAH RESEPNYA AGAR TUBUH LEBIH SEHAT
  • PENGALAMAN MENGGUNAKAN L’OREAL PARIS REVITALIFT CRYSTAL MICRO-ESSENCE UNTUK KULIT WAJAH BERMINYAK
    PENGALAMAN MENGGUNAKAN L’OREAL PARIS REVITALIFT CRYSTAL MICRO-ESSENCE UNTUK KULIT WAJAH BERMINYAK

CATEGORIES

Archives


Instagram post 17934028237454721
Sejak kecil, mungkin saat saya sudah masuk TK, ibu saya sering kali membelikan buku-buku cerita bergambar. Mulai dari cerita dari negeri dongeng, kisah-kisah moral, hingga ke kisah-kisah Nabi dan Rasul dalam Islam.

Setiap pergi jalan-jalan, ibu menyempatkan mampir dan mengajak saya ke Toko Buku. Lihat-lihat dan membeli buku yang jadi pilihan saya.

Kebiasaan ini membawa saya jadi senang dengan buku, apalagi sejak mulai lancar membaca. Setiap minggu, saya selalu menagih ibu untuk membelikan majalah Bobo. Kalau ada uang lebih, sesekali saya juga minta dibelikan buku kumpulan cerpen.

Kenangan saat kecil yang suka dengan buku dan sering berimajinasi dengan cerita di dalamnya, membuat saya sadar bahwa saat nanti memiliki anak dan harus berkewajiban mendidik seorang anak, membiasakan anak membaca buku begitu penting.

Mereka tidak akan menyukai buku secara tiba-tiba jika sejak kecil tidak dipancing terlebih dahulu dengan orang tuanya.

Kalau usia saya saat ini masih anak-anak, mungkin aplikasi ini akan jadi salah satu favorit saya dan saya akan minta pada orang tua untuk setiap hari mengizinkan saya membaca buku cerita bergambar lewat aplikasi ini di gadget. Hehehe. Ya, aplikasi buku digital ini bernama Let’s Read.

Di zaman sekarang ini, sebenarnya enak banget. Baik orang tua, guru, pendamping anak, dan anak-anak sangat dimudahkan untuk membaca dan belajar.

Apalagi buku-buku digital yang ada di Let’s Read sangat banyak variannya. Jadi dari satu aplikasi saja, kita bisa memilih jenis cerita apa yang ingin kita bacakan atau anak lihat sendiri melalui aplikasi tersebut.

Anak-anak juga tentu akan senang karena buku digital Let’s Read memiliki gambar ilustrasi yang sangat menarik dan colourfull. Dengan melihat gambarnya saja, mereka sudah bisa berimajinasi dan mendapat wawasan baru.

Yuk ibu-ibu, bunda-bunda kalau mau tahu selengkapnya tentang aplikasi ini, check di blog post terbaru ideannisa.com ya. Selain itu, punya tips apalagi nih biar anak suka baca?

@letsread.indonesia @bloggerperempuan #LetsReadAsia #AyoMembaca #LetsReadxBloggerPerempuan

Instagram post 17880941939028130
Beberapa waktu lalu, di rumah kedatangan si box pink cantik yang udah pasti bisa ketebak dari mana kan? Ya, dari @sociolla.

Kali ini seneng banget, karena punya skincare lengkap untuk merawat kulit supaya lebih terhidrasi.

Jadi isi box ini ada:
❤️ Micellar Water dari @ariul_id
❤️ Body Lotion dari @klorane_idn
❤️ AHC Cleansing Foam dari @koreanaestheticskincare_id
❤️ Hydrating Mist Toner dari @sukinskincare_idn
❤️ Masker dari @mediheal_idn

Super lengkap buat bikin kulit tambah sehat dan lembap.
Tapi jangan salah ya. Supaya kulit bisa terhidrasi dengan baik, gak cukup cuma dengan skincare atau perawatan dari luar aja, tapi juga butuh perawatan dari dalam.

Caranya adalah dengan minum air mineral yang berkualitas dan teruji dengan baik.

Untuk mendukung wanita Indonesia merawat kulit agar selalu merawat kulit dan terhidrasi, Sociolla bersama dengan Aqua Reflections berkolaborasi menghadirkan edisi spesial Sociolla x Aqua Reflections yang botolnya didesign khusus dengan ciri khas Sociolla.

Saya salah satu yang beruntung karena bisa mendapatkan botol @aqua_reflections edisi spesial ini.

Btw, di botol Aqua Reflections x Sociolla ini ada QRCode yang bisa kamu scan juga lho! Ada voucher senilai Rp25.000 untuk belanja di Sociolla.

So, yuk dapetin Aqua Reflectionnya dan belanja skincare favorit kamu untuk menghidrasi kulit di @sociolla.com!

#hydratetoradiate #aquareflectionsxsociolla #sociollaxaquareflections

Instagram post 17892396910792819
Apa pertanyaan yang sering dilontarkan pada pasangan yang sudah menikah lebih dari dua tahun dan belum juga memiliki keturunan?
.
"Belum isi?"
.
"Kenapa belum isi? (Wajahnya sambil kayak bersedih gitu, sambil nepuk-nepuk bahu saya).
.
"Udah dua tahun ya nikah? Yang sabar ya, semangat terus pokoknya! Udah coba minum ini, minum itu..?"
.
Di kesempatan lain, dalam sebuah moment. Ada lagi yang nyeletuk-nyeletuk
.
"Kapan nih, (nyebut nama anaknya) punya temen?"
.
"Kayaknya lo stress deh.."
.
"Lo kerja terus sih, mikirin kerjaan terus, gimana mau jadi"
.
Biasanya sih, saya cuma ketawa. Sambil mengaminkan karena bisa saja emang mereka kasih doa tulus kan. Terus orang-orang ini, menyemangati dan menyuruh bersabar. Sambil ngasih nasihat-nasihatnya.

Ada dua respon sih dari semua itu.

Yang pertama: Terima kasih, sudah memperhatikan dan mendoakan yang terbaik.

Yang kedua, ada satu anggapan dari saya begini.

Kadang, orang lain melihat sepertinya kondisi pernikahan seperti ini menyedihkan. Sudah lebih dari dua tahun menikah belum juga dikaruniai keturunan.

Padahal, realitanya, belum tentu begitu.

Gak selalu, pasangan yang belum memiliki keturunan hidupnya gak sebahagia pasangan yang udah punya keturunan atau keturunan yang banyak.

Yang memiliki keturunan bisa merasa bahagia, bisa juga tidak merasa bahagia. 

Nyatanya ada juga yang stress dan pusing gak karuan setelah memiliki anak, padahal di sisi lain ada yang iri dengan kehidupannya karena ia belum juga dititipkan keturunan.

Menurut saya ini soal mindset dan gimana setiap detik kita bisa bersyukur dengan yang Allah SWT titipkan.

Yang mungkin perlu jadi highlight: life goals dan kebahagiaan masing-masing orang bisa aja berbeda. Gak selalu diukur dengan kacamata dan sudut pandang yang sama.

Jadi, gak semua orang menyedihkan saat belum atau tidak merasakan kebahagiaan yang seperti kita alami. Semua orang hidup dengan versinya, rezekinya, dan jalannya masing-masing.

Termasuk saya dan suami. Ada hikmah dan kebahagiaan lain yang menurut saya, masih Allah berikan untuk kami.

Selagi kita bisa menikmatinya, maka bersyukurlah. Semoga Allah menambah lagi nikmat-nikmat yang lain

Selamat menjalani hidup & bahagia versimu😎

Instagram post 17854740353362128
Mamahku, yang sampai anaknya gede masih suka tanya udah makan atau belum, makan apa, masak apa hari ini? Udah shalat atau belum? Ada aja yang dibawelin tiap ketemu 😂. Dan pastinya selalu berdoa yang terbaik untuk anak-anaknya.

Sebagai anak, mungkin banyak hal yang membuat beliau kecewa atau sedih. Kadang gak sesuai harapan atau keinginan. Tapi, berusaha sekecil apapun yang bisa dilakukan maka akan coba saya lakukan.

Semoga beliau diberikan kesehatan dan kebahagiaan dunia juga akhirat. Aamiinya Rabbal Alamiin.

Selamat Hari Ibu untuk seluruh perempuan dan ibu tangguh negeri ini ❤❤

#hariibu #hariibu2021

Instagram post 17849041115406067
Biasanya berapa lama dalam sehari kamu menatap gadget? Kalau saya, karena tuntutan pekerjaan mungkin bisa lebih dari 6 jam nih sehari.

Apalagi kalau yang ada di layar gadget itu babang Kim Soe Ho, alias Mas Han Ji Pyeong (tim Han Ji Pyeong mana suaranyaa?) Hehehe.

Walaupun itu risiko seorang pekerja digital, menatap layar gadget terlalu lama juga gak bagus. Harus diimbangi dengan mengistirahatkan mata plus konsumsi vitamin atau suplemen mata supaya mata tetap maksimal bekerja maksimal.

Selengkapnya, check di blog terbaru aku yuk di link: https://ideannisa.com/2020/12/01/cara-menjaga-mata-tetap-sehat/

Nah, kalau kamu gimana nih? Berapa lama menatap layar gadget dalam sehari? Dan punya tips tambahan gak biar mata tetap sehat dan gak stress?

Instagram post 18110146072175435
Eh, guys. Mau nanya deh, suka parno gak sih kalau badan tiba-tiba meriang? Apalagi kalau udah bersin-bersin atau batuk. Di tengah pandemi kayak sekarang ini, sedikit aja ada gejala gak enak di badan rasanya suka khawatir. Persis kayak kejadian kemarin, waktu tenggorokan saya sempat sakit. Langsung dalam hati bertanya-tanya, ini kenapa ya? Bukan Covid-19 kan? Untungnya mereda setelah beberapa hari dan gak sampai hilang penciuman.

Tapi kalau terlalu khawatir juga gak baik sih. Mending kita prepare dengan bangun gaya hidup sehat dan bikin hidup kita lebih fit. Misalnya aja, banyakin makan sayur-buah, olahraga ringan setiap hari, jauhi stress, dan lakukan hal yang menyenangkan biar psikis juga sehat.

Selain itu, saya suka tambahin minum suplemen @Vipro-G biar ada booster imun. Soalnya sekarang ini lagi banyak banget aktivitas dan kerja sampai malam. Suplemen ini juga bisa bantu untuk mengurangi radang tenggorokan dan anti radikal bebas.

Tentang pengalaman konsumsi Vipro-G, saya share di blog ya. Check link nya di bit.ly/ideannisa-viprog

Suplemen ini menarik soalnya pas pertama kali lihat, ada foto Raffi Ahmad-nya. Hehehe. Jadi emang ini sesuai dengan orang yang sibuknya kayak Raffi dari subuh-tengah malam.

Kalau kalian sendiri pernah parno-an kayak saya? Hehehe. Gimana cara ngadepinnya?

Instagram post 17900083378625641
Sudah pada tahu belum, kalau sekarang di Traveloka kita udah bisa beli asuransi. Salah satunya adalah beli asuransi dari FWD Life Asuransi Bebas Handal dan Asuransi FWD Cancer Protection, melalui Traveloka Protect.

Asuransi Bebas Handal adalah asuransi kesehatan berbasis syariah yang terjangkau dengan manfaat rawat inap komprehensif. Kontribusinya mulai dari Rp75.000 per bulan dan pilihan manfaat tahunan hingga Rp100 juta.

Sedangkan, FWD Cancer Protection adalah asuransi kanker terjangkau yang memberikan uang pertanggungan 100% saat diagnosis kanker dengan premi mulai Rp10.000 per bulan dan manfaat hingga Rp150 juta.

Waw banget kan, ada asuransi yang bisa kita beli mulai dari Rp10.000 per bulan aja? Jujur kalau saya sendiri, belum pernah membeli asuransi dengan harga premi Rp10.000. Tapi ini tentu sebuah terobosan agar lebih banyak lagi masyarakat yang memiliki proteksi. Thank you ya @fwd_id & @traveloka.

Selengkapnya sudah saya ulas di blog. Plus, ada sedikit ulasan chit chat dengan dr. Falla Adinda yang bahas juga tentang resiko penyakit kanker untuk masyarakat Indonesia. Mampir ya di ideannisa.com

#FWD #AsuransiMudahBeneran

Instagram post 17873375798052308
Menurut Mbak Githa Argasasmita, seorang financial planner, bukan hanya darurat saja yang
penting untuk kita siapkan, apalagi di masa pandemi seperti sekarang ini.

Asuransi kesehatan dan asuransi jiwa juga penting banget untuk dipersiapkan supaya hidup kita dan keluarga lebih terproteksi.

Tapi sayangnya, banyak masyarakat Indonesia yang belum punya asuransi jiwa dan asuransi
kesehatan gara-gara males ngurus, males baca polis, dan tiap kali butuh urus-urus adminitrasi harus ke kantor asuransinya.

Well, sekarang udah ada cara gampangnya. Kalau kamu mendaftar sebagai nasabah @fwd_id  udah ada fitur eServices di aplikasi FWD MAX yang memudahkan kita urus-urus asuransi. Gak ada lagi tuh alasan ribet atau males keluar rumah buat mengurus asuransi.

Kebetulan, Jumat 16 Oktober 2020, saya ikutan Virtual Blogger & Media Online. Kita bahas apa itu eServices dan apa saja manfaatnya? Termasuk beberapa tips keuangan dari Mbak Githa Argasasmita.

Simak di blogpost terbaru saya, ya!
#FWD #FWDMax #FWDBeda


2021 blog by annisa Design by SkyandStars.co
Back Top

Copyright © 2021 · Yoon Theme on Genesis Framework · WordPress · Log in