Suatu hari, saya pernah berdiskusi dengan seorang sahabat. Kebetulan ia adalah partner bisnis sekaligus sahabat dekat saya. Waktu itu, kami sedang merintis bisnis bersama. Penghasilan yang kami dapatkan belum begitu banyak, modal pun belum tertutupi dari hasil keuntungan yang ada.
Sahabat saya saat itu pun bilang, “Bagaimana kalau sebagian keuntungan ini kita sedekahkan saja Gak banyak sih, tapi ya lumayan lah untuk berbagi ke yang membutuhkan di satu yayasan”.
Saat itu saya berpikir dan merasa bahwa keuntungan kami ini masih sedikit, tapi mengapa kita sudah berpikir untuk berbagi pada yang lain? Ada beberapa pikiran yang menghasut dan perasaan sayang terhadap apa yang sudah dihasilkan. Lalu muncul pertanyaan, “Apakah harus sekarang? Apakah tidak bisa nanti?”
Alhasil saya pun sedikit merenung dan mencoba menjernihkan pikiran juga hati. Saat itu saya pun teringat oleh cerita yang pernah saya baca di salah satu content social media Dompet Dhuafa. Isinya bercerita tentang seorang kakek yang bekerja sebagai tukang batu, namun memiliki anak asuh hingga 50 orang lebih. Si kakek tinggal sebatang kara dan pekerjaannya hanya mengumpulkan juga memecah batu. Penghasilannya tentu jauh dengan mas-mas dan mbak-mbak yang kerjanya di SCBD. Hehehe.
Saya yang ragu-ragu untuk berbuat baik itu, kembali menelaah dan mengingat-ngingat tentang kisah si kakek baik hati. Andai kata dia menunda-nunda berbuat baik dan menganggap dirinya tidak mampu untuk bersedekah, mungkin anak asuhnya tidak akan sebanyak ini. Kalau dia merasa hidupnya paling menderita dan paling kekurangan, tidak mungkin ada 50 anak dhuafa yang berterima kasih karena hidupnya di selamatkan oleh si kakek.
Karena sedikit terdiam dan melamun, sahabat saya pun menyadarkan saya. “Eh, jadi gimana? Kamu sepakat untuk mengeluarkan sebagian keuntungan kita untuk sedekah? Ya sedikit dulu aja, biar jadi kebiasaan kan. Kalau udah untung lebih gede, kita ga berat buat ngeluarinnya”, ungkap sahabat saya.
Sesaat setelah itu, saya pun tidak ragu dan merasa yakin akan apa yang sudah sahabat saya katakan. Saya pun juga teryakinkan oleh kisah Kakek pemecah batu yang hatinya seluas samudra dan keikhlasannya tidak tahu sedalam apa. “Oke, kalau gitu! Sedekah segini sih, ga bikin kita jadi bangkrut lah yaaa”. Lalu kami pun tertawa bersama, bersemangat, bahagia.
#BeraniBaik Butuh Kekuatan Hati
Tidak mudah bisa untuk berani berbuat baik. Namun, jika kita punya kekuatan hati dan motivasi yang kuat, semuanya jadi mudah. Jika teringat kisah kakek pemecah batu, rasanya saya juga tidak tahu apa yang mendorongnya hingga melakukan itu semua.
Satu hal yang saya yakini, perbuatan baik apapun pasti akan dibalas oleh Allah SWT dan juga akan menjadi kebaikan yang terus mengalir manfaatnya untuk kita. Energinya akan berubah menjadi kebahagiaan, saat kita melihat apa yang kita berikan untuk orang lain begitu berharga.
Untuk itulah, berbuat baik seperti melakukan kewajiban zakat, sedekah, dan wakaf juga butuh motivasi yang kuat. Jauh dari perasaan takut miskin dan kekurangan. Karena pada hakikatnya, apa yang kita keluarkan tidak sebanding dengan rezeki yang berlimpah yang telah Allah berikan.

Percaya? Dengan uang 10 ribu saja kita sudah bisa bersedekah. Membantu anak-anak yatim dhuafa, membantu pembangunan fasilitas umum, memperbaiki masjid, mendukung perekonomian masyarakat dhuafa, bahkan juga menggerakan roda-roda perekonomian Indonesia. Ya, hanya dimulai dengan 10 ribu saja.
#BeraniBaik dengan dimulai dari Rp10ribu ini adalah salah satu campaign akhir tahun yang diusung oleh Dompet Dhuafa. Saya kembali semangat untuk berbuat baik, lebih dan lebih salah satunya karena mendapatkan pesan luar biasa ini. Dalam benak saya, “Kenapa harus takut? Harga kopi saja kadang jauh lebih mahal dari Rp10ribu. Lantas mengapa ragu untuk mengeluarkan uang yang tidak terasa kalaupun hilang ini?”.
Apa Saja Buah dari #BeraniBaik bersama Dompet Dhuafa?
Dimulai dari Rp10ribu, kita sudah bisa berkontribusi untuk berbagai program yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa. Bagi saya pribadi, berbagi lewat lembaga ini tidak perlu berpikir dua kali. Selain caranya yang mudah (tinggal ke portal donasi saja), pendistribusian dan pelaksanaan programnya pun sangat transparan. Selain itu, jangkauannya ke seluruh indonesia bahkan dunia, sehingga apa yang kita berikan sangat luas manfaatnya.

Di akhir tahun 2021 misalnya, kita bisa berbagi untuk beberapa program seperti:
- Kado Akhir Tahun untuk Pahlawan Keluarga
- Wakaf untuk Ibu
- Indonesia Siap Siaga, bantuan untuk mitigasi dan pasca bencana
- Kado Akhir Tahun untuk Yatim
Saya pribadi sangat dimudahkan dengan adanya campaign #BeraniBaik dari Dompet Dhuafa ini. Kita jadi lebih mudah untuk memilih mana program yang bisa kita bantu, terasa sekali manfaatnya untuk yang membutuhkan, dan bagi kita yang ingin berkontribusi atau berpartisipasi pun menjadi nilai lebih. Kita bisa merasakan kebermaknaannya.
Kita tinggal pilih mana yang sesuai dengan hati kita. Jika bisa membantu semuanya, tentu lebih baik bukan? Tapi ingat bahwa setiap amalan baik kita, bukan saja dinilai dari berapa banyak atau besarnya, tapi dari ikhtiar dan kekuatan hati kita untuk bisa mengamalkannya.
Catatan ini sebenarnya adalah pengingat untuk saya sendiri. Tapi kalau dari kamu ada yang membaca, semoga ini sama-sama bisa menyemangati kita untuk terus #BeraniBaik setiap harinya, ya!
Leave a Reply