Awalnya bagi aku kuliah lagi itu cuma sekedar untuk kredibilitas aja. Nambah network dan gelar S2 siapa tahu bisa ningkatin value. Waktu itu sempat terucap di mulut dan aku share ke teman-teman terdekat kalau aku gak ambi soal nilai. Yg penting lulus aja. Ternyata ga begitu kenyataaanya. Aku seneng banget banyak belajar hal baru, menikmatiRead the Post
Gak Perlu Banyak Teman?
Punya teman banyak banyak gak sama dengan semuanya jadi sahabat. Di dunia ini saya cuma punya 1 sahabat yg benar benar tahu siapa saya dan bagaimana aslinya kehidupan saya. Kami bersahabat sejak SMA di Bandung. Saya di SMA 5 dan dia SMA 8. Kami sebenarnya 1 tempat kuliah, tapi saya masuk duluan karena 1 tahunRead the Post
Tentang Judgmental
Dulu, karena berbagai kondisi, saya terbentuk menjadi orang yang sangat judgmental. Terlebih saat SMA, saya punya seorang kakak kelas laki-laki yang sangat saya figurkan sekali. Kebetulan beliau tergabung dalam beberapa organisasi dan ekskul yang sama dengan saya saat di SMA. Dia sering mengobrol intens dengan saya, bertukar pandangan dan pendapat. Karakternya yg idealis, penuh denganRead the Post
Kehilangan 16 Juta Hingga Belajar Menikmati Slow Living
Hampir satu tahun setengah lebih, hidup saya seperti Whoosh. Super cepat, kilat, dan menuntut ketepatan dalam mengerjakan berbagai hal. Semenjak kuliah lagi mengambil studi magister ilmu manajemen di kampus terbaik negeri ini, kehidupan pun berubah cukup banyak, terutama dalam memanajemen aktivitas. Tuntutan pekerjaan sebagai manajemen akademik di satu sekolah digital di Jakarta, menjadi trainer-pengajar digitalRead the Post
Tentang Pemaknaan Diri
Suatu hari, saya ikut webinar dari salah satu forum. Judulnya saat itu sangat menarik dan menggelitik, yaitu “Dinamika Psikologis Pasangan yang Belum Memiliki Anak”. Waktu itu, tanpa pikir panjang saya pun ikutan dan ternyata ada kurang lebih 300 peserta. Pembicaranya saat itu adalah seorang psikolog yang juga sudah menikah dan belum dikaruniai keturunan padahal sudahRead the Post